👑19

31K 2.9K 251
                                    

Tak ada yang tahu sejak kapan Yoonhee telah berdiri diambang pintu masuk itu hingga wajahnya terlihat memerah dengan raut penuh amarah kendati sebulir air mata berhasil melewati pipi mulusnya.

"Kau tidak bisa melakukan itu padaku, Ibu." gadis berusia dua puluh tiga tahunan itu berucap dingin pada Nara.

Nara menatap sendu pada Yoonhee. Tentu saja ia merasa bersalah pada gadis itu. Namun jika mengingat kembali fakta bahwa Jungkook hanya dapat hidup bahagia bersama Lisa, apa boleh buat?

Kerasnya batu dapat terkikis sedikit demi sedikit dengan bantuan air. Keegoisan Nara yang menginginkan putranya bersanding dengan Yoonhee kini telah memudar.

Sebenarnya tak semudah itu bagi Nara dan Jisung untuk mengizinkan Lisa menjadi salah satu anggota keluarga Jeon. Tetapi setelah mendengar sederetan kalimat menohok dari Jungkook, mereka menyadari sepenuhnya bahwa selama ini mereka sudah bersikap terlalu keras pada sang putra hingga menjadikannya sebagai boneka yang dapat dikendalikan sesuka hati.

Uang memang penting. Namun bukankah kebahagiaan adalah hal yang paling utama? Jisung bisa saja mandi dengan lembaran-lembaran uang yang ia miliki kemudian membakarnya hingga menjadi abu. Tapi apakah ia akan tetap memaksakan kehendaknya dan membuat putra bungsunya menderita seumur hidup hanya demi mempertahankan hal itu?

Tentu tidak. Masih ada cara lain untuk tetap mempertahankan predikatnya sebagai salah satu pengusaha tersukses di daerah Rothenbelle. Perusahaannya tidak akan bangkrut jika ia menikahkan Jungkook dengan Lisa yang notabenenya berprofesi sebagai International Model. Perusahaannya juga tidak akan rata dengan tanah jika ia membatalkan perjodohan Jungkook dengan Yoonhee.

Jadi dengan keputusan yang diambil dalam waktu yang kelewat singkat, sepasang suami istri itu mengizinkan putra bungsu mereka untuk meraih kebahagiaannya sendiri.

"Maafkan aku, nak." ujar Nara dengan penuh penyesalan pada Yoonhee. "Tapi Jungkook hanya dapat hidup bahagia dengan Lisa."

"Yoon.." Jungkook memanggil pelan. Tatapannya meneduh kala menatap wajah pilu Yoonhee yang masih berdiri kaku diambang pintu. "Kumohon maafkan aku. Aku tidak bisa memaksakan perasaanku padamu. Kau pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih mencintaimu dengan sepenuh hati."

Lisa tak bersuara sama sekali. Ia hanya sibuk menenangkan Somi, menghapus air mata gadis kecil itu dengan jemari lentiknya dan mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

Somi seharusnya tidak perlu terjebak dalam situasi ini, apalagi sampai menyaksikan peristiwa genting yang saat ini masih berlangsung. Ia masih terlalu kecil untuk mengerti bagaimana peliknya permasalahan yang terjadi dalam ruang lingkup keluarganya.

Yoonhee tertawa kering. Dadanya berdenyut perih dengan amarah yang menggelegak. Dalam dua bulir air mata, senyum getir, dan sorot mata mengintimidasi—Yoonhee berkata dengan penuh ambisi, "Jika aku tidak bisa hidup bahagia bersamamu, maka aku pastikan jika kau dan Lisa takkan bisa merasakan kebahagiaan juga. Ingat itu baik-baik."








°°








Nara memperhatikan presensi Lisa yang kini tengah sibuk mengolah bahan makanan dengan dibantu oleh dua koki dirumah ini.

Sesekali bibir Nara menyunggingkan senyum kecil, melihat bagaimana cekatannya si perempuan Hwang itu bergerak kesana-kemari—memotong, mengolah, menumis, merebus, dan berbagai macam kegiatan lainnya.

Lisa terlihat begitu tangguh, terbukti dari perempuan itu yang hanya mengizinkan dua orang koki tersebut untuk membantu sedikit seperti menyiapkan peralatan makan, memberitahu letak bahan-bahan dan alat memasak yang akan dipakai, juga membuat garnish pada piring-piring marmer yang tersedia.

sweetest daddy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang