10

1.4K 220 24
                                    

Jungkook memberhentikan mobilnya di basement apartemen. Ia menoleh ke sampingnya setelah mematikan mesin. Kim Taehyung masih sesenggukan dengan wajah yang benar-benar puffy.

"Kita sudah sampai," ucapnya lirih, yang masih bisa didengar oleh Taehyung.

Male omega itu mengangguk. Ia segera melepas sabuk pengamannya, kemudian beranjak keluar. Jungkook pun mengikuti sesaat kemudian. Ia mengunci mobilnya dengan remote otomatis, lantas mengajak Taehyung menuju tempat tinggalnya.

Tidak ada satu pun dari mereka yang memulai obrolan saat berada di dalam lift. Tiga lantai hanya dilalui dengan keheningan yang mengkhawatirkan bagi Jungkook. Bahkan ketika sudah sampai pun, mereka sama sekali tidak mengobrol.

"Ini kamarku. Karena ruangan satunya kugunakan sebagai ruang kerja, jadi hanya ada satu kamar di sini. Kau bisa tidur di kamarku untuk malam ini, dan aku akan tidur di ruang kerja. Kita bisa mulai make over-nya besok."

Taehyung memandang sekilas keseluruhan kamar Jungkook, lantas mengangguk.

"Oh ya, kau bisa gunakan bajuku untuk malam ini. Pilihlah yang kau suka. Piyama? Kaos? Sweater?" Jungkook mengoceh sambil memilah-milah baju di lemari bajunya, memperlihatkan pada Taehyung koleksi pakaiannya yang rata-rata didominasi warna hitam, putih dan merah.

Taehyung hanya memandang deretan baju itu tanpa minat. Yah sebenarnya semua itu benar-benar bukan seleranya. Dia lebih menyukai warna yang cerah dan ceria, seperti ungu muda, pink atau baby blue—warna yang tidak mungkin akan dimiliki oleh Jungkook. Tetapi kemudian dia melihat warna itu—biru muda—yang tampaknya tidak pernah digunakan oleh Jungkook.

"Bagaimana dengan sweater ini Tae—"

"Aku mau itu."

Jungkook yang sedang mengangkat sweater hitam berukuran super besar langsung menoleh pada pilihan Taehyung. Mendadak ia salah tingkah. "Itu ... ekhem...."

"Aku mau onesie itu."

Jungkook mengutuk Jimin dalam hati. Si manajer pendek itu, bisa-bisanya menghadiahi dia onesie kanguru unyu berwarna biru. Ia pun mengembalikan sweater hitam favoritnya itu ke gantungan, kemudian mengambil onesie biru yang sengaja dia taruh di tumpukan paling bawah lemarinya.

"Kau menyukai ini?"

Taehyung mengangguk, masih tidak memalingkan pandangan dari onesiedi tangan Jungkook itu.

"Oke." Jungkook akhirnya menyerah usai melihat kesungguhan Taehyung. Dia lantas menyerahkan onesie itu, yang diterima dengan senang hati oleh Taehyung.

Jungkook tersenyum simpul melihat binar di mata Taehyung, walaupun jejak-jejak air mata itu masih terlihat dengan jelas.

"Mandilah. Aku akan keluar sekarang."

Setelah menerima anggukan dari Taehyung, Jungkook pun beranjak dari kamarnya sendiri. Ia tersenyum sambil menggeleng pelan mengingat kepolosan Taehyung barusan. Yah ... meskipun agak benci mengakui ini, tapi dia benar-benar berterima kasih pada mantan mate-nya—Jimin—yang membelikan onesie menggelikan itu untuknya. Setidaknya dia bisa membuat Taehyung merasa sedikit baikan berkatnya.

Sambil menunggu Taehyung selesai mandi, Jungkook memutuskan membuat minuman cokelat panas untuk omega itu. Sebenarnya minuman manis bukanlah gaya Jungkook, tapi setelah melihat kejadian onesie tadi, dia yakin Taehyung tidak akan suka disuguhi kopi hitam. Maka dari itu Jungkook mengambil satu sachet cokelat instan bubuk—yang sengaja ditaruh Jimin di dapurnya untuk berjaga-jaga saat Jimin datang—yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau akan diambil oleh tangannya.

Sorry, MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang