15

1K 158 8
                                    

Setelah suara tembakan itu, keheningan menyapa mereka selama hampir 60 detik. Sejujurnya, keheningan itu terasa janggal daripada menenangkan. Empat kepala di ruangan itu bersamaan menoleh keluar jeruji. Seperti sedang menghitung mundur suatu ledakan yang akan terjadi. 

5

4

3

2-

Tepat di hitungan ke-1, suara lolongan serigala terdengar nyaring hingga sanggup menggetarkan dinding-dinding bangunan tersebut. Tidak hanya nyaring, tapi juga berhasil membuat tiga omega yang berada di ruangan tersebut meringkuk ketakutan. Taehyung segera menyembunyikan dirinya di rengkuhan Jungkook. Sementara Seokjin dan Yeonhee refleks saling berpelukan di samping Jungkook. 

Tidak ada satu pun dari mereka yang berani untuk keluar melihat situasi. Meski begitu, mereka tetap bisa mendengar kericuhan di luar yang penuh dengan suara tembakan, teriakan dan suara-suara lain yang sangat tidak menyenangkan untuk didengar. 

Jungkook, didorong dengan insting alaminya, segera menutup kedua telinga Taehyung rapat-rapat dengan tangannya. Matanya sibuk melihat luar dan melihat Taehyung secara bergantian. Ia khawatir, apabila orang yang memegang pistol datang pada mereka. Karena jujur saja, Jungkook tidak mampu berdiri dengan kakinya untuk saat ini, terlebih melindungi 3 omega sekaligus. 

"Tidak akan ada yang terjadi pada Jimin 'kan, Oppa?" Suara Yeonhee memecah keheningan di ruangan tersebut. Seokjin dan Jungkook menoleh padanya secara bersamaan. Dan sebagai yang ditanya, Seokjin pun menjawab dengan senyum kurang yakin. 

"Semoga saja begitu, Yeonhee-ya...."

"Aku harap mereka akan baik-baik aja," lanjut gadis itu, sembari menenggelamkan dirinya lebih dalam di pelukan Seokjin. 

"Ya. Semoga tidak ada seorangpun yang akan terluka."

Meski kedengarannya cukup tenang, Jungkook yang sedari tadi memperhatikan mereka, tahu bahwa Seokjin sendiri sebenarnya juga takut. Semua alpha terkecuali dirinya sedang berada di sana. Jungkook mendapat feeling bahwa seseorang dari mereka terkena tembakan.  Siapa pun juga tahu, jika serigala yang barusan melolong dengan begitu nyaringnya, tak lain adalah Sena. Jungkook tidak yakin suara itu adalah milik Namjoon. Karena sebelumnya ia pernah berhadapan dengan Namjoon, dan efek suara serigala Namjoon tidak memberikan dampak mengerikan yang sebesar itu.

Dan apabila benar suara itu adalah dari Sena, lantas mengapa ia terdengar sangat marah? 

Mungkinkah--

"Jungkook ... aku takut...."

Fokus pandangannya segera berpindah pada sosok di pelukannya. Omega tampannya itu tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Ketakutan tergambar jelas di wajah itu. Seketika pikiran negatifnya tadi menguap, tergantikan dengan sebuah senyum lembut. 

"Sssh, semua akan baik-baik saja. Pejamkan saja matamu, Tae."

Taehyung menganggukkan kepalanya, menurut. Ia kembali membenamkan wajahnya di dada Jungkook. Mencoba mengalihkan suara-suara di luar dengan suara degub jantung Jungkook yang teratur. Ia juga berusaha memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik. Berharap setelah ini mereka akan pulang bersama-sama dan hidup dengan bahagia sampai akhir hayat. 

Sayangnya, Dewi Bulan lagi-lagi tidak mengabulkan harapan si omega

Seseorang telah gugur di medan perang. 



happy 9K views :**

Sorry, MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang