duabelas

9.3K 436 3
                                    

"Eee-" belum selesai berbicara manda sudah memotong ucapan reihan. "Makasih maasss. Kami akan sangat senang dengan pelayanan direstoran ini" Ujaar manda tersenyum lebar, membuat reihan menganga.

Reihan terus menatap manda dengan wajah cengoknya. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir kuda. "Baik kalau begitu, saya permisi dulu" pamit pegawai restorant, "Ah, iya silahkan" jawab manda.

Manda yang tak tahan dengan tatapan reihan, cepat cepat mengalihakan suasana. "Nah, nadila ayo dimakan makanannya" gadis kecil itu terseyum.

***

Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.
Sudah enam kali irfan menelpon manda dan enam kali sudah yang menjawab hanya oprator.

Irfan menghelanapasnya panjang. Sudah banyak pesan yang ia kirim pada manda namun tak kunjung ada balasan.

Irfan terus melirik arloji yang ada ditangan kirinya waktu sudah semakin siang dan jam istirahat tinggal 25 menit lagi.

Kemana manda? Batinnya dalam hati. Ia melirik kesekeliling kanting yang mulai sepi.

Direstorant cepat saji ada dokter, perawat serta gadis kecil yang sedang menikmati makanan dengan bahagia.

Ting! Bunyi dering pesan itu mampu mengalihkan perhatian manda. Diambilnya benda pipih itu, matanya terbelalak dan betapa terkejutnya ia? Sudah banyak pesan serta panggilan masuk dari irfan.

Astaga?! Ia ada janji dengan irfan untuk makan siang bersama dikantin. Bagaimana ia bisa lupa? Oh ya ampun ceroboh sekali dirinya. Irfan pasti sudah menunggu lama disana. Pikir manda cemas.

Segera ia bangkit dari tempatnya.

"Maaf dokter, saya harus pergi dulu saya lupa bahwa saya ada janji hari ini"

"kakak? kakak mau kemana?"

"kakak pergi dulu ya sayang" ujarnya mengelus puncak kepala nadila.

"Nona tapi?-"

"maaf dok, saya permisi dulu, assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab ayah dan anak itu bersamaan.

Didepan restorant buru buru ia mencari taksi. Dan tidak butuh waktu lama ia sudah tiba dirumah sakit. Segera ia membayar taksi itu dan berlari kekantin.

Oh syukurlah, Irfan masih setia menunggu nya. "Maaf-aku telat" ujarnya. Irfan mendongak, ia tersenyum. "dari mana aja?" tanyanya dengan senyum.

"Maaf, tadi aku pergi dulu keluar" tuturnya bergetar. Irfan diam.

Oh sungguh. Manda tidak tahan dengan sikap irfan seperti ini, sungguh dirinya merasa bersalah saat ini.

"Marah ya?"

Tidak ada jawaban

"plis maafin aku?" ujar manda memegang kedua telinganya.

Irfan yang melihat itu menurunkan kedua tangan manda kemudian terseyum. "jangan diulangi lagi ya?" pintanya dibalas anggukan oleh manda.

"ayoo dimakan makanannya" titahnya. "makannya pasti udah dingin ya?" ujar manda. Ia tau irfan tidak suka makanan yang sudah dingin. Oh sungguh ia benar benar merasa bersalah.

Melihat wajah manda, irfan tau apa yang sedang dipikirkannya. Lagi lagi irfan terseyum.

"lebih baik makanannya dingin, daripada ga dimakan sama sekali" tuturnya. "yaudah buruan dong dimakan" titah irfan. "suapiiin" pinta manda. Kali ini irfab benar benar tersenyum lebar selebar lebarnya. Wkwkw

Tbc deeh. Hehe

Sorry banyak typo dimana mana.
Jangan lupa vote ya. Gratis kok 👍

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang