8

1.3K 203 19
                                    

"Hyung."

Yoongi menghentikan langkahnya demi menoleh pada Taehyung. Sena pun yang berjalan bersebelahan dengan Yoongi ikut berhenti. Keduanya sama-sama menatap simale omega yang tampaknya ingin mengutarakan sesuatu.

"Ya, Taehyung. Ada apa?" tanya Yoongi sambil mengantongi kedua tangannya dalam saku coat.

"Aku ... mm ... apa aku boleh ... uh bukan, maksudku, aku ... ah kenapa denganku ini...." Taehyung bergumam sendiri sambil mengusap tengkuknya yang menegang.

"Kalau maksudmu ingin melakukan skinship denganoppa, aku tidak masalah," seru Sena, mencoba menebak jalan pikir Taehyung.

"Uh? Ah tidak, bukan itu."

Cukup katakan, Taehyung.

Suara Yoongi di kepalanya seketika membuatnya tenang. Dia pun memejamkan mata sejenak, mengumpulkan keberanian sebelum...

"Hyung, untuk hari ini aku akan membawa Taehyung."

Jungkook mendahuluinya. Ia menoleh ke belakang dengan ekspresi terkejut sekaligus kesal.

"Wae?"

"Ah tenang, aku tidak akan menculiknya. Hanya untuk semalam ini saja, dia akan menginap di tempatku untuk melakukan make over."

"Make over?"

"Ya. Tadi siang sekelompok beta yang katamu mengejarnya itu datang ke restoran dan—"

Belum selesai Jungkook mengadu, tahu-tahu Yoongi menghampiri Taehyung dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

"Kau baik-baik saja? Mereka tidak melakukan sesuatu padamu, 'kan?"

Taehyung mendadak pusing ketika Yoongi memutar-mutar badannya. Dia baru akan protes saat Yoongi tiba-tiba saja menyentuh plester di leher kirinya. Wajahnya seketika memucat saat mendapati tatapan penuh tanya dari Yoongi.

"Ini plester apa?"

Bola mata Taehyung bergerak tidak wajar. Dia ingin menghindari tatapan Yoongi, tapi di satu sisi dia takut kalau Yoongi marah padanya. Pikirannya sedang dirundung dilema hebat. Bagaimana kalau Yoongi kecewa setelah mengetahui kebenarannya?

"Jawab aku, Taehyung. Jawab dengan jujur, atau aku akan memaksamu bicara dengan kekuatanku."

Taehyung mengigit bibir bagian bawahnya. Sesungguhnya, meski Yoongi menggunakan kekuatanwolf demi membuatnya bicara, itu tidak akan mempan. Karena walaupun dia adalah mate Yoongi secara resmi, namun tanda di leher kirinya menunjukkan bahwa ia kini 'dimiliki' oleh beta bernama Ok Taecyeon. Dengan adanya tanda itu, hanya Taecyeon-lah yang bisa membuatnya lemah. Bahkan jika boleh jujur, kehadiran dan sentuhan yang Yoongi berikan di saat fase heat-nya datang, hanya berpengaruh kecil karena tubuhnya lebih menginginkan Taecyeon.

"Hyung—"

"Kau sudah ditandai oleh seseorang?"

Kedua mata Taehyung sontak melebar. Memandang Yoongi terkejut sekaligus ngeri. Ngeri karena tiba-tiba ekspresi Yoongi tampak begitu dingin. "H-hyung—"

"Aku mendengar semua yang ada di pikiranmu, Tae. Kau mengucapkannya sendiri."

Taehyung menggigit bibir bagian bawahnya lebih kuat. Ia tidak peduli apabila bibirnya akan berdarah. Yoongi pun sepertinya juga tidak peduli dengan izinnya saat melepas plester itu. Kekecewaan yang Taehyung bayangkan tadi benar-benar muncul di mata itu.

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini dariku, Taehyung? Apa yang kau pikirkan sebenarnya, hah?! Kenapa hal sepenting ini tidak kau beritahukan padaku sejak awal?!"

Tubuh Taehyung menggigil akibat mengkerut ketakutan. Ia berusaha menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam coat kebesaran Yoongi. Tatapan, suara, bahkan deru napas Yoongi membuatnya ingin mengenyahkan diri. Yoongi kecewa, dia sudah membuat alpha mate-nya kecewa.

"Kau tahu seberapa pentingnya urusan ini Taehyung. Dan kau dengan sengaja menyembunyikan ini dariku, dari mate-mu sendiri. Apakah kau bahkan menganggapku sebagai mate-mu?"

Taehyung buru-buru menatap Yoongi. "Hyung, aku minta maaf. Aku benar-benar menganggapmu sebagaimate-ku. Aku menghormatimu, menghargaimu, menyayangimu—"

"Benarkah? Kalau kau memang menganggapku sebagaimate, kenapa kau tidak memberitahuku soal ini? Sampai kapan kira-kira kau akan menutupinya kalau aku tidak melihatnya sekarang?!"

Taehyung lagi-lagi menggigit bibir bagian bawahnya. "Hyung ... a-aku, aku minta maaf...."

Yoongi ingin sekali memeluk Taehyung saat didapatinya air mata mengalir di wajah mate-nya itu. Namun saat ia menangkap kembali aroma wolf lain yang menguar dari tanda tersebut, dia tidak bisa melakukannya. Ia benar-benar kecewa. Tidak ada yang lebih buruk dari kenyataan bahwa mate-nya telah ditandai oleh wolf lain.

"Jungkook."

"Ye, Hyung?"

"Kau bisa membawa Taehyung malam ini."

"Ye?"

Yoongi menghela napas. Pandangannya lagi-lagi jatuh pada tanda di leher kiri Taehyung. "Aku tidak ingin melihatnya sekarang. Bawa dia bersamamu."

Tidak peduli apa jawaban Jungkook. Tidak peduli semenyedihkan apa tangis Taehyung. Yoongi tanpa ragu lekas pergi. Tidak lupa pula menyeret Sena bersamanya. Sama sekali ia tidak menoleh ke belakang. Setelah masuk mobil, kendaraan itu langsung melesat pergi, tidak ada ucapan selamat tinggal.

Tangis Taehyung makin hebat. Dia bisa saja jatuh andai Jungkook tidak dengan sigap menopangnya.

Malam itu, Yoongi memblokir jalur telepati dengannya.

Sorry, MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang