Perjodohan dengan sahabat masa kecilnya antara Taichi Nomura dan Suzu Ayase membuat keduanya terpaksa menyetujuinya. Kedua insan ini juga membuat sebuah perjanjian. Mereka berniat menikah selama enam bulan setelah itu bercerai. Tanpa Taichi tahu kal...
"Pegunungan dan lautan yang luas. Ketika pecah telur dan belah duren terjadi."
BUAGH!!!!
Dengan wajah memerah Suzu menendang kakak laki-lakinya dengan sekuat tenaga. Apa-apaan pembicaraan ini!
Mikihiro berteriak nista dengan posisi tidak elit. "Argh! Imoutou kejam dan sadis. Kau tidak mencintai aniki mu yang tampan ini?"
Suzu berdecak sebal. "Ck! Daripada kau mengurusi adikmu sebaiknya kau pikiran urusanmu sendiri! Cepatlah menikah dan jangan menjadi perjaka tua."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jleb. Ucapan Suzu benar-benat telak tepat mengenai sasaran. Wajah Mikihiro memucat. Tangannya memegang dada kanan. Sakit tapi gak berdarah. Mikihiro masih dalam posisi berkabungnya. Sedangkan Suzu hanya menatapnya dengan tatapan dasar-perjaka-tua.
Tiba-tiba Mikihiro menatap Suzu dengan tatapan serius. "Apa kau bahagia menikah dengan Taichi?"
"Tentu saja aku bahagia." jawab Suzu senormal mungkin.
"Sekalipun dia tidak mencintaimu?"
Suzu terdiam. Memang benar pernikahan antara dirinya dan Taichi tidak ada yang namanya cinta dan kasih sayang. Mereka hanya terikat secara hukum dan agama. Bahkan Taichi saja tidak berniat menyentuhnya sama sekali. Suzu meremas celana jeansnya hingga kusut.
"Suzu...?"
"Aku...tidak tahu nii-san." lirihnya. "Tapi, Taichi selalu bersikap baik padaku."
Mikihiro menghela nafas. "Kalau dia berani menyakitimu maka dia harus berhadapan denganku dan akan kubuat dia menyesal."
Suzu menyipitkan matanya. "Sejak kapan kau jadi sekeren ini, nii-san?" Mikihiro hendak memprotes tapi Suzu langsung mengeluarkan suaranya lebih dulu. "Kau tenang saja. Aku akan membuat dia mengucapakan kata cinta dan maaf."
Mikihiro tertawa pelan. Tangannya terulur dan mengacak-acak pelan rambut adik kesayangannya. Dia melirik jam tangannya sudah pukul satu. Jam makan siangnya sudah berakhir. Mikihiro langsung berdiri. "Jam makan siangku sudah habis. Sebaiknya kau kembali ke kampus. Sampai jumpa."
Suzu melambaikan tangannya. Setelah Mikihiro pergi, pandangan mata Suzu berubah menjadi sendu. "Seandainya, Taichi mencintaiku."
***
Taichi menghela nafas menatap kekasihnya. Pelan-pelan Taichi melepaskan pelukannya membuat Miu sedikit terkejut. Karena biasanya Taichi tidak pernah bersikap seperti ini.
"Maaf, Miu." gumam Taichi.
"Kau kenapa? Aneh sekali. Biasanya tidak pernah bersikap seperti ini, Ta-kun."