Saat jam istirahat Taichi keluar dari ruangannya, mencari keberadaan Kentaro sebelum makan siang. Taichi melihat Kentaro keluar dari ruanganya dan langsung menghadang sahabatnya itu. Matanya menatap tajam Kentaro, tanpa banyak bicara Taichi menarik kerah jas dokter Kentaro dan menyeretnya kembali masuk ke dalam ruangan. Menutup rapat pintu ruangan Kentaro.
"Kau gila!" bentar Taichi pada sahabatnya.
"Hah? Hei, kalau aku gila mana mungkin aku bisa menjadi dokter seperti sekarang!" Kentaro berdecak kesal.
"Kenapa kau malah membawaku pulang ke apartemenku dalam keadaan mabuk?! Apa kau tidak punya otak? Disana ada Suzu!"
Kentaro mengerutkan alisnya bingung. "Hei! Suzu itu istrimu bukan kekasih gelapmu. Kenapa kau malah menghindarinya? Lalu aku harus membawamu kemana? Kerumah iblis betina sejenis Miu?"
"Argh!" Taichi berteriak frustasi. "Gara-gara kau....aku jadi..."
"Jadi apa?" Kentaro terdiam sejenak. Lalu otaknya merespon cepat. "Oh jadi kau sudah melakukannya dengan Suzu? Wah aku senang mendengarnya. Selamat Taichi! Akhirnya kau berani menyentuh istrimu. Hahahaha. Aku bangga padamu."
"Ck! Kenapa kau mudah sekali menanggapi masalah ini?! Aku tidak ingat melakukan hal itu pada Suzu karena aku dalam keadaa tidak sadar. Yang aku khawatirkan adalah....aku secara tidak sadar mengatakan sesuatu yang...menyakiti hatinya." kata Taichi dengan nada pelan. Entah kenapa Taichi merasa khawatir pada Suzu.
"Aku tanya padamu. Apa Suzu terlihat kesal tadi?"
Taichi menggelengkan kepalanya. "Suzu pagi-pagi sekali sudah berangkat. Dia hanya meninggalkan sebuah noted untukku lalu membuatkan sarapan dan teh herbal untuk menghilangkan efek mabuk semalam." jelas Taichi.
"Dasar bodoh! Dilihat dari sikapnya padamu Suzu tidak marah denganmu. Justri dia lebih khawatir padamu. Dia bahkan tidak kesal denganmu. Asal kau tahu saja Suzu pasti menganggap ini hal yang wajar karena statua kalian suami istri. Jadi sah-sah saja."
"Hah~ tapi aku tidak tahu harus bereksrpesi seperti apa." bisik Taichi pelan memasang wajah dengan penuh rasa bersalah.
Tiba-tiba ponsel Taichi bergetar menampilkan nama Miu dilayar ponselnya. Sedangkan Kentaro yang berada disebelah Taichi hanya mendengus.
"Kau memang pria terbodoh yang pernah ada. Melepaskan sebuah berlian hanya untuk batu kerikil." Kentaro menyadarkan tubuhnya. "Kalau aku jadi kau. Pasti aku akan berusaha untuk mencintai Suzu. Dia gadis yang baik."
Taichi hanya bisa terdiam. Matanya memandang kosong layar ponselnya. Sejujurnya ada perasaan yang mengusik hatinya ketika dirinya melihat berbicara akrab dengan seorang pria waktu itu. Ada perasaan tidak suka. Apalagi pria itu menatap Suzu dengan tatapan penuh cinta. Membuat Taichi risih.
"Aku memang brengsek dan tidak pantas untuk bersanding dengan gadis sebaik Suzu." kata Taichi berjalan keluar ruangan Kentaro.
Sedangkan Kentaro hanya mendengus. "Dasar bodoh!"
***
Ternyata alasan Miu mengajaknya bertemu karena ini. Miu mengatakan hanya ingin bertemu sebentar saat Taichi selesai praktek. Tapi kenyataannya adalau Miu meminta Taichi untuk menemaninya berbelanja.
"Ta-kun, bagaimana dengan gaun ini? Bagus tidak?" tanya Miu meminta pendapat kekasihnya. Sayangnya Taichi sama sekali tak bereaksi apapun dan tak memberikan jawaban apapun. Miu melihat Taichi seperti itu wajahnya langsung cemberut. "Ta-kun!"
Seketika Taichi tersentak kaget mendengar suara Miu. Seakan dia baru tersadar. "Ah...ada apa, Miu?"
Miu menghentakan kakinya kesal. "Kau tidak mendengar ucapanku? Tadi aku bertanya padamu soal gaun ini." Miu menaruh kembali gaun mewah yang harganya cukup fantastis untuk orang biasa. Lalu berjalan keluar butik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Marriage || 18+
RomancePerjodohan dengan sahabat masa kecilnya antara Taichi Nomura dan Suzu Ayase membuat keduanya terpaksa menyetujuinya. Kedua insan ini juga membuat sebuah perjanjian. Mereka berniat menikah selama enam bulan setelah itu bercerai. Tanpa Taichi tahu kal...