Story 4

95 23 0
                                    

Setelah acara selesai Taichi membawa Suzu untuk tinggal diapartemennya. Suzu sudah membawa beberapa koper yang cukup besar. Karena pernikahan mendadak ini Taichi belum menyiapkan apapun. Suzu melongok masuk melihat apartemen Taichi yang terbilang mewah tapi dalamnya cukup sederhana. Hanya ada sofa, satu set TV besar lengkap dengan home teater, dapur,  meja makan dan lain sebagainya. Tempatnya sangat nyaman.

Taichi masuk setelah koper Suzu yang dibawanya masuk ke dalam. Apartemennya masih berantakan karena tugas kuliah dan juga kesibukannya dirumah sakit sebagai dokter magang. Taichi menatap Suzu yang melihat-lihat isi apartemennya.

"Wah!!! Balkonnya menghadap Tokyo Tower." Suzu berteriak heboh. Taichi menatap Suzu tidak pernah berubah. Selalu menganggumi sesuatu yang menurutnya menarik perhatian.

"Jangan lama-lama disana. Udara malam-"

"HATSYI!!!"

"-dingin." Lanjut Taichi saat menyadari kata-katanya terlambat. Suzu sudah bersin lebih dulu karena cuaca malam ini cukup dingin. Wajar saja ini sudah memasuki bulan oktober.

"Astaga!!! Dingin sekali."

"Tsk! Kan tadi sudah kubilang. Sebaiknya kau masuk ke kamar dan beristirahat." tunjuk Taichi dengan dagunya. Mengarah ke sebuah pintu coklat muda yang tak jauh dari ruang tamu.

"Kau sendiri, bagaimana? Memangnya tidak lelah?" tanya Suzu

"Nanti aku akan menyusul. Cepat masuk!"

Suzu hanya mencibir kesal melihat sikap Taichi yang seenak jidatnya saja.

Saat masuk ke kamar Taichi aroma parfumnya masuk ke dalam indera penciuman Suzu. Aroma maskulin yang mendebarkan jantungnya. Kamar Taichi terkesan biasa saja. Seperti kamar pria pada umumnya. Cat tembok biru dengan kasur king size berwarna coklat dan walk in closet yang berwarna senada. Taichi sudah meletakan kopernya didalam kamar. Disini juga ada kamar mandinya.

Setelah mengganti baju dengan piayama. Suzu duduk dipinggir kasur. Taichi ternyata tinggal disini sendirian. Bagaimana dulu ketika dia tinggal di Amerika? Seperti apa dia dulu saat disekolah tingkat SMP dan SMA? Yang Suzu tahu hanya kenangan masa kecil antara dirinya dan Taichi. Bagaimana sikap Taichi pada kekasihnya Miu? Suzu teringat ketika Taichi tersenyum lembuh dan bahagia ketika bersama dengan kekasihnya. Rasanya ada perasaan iri dihati Suzu. Sikap Taichi padanya hanya sebatas teman masa kecilnya. Bahkan terkesan dingin. Tidak seperti Taichi memperhatikan kekasihnya. Tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk mata Suzu. Pernikahan mereka hanya sebuah pernikahan kontrak. Hati dan pikiran Taichi bukan untuknya. Hanya atas nama suami istri yang Suzu miliki. Bahkan Suzu rela melakukan apapun untuk Taichi. Namun, berbeda dengan Taichi yang tidak sudi melakukan apapun untuk Suzu.

Suzu keluar dari kamar dan terkejut melihat Taichi sudah tertidur pulas disofa. Terbesit rasa bersalah karena menyetujui pernikahan konyol ini. Suzu berjongkok disamping sofa. Matanya memandang sendu pria yang sebenarnya dicintainya. Wajah tampan Taichi sangat damai saat tertidur. Dengan sedikit ragu, Suzu membelai lembut helaian rambut coklat Taichi yang menutupi dahinya.

"Maafkan aku, Taichi..." lirih Suzu. "Maafkan aku menyetujui pernikahan konyol ini. Aku tahu kau tidak bahagia karena pernikahan ini." Suara Suzu terdengar begitu pilu dan menyakitkan. Suzu mencoba untuk menahan isakannya. Buru-buru dia bangkit dan beranjak ke balkon apartemen. Suzu menghapus air matanya. Tangannya mencengkram erat pagar balkon.

Tanpa Suzu tahu kalau sebenarnya Taichi hanya berpura-pura tidur karena menghindari Suzu yang ingin melakukan malam pertama. Tapi Taichi terlalu percaya diri akan hal itu. Justru sebaliknya. Dia mendengar bisikan pilu dari Suzu. Padahal Taichi berpikir kalau Suzu itu sebenarnya senang menikah dengannya walaupun hanya enam bulan. Namun, kenyataan yang didapatnya adalah Suzu merasakan sakit hati.

My Marriage || 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang