Long time no see

17 8 3
                                        

Hari berlalu dengan Riva yang mulai menerima kehadiran Devan. Pagi seperti biasa Devan mengantar Riva ke bakerynya setelah itu baru berangkat ke rumah sakit.

Sabtu, hari yang menyenangkan untuk Riva karna akan banyak remaja yang datang berkunjung ke tokonya. Untuk membeli kue ataupun sekedar minum kopi dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Riva akan membuat banyak brownies hari ini karena anak muda menyukai yang manis.

"Mbak Riv." panggil Sahwa seorang pegawai Riva.

"Kenapa Sahwa?"

"Aku mau ijin entar sore pulang lebih cepat, aku ada ujian di kampus mbak."

"Yaudah. Nanti aku yang urus toko sambil nunggu juli masuk."

"Makasih ya mbak." dengan senyum Sahwa meninggalkan dapur.

Riva mulai dengan rutinitasnya. Memakai apron dan mulai menakar tepung beserta bahan-bahan kering lainnya.

***

Malam minggu ini, Riva akan pergi menemani devan menonton di bioskop. Devan sangat suka menonton melalui layar lebar sedangkan Riva sebenarnya lebih menyukai pertunjukkan langsung, seperti konser musik atau panggung drama musikal.

Riva bukan wanita yang menyukai serial drama series juga bukan wanita yang tergila-gila dengan mawar merah dan wine.

Satu hal yang membuat dia menjadi wanita kebanyakan yaitu fakta bahwa dia sangat menyukai coklat dan makanan manis.

***

Hari itu waktu berjalan dengan cepat. Riva keluar dapurnya untuk menggantikan posisi Sahwa sebagai kasir dan penerima pelanggan.

"Mbak aku balik ya." pamit Sahwa.

"Sukses buat ujianmu Sahwa. Hati-hati."

Sahwa keluar dari tempat itu meninggalkan Riva seorang diri. Memutuskan untuk mengecek kematangan browniesnya, Riva kembali ke dapur.

Pintu menuju dapur itu tertutup ketika pintu masuk bakery itu terbuka menampilkan seorang gadis berambut pendek berwajah imut.

"Permisi."

Riva mendengar panggilan tersebut dan memutuskan untuk melayani pelanggannya setelah mengeluarkan browniesnya dari dalam kotak panas.

"Selamat datang di rizit bakery." ucap Riva sambil berjalan kearah kasir untuk berhadapan dengan pelanggannya.

"Mbak Riva."

Melihat kearah pelanggannya Riva sedikit kaget melihat Hillary berada di hadapannya saat ini. Adik Haden itu sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri.

"Mbak seneng banget kamu kesini Hill."

"Iya nih mbak. Aku juga seneng akhirnya bisa ketemu mbak Riva lagi."

Riva menunjuk kesebuah single chair di pojok ruangan untuk menjadi tempat duduk Hillary "kamu duduk disana dulu ya, nanti mbak bawain brownies dan iced chocolate untuk kamu."

"Tapi mbak.."

"Kenapa? Kamu mau pesen menu yang lain? Pilih aja nanti mbak bawain."

"Aku gak mau duduk di kursi itu mbak."

"Kenapa?"

"Karena aku gak dateng sendiri."

"Trus kamu sama siapa kesini?"

Pintu toko itu kembali terbuka membuat Riva mengalihkan pandangannya dari wajah Hillary kearah pelanggan yang masuk dan pelanggan itu ternyata..

"Aku sama mas Haden."

Haden.

Melihat sosok pria tinggi, potongan rambut yang modern, jins putih dan kemeja hitam yang lengannya tergulung sampai siku. Riva mematung.

Rasanya campur aduk bertemu kembali dengan orang yang mencuri hatimu setelah bertahun-tahun lamanya.

"Long time no see, Riva."

PARADOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang