Story 1

258 27 4
                                    

Flashback

"Suzu, kalau sudah besar nanti aku ingin menikah denganmu!" teriakan lantang seorang bocah laki-laki berambut coklat terang. Mengejutkan para orang tua dan juga seorang gadis kecil berambut coklat gelap pendek.

"Oba-chan, aku ingin menikahi Suzu kalau sudah besar nanti." ulangnya lagi. Sorot mata bocah itu penuh keyakinan.

Mari Ayase menghampiri bocah laki-laki itu sambil berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya. "Tentu saja, Taichi-kun. Oba-chan sama sekali tak keberatan." Seulas senyuman muncul diwajahnya.

Suzu mengembungkan kedua pipinya. "Siapa yang mau menikah denganmu, Taichi?" ujarnya menolak. Walau kentara kedua pipi chubby Suzu memerah.

Taichi menatap Suzu dengan kesungguhan hati. "Tunggu sebentar!" Serunya berlari ke suatu tempat. Mengabaikan penolakan dari temannya itu.

"Suzu!"

Teriaka Taichi kecil membuat semua orang yang ada disana memandangnya bingung.

"Jangan berteriak! Orang-orang memperhatikanmu, bodoh!" sahut Suzu memegang kotak jus yang baru saja diberikan ibunya.

Tiba-tiba Taichi menarik tangan kiri Suzu dan menyelipkan daun maple yang dipilih menyerupai cincin.

"Ini daun maple. Oba-chan bilang kau suka ketika daun maple bergugura. Berwarna merah keemasan. Anggap saja ini cincin pertunangan kita!"

"Terima kasih." cicitnya lembut. Rasa haru menyelimuti hati Suzu kecil. Wajahnya memerah dan tampak ingin menangis.

"Jangan menangis, cengeng sekali. Nanti wajahmu jelek." ejek Taichi.

"Siapa yang menangis?! Jangan mengejek. Kau saja takut melihat ulat bulu. Padahal alismu persis ulat bulu." balasnya sengit.

Mari tersenyum melihat tingkah laku Suzu dan Taichi. Mereka berdua memang selalu bersama sejak mereka lahir. Kedua orang tua Taichi adalah sahabatnya.

Bahkan mereka berdua selalu pulang sekolah bersama. Disaat Suzu sedang merasa sedih, Taichi selalu melakukan berbagai cara untuk membuat Suzu ceria kembali.

***

Suzu merentangkan jari mungilnya. Disana terselip cincin dari daun maple buatan Taichi. Senyum mengembang dibibirnya.

"Kau senang sekali. Ada apa sayang?" ucap Mari menggoda putri kecilnya. "Apa ini dari Taichi-kun?"

Suzu langsung menyembunyikan jarinya dibelakang tubuhnya. Namun sayang ibunya sudah melihat gelagatnya. Dengan wajah memerah Suzu menganggukan kepalanya.

"Cantik sekali."

"Ya, Kaa-chan." sahut Suzu mantap.

"Kau menyukai cincin ini?"

"Tentu saja."

"Termasuk Taichi-kun."

"Ya aku suka- Hah? Apa yang Kaa-chan katakan?" Wajah Suzu kembali memerah karena menjawab pertanyaan dari ibunya. Sedikit menyesal karena tidak langsung memproses pertanyaan dari sang ibu dengan benar. "Tidak Kaa-chan!"

"Memangnya kenapa? Kaa-chan sangat senang kalau mempunya menantu tampan seperti Taichi-kun."  kata Mari dengan nada menggoda menjawil pipi anaknya.

"Disekolah banyak yang suka dengan Taichi." ujarnya dengan wajah muram. "Aku saja tidak pernah memanjangkan rambutku."

Tawa meluncur dari bibir Mari yang melihat anaknya berpikir seperti itu. Dengan lembut mengelus puncak kepala Suzu.

My Marriage || 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang