Malam ini langitnya sangat indah. Bintang-bintang seolah berlomba-lomba memamerkan cahaya nya di depan sang bulan. Tidak jauh berbeda dengan keadaan Vino saat ini, di acara pertunangannya malam ini banyak gadis dari anak kolega sang mama dan calon mertuanya memandangnya dengan penuh puja. Saling dorong-mendorong untuk mendekatinya. Hell! Vino menghela nafasnya dengan kasar. Merasa bosan, ditatapnya ke sekitar. Mencari sesuatu yang mungkin bisa membebaskannya dari gadis-gadis gila ini. Dan hap! Ia mendapati Cecilia yang sedang meminum segelas wine, maybe? Entah itu sirup atau wine, Vino tidak peduli sama sekali.
Berjalan dengan sedikit cepat, Vino mecoba memanggil gadis itu di tengah keramaian itu. Cecilia yang sedang menjernihkan otak dan menghapus kegugupannya sayup-sayup mendengar seseorang memanggil namanya. Baru saja ia menolehkan kepalanya ke samping, ia sudah melihat Vino seperti orang habis dikejar setan.
"Napa lo?" tanya nya. Vino tidak meladeninya. Pria itu mengambil gelas yang berisi cairan bewarna merah keunguan, sama seperti yang Cecilia minum. Diteguknya cairan itu hingga habis lalu menatap Cecilia dengan intens.
"Gue kira wine, eh cuman minuman anggur biasa ternyata" ucapnya ntah kepada siapa. Cecilia hanya menggelengkan kepala mananggapi pria di sampingnya itu.
Apa bertunangan bisa membuat orang menjadi gila ya? , pikirnya. Setelah itu hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun tiba-tiba saja sebuah suara membuat keduanya menoleh.
"Hai Lis!" ucap seseorang dari samping Cecilia sambil merangkul pundak gadis itu dengan akrab. Jadi, sekarang posisi mereka tuh Cecilia ada di tengah, Vino di kiri nya Cecilia, sedangkan orang yang baru datang tadi ada di sebelahnya kanannya Cecilia.
Vino memandang orang yang baru datang itu dengan tajam. Ini lebih parah dari keadaan gadis-gadis tadi asal kalian tau! Ini acara pertunangan dia sama Cecilia tapi kenapa malah pria di sebelah calon tunangannya itu yang malah bermesra-mesraan. Eits, jangan salah paham dulu ya guys! Vino cuman gak mau aja nantinya para tamu malah bicara yang macem-macem tentang mereka. Tenang aja ini bukan masalah hati kok. Untuk saat ini Vino masih belum punya perasaan sama siapa-siapa kok.
"Eh Zidan, lo datang juga?" tanya Cecilia yang tidak menyadari aura mencekam antara Darel dengan Vino. Darel yang ditanyai pun memutuskan tatapan ala-ala membunuh itu dengan Vino. Dipandangnya Cecilia sambil tersenyum lembut.
"Iya dong. Tapi ya Lis lo beda ya hari ini" ucapnya sambil memperhatikan Cecilia dari atas sampai bawah.
"Beda apanya coba? Paling gara make up doang"
"Mungkin sih. But to be honest, you look beautiful tonight. Very beautiful. I can't take my eyes off of you" ucapnya membuat Cecilia tertawa kecil. Vino yang sedari tadi hanya diam mendengar percakapan keduanya hanya memutar bola matanya dengan malas.
"Gembel" sindirnya. Namun kedua makhluk tersebut hanya mengabaikan nya lalu berbincang kembali, terkadang Cecilia tertawa lepas mendengar candaan dari Darel. Panas, itulah yang dirasakan oleh Vino.
Ting.. ting.. ting...
Suara gelas yang di dentingkan dengan sendok membuat semuanya mengalihkan pandangan mereka ke asal suara termasuk ketiga remaja tersebut.
"Permisi semuanya.. Saya minta perhatian kalian sebentar" ucap seseorang di depan sana dan tersenyum senang setelah merasa semua tamu menatap ke arahnya penasaran.
"Di malam yang indah ini bukan tanpa alasan saya mengundang kalian semua. Malam ini anak saya Vino Pranandra Malqapratama yang sudah menginjak umur 17 tahun memutuskan untuk menjalin hubungan dengan anak perempuan dari keluarga Rahardian yang bernama Cecilia Lisyazar Rahardian" ucap Wilda sambil tersenyum ke arah Vino dan Cecilia yang tersenyum canggung kepada tamu yang menatap mereka dengan intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cecilia (COMPLETED)
Historical Fiction"Jadi cewek tuh jangan keras kepala bisa gak?! Pikirin kesehatan diri lo sendiri! " -Darel Zidan "Cewe tuh seharusnya di perlakukan dengan lembut. Tapi khusus buat lo, itu sebuah pengecualian bagi gue!" -Vino Pranandra "Lo semua gak tau apa-apa tent...