👑14

28K 3.3K 295
                                    

Berkat Somi yang terus menerus merengek dengan air mata yang membanjiri pipi, akhirnya keluarga Jeon memutuskan untuk membiarkan Lisa menginap dirumah ini selama satu malam.

Kini perempuan itu sedang terduduk pada kursi meja rias dikamar tamu yang akan ditempatinya malam ini--menghapus polesan make-up tipisnya.

"Mama..." Lisa menoleh, mendapati Somi yang memanggil setelah gadis kecil itu menutup pintu kamarnya. Ditangan kirinya terdapat sebuah boneka kelinci berwarna merah muda. "Aku ingin tidur bersamamu."

Lisa tersenyum lembut, menyambut Somi dengan hangat. Tangan kanannya terulur untuk merapikan anak rambut Somi yang menjuntai, menutupi sebagian dahinya. "Baiklah, malam ini kita tidur bersama, ya" wanita itu lantas bangkit dari posisinya, menggandeng pergelangan tangan Somi dan menggiringnya menuju ranjang.

Ini seperti sebuah mimpi yang menjelma menjadi kenyataan bagi sepasang Ibu dan Anak itu. Lisa tak pernah menduga bahwa ia dapat merengkuh tubuh Somi lagi, dan Somi juga tak pernah menyangka bahwa Ibu kandungnya masih hidup serta memberinya pelukan hangat seperti saat ini.

"Apa ada sesuatu yang sedang kau rencanakan, sayang?" Lisa bertanya lembut setelah beberapa saat saling terdiam, terlalu terhanyut dalam posisi ternyaman dan menenangkan ini.

"Eum.." Somi mengangguk pelan. Ia balas memeluk pinggang sang Mama. "Aku hanya ingin Mama kembali pada Papa. Aku ingin kita bersama-sama lagi."

Lisa tersenyum tipis. Tangannya tak berhenti untuk membelai kepala dan punggung Somi dengan penuh kasih. Ia mengerti bagaimana Somi menginginkan keluarganya utuh kembali. Namun semuanya tetap terasa begitu sulit.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk wanita setengah gila bernama Jung Yoonhee, Jeon Nara yang begitu keras kepala, juga Jeon Jisung yang tetap teguh pada pendiriannya.

"Mama hanya takut kau terluka, nak." Lisa berujar. Tatapannya sendu, namun segurat senyum masih terpasang pada bibirnya. "Bagaimana kalau mereka melukaimu? Dunia tidak sebaik itu untuk membiarkan kami bersama."

Somi mendongak, menatap sang Mama dengan dahi yang mengerut. "Apa Mama tak ingin kembali pada Papa?"

"Tentu saja Mama menginginkannya, baby. Tapi semua itu takkan berjalan dengan mudah. Ada banyak hal yang harus kita lewati."

"Kalau begitu biarkan putrimu ini memberikan sedikit bantuan." Somi memasang gummy smile-nya, persis seperti milik Lisa, kemudian gadis kecil itu kembali memeluk sang Mama, meresapi kehangatan yang telah lama tak dirasakannya. "Aku menyayangimu, Ma. Tolong jangan pernah pergi lagi."

Seketika, rasa haru yang berpadu dengan rasa bersalah itu datang menyerbu inti hati Lisa, membuat dadanya mulai terasa sesak.

Wanita itu mengeratkan pelukan pada tubuh Somi. Setetes liquid bening hampir saja meluncur dari pelupuk matanya. "Ya, sayang. Mama takkan pergi. Mama takkan pernah meninggalkanmu lagi."








°°








Suara kicau burung yang terdengar pagi ini cukup membangunkan Lisa dari tidur nyenyaknya. Ia mengecup dahi Somi lamat-lamat, tanpa berniat sedikitpun untuk membangunkan putrinya tersebut.

Sempat menarik nafas sejenak, akhirnya Lisa memutuskan untuk bangkit dari posisinya dan melangkah menuju jendela besar yang berjajar disana. Disibaknya tirai berwarna keperakan itu. Samar-samar, tercium aroma menyejukkan yang berasal dari kombinasi antara tanah dengan air hujan yang benar-benar menenangkan tatkala pintu jendela tersebut terbuka lebar. Sepertinya dini hari tadi hujan memang sempat turun menyapa bumi.

Setelah mencuci wajah dan mengikat rambutnya tinggi-tinggi, Lisa melanjutkan langkah keluar dari kamar tersebut. Ia hanya ingin sedikit berjalan-jalan, melihat-lihat bangunan besar yang lebih mirip seperti istana ini.

sweetest daddy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang