Tanpa kau sadari cinta mulai masuk ke dalam hatimu. Menginginkannya untuk selalu bersamamu. Tapi kau selalu mengelak cinta yang mulai tumbuh.
Sudah seminggu Suzu dan Taichi menikah. Bahkan hingga hari ini pun Taichi lebih memilih untuk tidur disofa atau tidur dikamar tamu. Suzu menghela nafas pasrah. Daripada memaksakan Taichi yang memang keras kepala.
Seperti biasa Suzu membawakan bekal makan siang untuk suami sementaranya itu. Saat akan masuk ke dalam ruangan Taichi, langkahnya terhenti.
"Sudahku katakan kalau aku tidak bisa, Miu. Tugasku sedang banyak."
"Kau selalu saja banyak alasan Ta-kun. Apa kau keberetan pergi denganku karena istrimu melarangmu?"
"Sudahlah aku tidak ingin bertengkar denganmu." Taichi memijat pangkal hidungnya. Sejak tadi pagi dia merasa tubuhnya kurang sehat. Mungkin karena kelelahan.
"Memangnya apa salahnya kalau meminta kekasihku untuk menemaniku? Biasanya kau selalu meluangkan waktumu dihari sabtu atau minggu."
Taichi menghela nafas. Rasanya dia ingin membanting ponselnya. Sejak Taichi mengatakan dia sudah menikah dengan Suzu, sikap Miu benar-benar berubah menjadi overprotektif. Sadarkah dirinya kalau sebenarnya Miu itu hanya berstatus selingkuhan sekarang?
"Bukan aku tidak mau. Aku juga butuh istirahat."
"Kau terlalu banyak alasan, Taichi. Aku tahu kau lebih memilih untuk bersama 'istri tercintamu' dari pada denganku. Kau sudah tidak mencintaiku lagi!" ujar Miu dengan penuh penekanan dan hampir menangis.
"Miu, aku-"
"Taichi..."
Taichi tertegun saat mendengar suara lembut dari Suzu. Buru-buru Taichi menutup teleponnya. Suzu berjalan mendekati kursi Taichi.
"Dari Miu?" tanyanya langsung.
Sepertinya Suzu sudah mengetahui kalau Taichi masih memiliki hubungan dengan Miu. Suzu hanya tersenyum tipis memandang Taichi. Tapi bagi Taichi itu adalah sebuah senyuman yang menyakitkan hatinya.
"Suzu, itu-"
"Sudahlah tak perlu kau sembunyikan. Aku sudah tahu. Lagipula tak masalah untukku. Karena kau mencintainya. Kita juga menikah selama enam bulan dan tak masalah untukku."
Taichi semakin terdiam mendengarkan penuturan Suzu. Gadis sebaik Suzu harus menikah dengan lelaki brengsek sepertinya.
"Jangan melamun. Makanlah." pinta Suzu.
"Umm."
Seperti biasa, makanan buatan Suzu selalu enak. Suzu berceloteh bagaimana dikampus. Bagaimana sikap Saki sahabatnya atau kadang dia bercerita tentang dosen pembimbingnya yang super baik tapi cerewet atau bahkan Suzu mengeluhkan skripsinya. Suzu memperhatikan Taichi yang mengeluarkan keringat dikeningnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Suzu lembut mengusap kening Taichi dengan sapu tangan.
"Aku....baik-baik saja." jawabnya bohong.
"Kau hanya makan sedikit apa tidak enak?"
"Bukan begitu." ujar Taichi pelan. Sekarang kepalanya benar-benar terasa sangat pening.
"Taichi..." panggil Suzu pelan menatap khawatir Taichi.
"Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau pulang. Pasti kau sangat lelah."
Suzu terdiam sejenak. Dia nampak sedang berpikir. "Tapi kalau kau merasa kurang sehat sebaiknya kau langsung beristirahat. Kau itu 'kan dokter. Baiklah kalau begitu aku akan pulang. Jangan lupa minum obatmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage || 18+
RomancePerjodohan dengan sahabat masa kecilnya antara Taichi Nomura dan Suzu Ayase membuat keduanya terpaksa menyetujuinya. Kedua insan ini juga membuat sebuah perjanjian. Mereka berniat menikah selama enam bulan setelah itu bercerai. Tanpa Taichi tahu kal...