duaempat

7.2K 337 10
                                    

Reihan, dokter vivi dan manda sudah tiba dibandara internasional singapura. Manda terus menerus mengucapkan syukur kepada Allah, karna diberi kelancaran saat perjalanan.

"Gimana rasanya naik pesawat" manda terloncat dari tempat ia berdiri. Kaget. Kenapa reihan harus muncul tiba tiba dari belakang? Membuat jantungnya ingin lepas. "Biasa aja" balasnya ketus. Membuat reihan terkekeh geli.

Kini dirinya, reihan, dan dokter vivi sudah tiba diapartement.

Mengapa apartement? Tidak hotel saja? Hotel hanya memiliki satu kamar sedangkan mereka bertiga? Jika harus menyewa 3 kamar sekaligus akan menghabiskan cukup banyak uang.

Lagi pula apartement yang kini mereka pijak adalah kepunyaan dokter vivi. Kerabat dokter vivi semua rata² menetap disingapura jadi mau tidak mau beliau harus membeli sebuah tempat berteduh untuk meringankan biaia hidup selama disigapura.

Bukan satu unit gedung apartement yang beliau beli, hanya beberapa ruangan dalam satu gedung apartement.

*ya ente ngerti sendirilah ya maksud author hehe.

"dokter reihan, Nona manda, untuk dua minggu kedepan kalian bisa tinggal disini ada dua kamar yang masing masing memiliki kamar mandi" tutur beliau.

"dokter? Anda tidak tinggal bersama kami?" tanya manda kikuk. Dokter vivi hanya tersenyum. "tidak, saya akan tinggal bersama kerabat saya, jika kalian butuh sesuatu hubungi saya saja, rumahnya tidak jauh dari apartement ini, kalau begitu saya permisi dulu". Manda dan reihan mengangguk tidak lupa ucapan terimakasih yang mereka berikan.

"Dokter?" panggil manda. Yang dipanggil hanya berdehem. "Dokterrrrrr!" panggilnya sekali lagi membuat reihan yang sedang membuat teh terpaksa menghentikan aktivitasnya. "Buatkan saya satu ya?" ujar manda tanpa dosa.

Hah apa dia bilang? Buatkan? Tidakbisakah dia membuat sendiri? Batin reihan kesal.

"Nona?"

"Hmm?"

"Tidak bisakah anda membuat sendiri?"

"Hmm, kurasa tidak bisa, aku terlalu lelah untuk sekedar mengangkat sendok, aku akan kekamar dan membersihkan diri" Ujarnya berlalu, kekamar dengan menyeret koper meninggalkan reihan dimeja pantry dengan wajah merah padam karena kesal akibat ulah manda.

"Tidak bisa? Terlalu lelah untuk sekedar mengangkat sendok? Lalu kenapa dia menyeret koper yang beratnya 5kg dengan jarak 3 meter?". Gerutunya menatap manda kesal yang hilang begitu saja dibalik pintu.


***

15 menit berlalu, manda telah usai membersihkan dirinya. Ia keluar menuju dapur untuk menyerap minuman yang telah ia pesan pada reihan.

Manda tersenyum melihat ada secangkir teh hangat diatas meja pantry. "Maniis" pujinya.

Manda yang melihat reihan, keluar dari kamar ia sudah menebak bahwa dokter itu habis membersihkan dirinya. Ia menghampiri reihan yang duduk disofa.

"dok?" panggilnya. Alih alih menjawab reihan malah menatap manda dengan wajah datarnya. "Makasih tehnya" ujarnya sembari mengangkat cangkir teh. "Dok?" panggilnya sekali lagi.

Astagfirullah, ada apa lagi, tidak bisakah dia diam sebentar? Kenapa wanita ini begitu manja? Saat bersama nadila rasanya ia tidak seperti ini. Batin reihan.

"Hmmmmm?"

"jadwal oprasinyakan masih, besok, sekarang masih jam 2 siang"

"jam 3"

"Ihh enggk kok, jam 2" sahut manda. Reihan melirik manda dengan malas.

"Ini jam singapura bukan Indonesia" tuturnya. Membuat manda menutup mulutnya sembari ber-Oh ria.

"Hehe, kalo gitu aku bakal tidur sampe jam 6 nanti, jam 7 keliling kota bhisan okee, aku baru update katanya ada pameran, aku mau liat"

"Terus?"

"Kok terus sih?"

"Ya terus? Aku suruh ngapain?"

"Kok suruh ngapain sih dok? Ya temenin lah"

"ih, pergi aja sendiri"

"Ih, kok gitu?, yaudah aku pergi sendiri"

"emg, bisa?"

"bisa kok, buka Maps, selesai deh wlee"

"Terserah" balas reihan, lalu pergi kedalam kamar. Sementara manda tiada henti hentinya mengucapkan sumpah serapahnya.

Usai menunaikan solat isya' Manda bersiap untuk berkeliling kota bhisan,   ia telah mengetuk pintu kamar reihan untuk berpamitan tp tak kunjung ada jawaban. Jadi manda hanya meninggalkan surat di pintu kulkas.

"Kota yang cantiik" ujarnya. Baru berapa langkah ia keluar sudah ada beberapa orang yang menyapa, walau hanya untuk sekedar Hello Hai tapi itu sudah cukup membuat suasana hati manda menjadi senang.

"coba kita liaat tempat yang bagus untuk berkunjung" gumannya sembari memainkan hp untuk mengecek tempat dikota bhisan yang pas untuk dikunjungi. "Ketemu" ujarnya.

Manda segera menuju salah satu cafe dikota bhisan yang menjual aneka menu kue lezat. Ya. Sedari tadi tiba di singapura ia memang belum sempat makan apa apa. Dan sekarang cacing diperutnya berdemo meminta untuk diberi asupan gizi.

Manda terus berjalan jalan keliling kota bhisan. Sementara disisi lain ditempat yang sepi ada seseorang yang sedang mencarinya.

"Kemana manda? Sudah hampir jam 10malam? Belum kembali?" Tanya reihan pada dirinya sendiri. Panik. Cemas. Khawatir. Semuanya bercampur jadi satu dalam pikiran reihan. Baru satu hari disingapur, dan dia sudah dibuat gelisah oleh manda.

Maaf nomer yang anda tuju sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi. Atau tinggalkan pesan setelah nada berikut.

Sudah hampir puluhan kali reihan melpon manda dan hampir puluhan kali juga yang menjawab adalah oprator.

"Haiiss kau dimana Manda?!" ujar reihan frustasi. Reihan membuka ponselnya untuk mencari tempat dimana pameran itu dibuka, seletah browsing reihan segera ia menuju tempat itu.

Belum sempat ia keluar pintu. Kunci apartement! Kunci apartement ia tinggal diatas kulkas. "Ah ini dia" ujarnya. Ia berhenti. Reihan melihat kertas yang tertempel dipintu kulkas.

To. Pak dokter.

Aku akan keluar sebentar untuk jalan jalan. Mungkin aku akan ketoko kue, taman atau pameran. Aku sudah mengetuk pintu kamarmu tapi tak ada jawaban. Jangan terlalu khawatir. Insyaa allah aku akan pulang sebelum jam 10.

-Manda.

"Haah, sebelum jam 10 katanya? Bahkan ini sudah lewat dari jam 10" grutu reihan. Gemas dengan manda. Segera ia keluar untuk mencari manda.

Tbc. Aye ayee.

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang