duapuluh

8K 386 9
                                    

Paginya manda pergi kerumah sakit bersama dengan irfan. Entah ada apa dan angin dari mana. Hari ini mood manda sangat baik.

"makasih" ujarnya pada irfan dengan mengembakan senyum manisnya. Irfan tersenyum dan membalas ucapan manda. Mereka berpisah dilobi rumah sakit.

Bahkan hari ini pun, manda mendapat beberapa sapaan dari orang orang rumah sakit, entah itu dari keluarga pasien, para pekerja rumah sakit atau lain sebagainya. Dari sapaan Hai, Selamat Pagi, Memanggil namanya, Atau bahkan hanya ada yang tersenyum.

Tapi itu sungguh benar benar membuat harinya terasa menyenangkan. Ia menghirup udara obat rumah sakit. Biasanya bagi banda bau obat rumah sakit sungguh menyesakkan baginya. Namun tidak untuk hari ini udara pagi ini sungguh seperti taburan mawar.

Manda tak henti hentinya mengucapkan syukur kepada Allah swt, karna hari bahagianya ini.

Ketika henda menuju ruangan inkubator, ruangan kesukaannya. Ia tak sengaja melihat nadila tertawa dengan wanita. Ya! Wanita yang ia jumpai malam lalu. Ah! Bagai disambar petir dipagi hari.

Ah! Kenapa pagi ini hatinya diselimuti awan mendung yang tiba tiba? Awan mendung. Dengan perasaan yang aneh dalam hatinya. Ya! Prasaan tidak suka.

Manda mengucapkan istigfar berkali kali. Hampir saja setan menguasai dirinya. Hah dasar manusia mudah tergoda!

Hendak melanjutkan niatnya, langkah manda terhenti karena nadila memanggilnya. "Kakaak" panggil gadis kecil itu. Manda tersenyum ketika nadila berlari kearahnya. Tidak ketinggalan wanita itu mengikuti langkah nadila.

"ada apa sayang?" tanya manda lembut. "aku rindu kakak", Ah anak ini menggemaskan sekali. Senyum dibibir manda mengembang ia usap puncak Kepala anak itu lembuut. Ah damai sekali hatinya dipeluk anak kecil seperti ini.

"Ah, kamu" ujar wanita itu. Manda tersenyum. "akhirnya berjumpa lagi, Perkenalkan saya Widya" Manda menerima uluran tangan dari wanita itu. "Manda" jawabnya.

"Nadila sudah menceritakan semuanya tentang kamu, kulihat kau adalah wanita yang baik, senang bisa berteman denganmu"

"Ah, tentu terimakasih"

"kamu, bekerja disini?"

"Ah, iya saya bekerja disini belum lama"

"tante widya, kakak manda ini, kakak yang cantik dan baik, kakak manda selalu sayang sama nadila, pengen deh nadila punya ibu kaya kakak manda" tutur gadis kecil itu. Membuat kedua wanita itu terpekik bersamaan.

Ah polos sekali kau nak. Ucapanmu mampu membuat jantung seseorang berdetak kecang tak karuan.

Manda yang melihat widya terdiam merasa tak enak hati. "Ah, maafkan dia, dia masih anak kecil, berbicara apa yang dia bayangkan saja" ujar manda.

"Ah tidak, seharusnya aku yang minta maaf, aku agak sedikit kaget dengan ucapannya tadi, namun menurutku itu wajar saja" tuturnya.

Wajar? Apa maksud perkataan dari wanita ini? Mana mungkin itu hal yang wajar? Batin manda.

"Ah, kala-" ucapan widya terpotong karna reihan memanggilnya.

"widya!". Kedua wanita itu menengok bersamaan. Reihan menghampiri kedua wanita itu. "Ah, kau" ucap widya mencium punggung tangan reihan.

Widya? Mencium punggung tangan reihan? Ya allah? Kenapa prasaanku jadi begini? Kenapa aku tak suka melihatnya? Ada apa dengan hatiku? Batinnya gelisah. Manda beristigfar setiap kali hatinya merasa aneh.

"Sedang Apa kau kemari? Tidak bertemu ibu?" tanya reihan.

"Ah, aku dan nadila membuatkanmu sarapan? Kau belum makan kan? Ambilah, sudah lama bukan kau tidak memasak makanan yang ku buat?" tuturnya.

Ah! Manda berdiri ditengah, dua insang yang sedang memberikan perhatian?, kambing congek. Jika anak sekarang menyebutnya.

Manda menghela napasnya panjang.
"Ah, kalau begitu, saya duluan permisi, Da nadilaaa" ujarnya. "Daaa kakak" balas anak itu.

Manda dan herman tersenyum sembari menunduk.

Tbc Yeey...
Vote cerita ini ya kalo kalian suka. Gratis kok 👍
Makasih untuk para readers. Dan makasih untuk 20knya hehe.

THE DOCTOR is MY IMAM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang