delapanbelas

7.7K 378 6
                                    

Reihan mendapat telpon dari dr. Vivi bahwa ia harus memeriksa laporan hasil oprasi. Sebab itu dia dan ifan pergi dari cafe. Irfan kembali kerumah reihan kembali kerumah sakit.

Selama mengantar berkas keruangan reihan. Manda terus bernyanyi serta bersolawat kepada nabi. Sampai ia terhenti didepan ruangan reihan.

Ia belum sempat masuk. Ia terdiam sembaru mengetuk ngetukan jari telunjuknya kedagu. Apakah reihan ada didalam atau tidak? Ruangan itu sunyi sepi. Bahkan suara angin lewatpun tak terdengar.

Manda celingak celinguk mengintip dari lubang pintu. Astaga! Manda seerti bocah 5 tahun saja dia harus mengintip terlebih dahulu untuk memastikan seseorang ada atau tidak.

Manda terus mengintip. Ia belum mendapat hasil. Dan seseorang tiba tiba mengejutkannya. Reihan astaga! Dokter itu selalu saja membuat manda jantungan.

"sedang apa nona manda? Mencari saya?" tanya nya.

Bodoh! Apakah dokter itu berdiri disitu sejak tadi? Berarti ia melihat tingkah konyolnya? Astaga! Bodoh sekali. Manda merutuki dirinya sendiri.

Ia menarik napas lalu menghembuskannya keluar. Reihan yg melihat tingkah manda menaikkan satu alisnya.

Ada apa dengan suster ini? Batinnya.

"saya kemari karna mengantarkan hasil laporan ini kepada anda"

"apakah dari dr. Vivi?" Manda mengangguk. "baiklaah".

Reihan mengambil hasil laporan itu dan berjalan masuk kedalam ruangan meninggalkan manda yang terseyum kecil kepadanya.

***

18.47
"Ayaaah, garam sama kecapnya dimana?" teriak manda dari dapur.

Oh sungguh anak ini? Tidak bisakah dia tidak teriak? Sudah besar tp tingkah masih seperti anak 5 tahun. Batin herman.

"coba cari dilemari man" sahut herman dari teras rumah.

Manda mencari cari dipenjuru dapur tapi nihil dia hanya menemukan wadahnya saja tanpa isi. Habis. Manda menghela napas panjangnya lalu mengambil kunci motor kesayangannya dan pergi ke minimarket.

"Manda mau beli garam dulu, Assalamualaikum" pamitnya mencium punggung tangan herman.

Ia mengendarai motor disepanjang perjalanan. Menghirup udara malam yang menyejukan. Aroma yang begitu menenangkan.

Ia memarkirkan motornya didepan minimarke. Ia berkeliling rak rak untuk mencari garam. Tidak hanya garam ia juga membeli barang dapur yang stoknya sudah menipis.

"Brapa mas?" tanya manda.
"360rb mba", Manda mengeluarkan 4 lembar uang mereah. Dan menerima kembaliannya. Ia hendak memakai hlm tp tidak jadi. Karna sesuatu yang mengalihkan perhatiannya.

Ya seoarang anak kecil. Seperti tidak asing. Batin manda. Ia menghamipiri anak kecil itu. Ah ternyata benar. Nadila. Sedang apa nadila disini? Duduk sendiri? Dimana dokter Songong itu?.

"Nadila?" nadila mendongak. "Kakak!" pekiknya. Nadila memeluk manda erat. Manda mengelus puncak ubun ubun gadis kecil itu.

"Kamu disini ngapain sayang? Kamu sendirian?" Nadila menggeleng. "Rumah aku deket sini kok kak, jalan aja udah nyampe, aku sama papa, cuma papa lagi pergi sebentar" tutunya.

"tp ini udah mlm sayang" ujar manda.
"Itu!!" seruu Nadila menunjukan jari telunjuknya kearah seorang perempuan. Perempuan itu cantik dengan balutan jilbab creamnya dengan gamis yang senada.

Nadila melepaskan pelukan manda dan berlari kearah perempuan itu. Jika dilihat wanita itu sepertinya seumuran dengannya.

Tbc yeeey
Sorry lama update.
Btw siapa perempuan itu? Penasaran?   Saya juga wkwkw. Jangan lupa vote cerita ini kalau kalian suka. Gratiskok 👍 Makasih

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang