👑22

27.3K 2.8K 283
                                    

Sudah dua hari satu malam Lisa dan Jungkook dirundung kegelisahan yang luar biasa. Tak hanya mereka, bahkan Jisung, Nara, Seokjin, dan Jisoo pun turut merasakan hal yang sama.

Begitupula dengan Jinsol. Gadis kecil berusia sepuluh tahunan itu seakan kehilangan ekspresi gemilangnya—mengetahui sepupunya menghilang bak ditelan ombak yang menggulung dalam sekejap mata. Hanya ada kesedihan dan sekelumit rasa khawatir pada sorot matanya kendati Jisoo terus saja menenangkan sang putri dengan mengatakan bahwa Somi akan baik-baik saja.

Pencarian belum dihentikan. Yang membuat Jungkook merasa ingin meledak adalah saat Yoonhee berulang kali mengiriminya pesan dengan nomor yang tak dapat dilacak keberadaannya. Seperti,

Menikahlah denganku, maka putrimu akan aman bersamaku.

Tinggalkan wanita bodoh itu, Jung. Aku lebih pantas bersanding denganmu.

Dan berderet pesan lainnya yang membuat Jungkook ingin sekali melecutkan sebuah panah beracun tepat pada kepala gadis itu.

Gila. Ini benar-benar gila.

“Apa Wonho sudah memberi kabar?” suara serak yang sarat akan harapan itu kembali terdengar, memuntahkan sebuah pertanyaan yang sudah belasan kali Jungkook dengar hari ini.

Jungkook menoleh, mendapati Lisa yang berjalan menghampirinya dengan langkah gontai. Kelopak matanya membengkak, dan Jungkook tahu jika diam-diam Lisa baru saja selesai meluncurkan tangisnya.

Jungkook paham kendati Lisa terlihat luar biasa kuat, terutama mengingat sebesar apa cobaan hidup yang pernah dilaluinya—namun tetap saja Lisa adalah seorang wanita yang akan jatuh dalam tangis yang tergugu dengan dada menahan sesak bukan main jika seseorang yang berharga dalam hidupnya kembali direnggut secara paksa.

Sudah cukup Lisa kehilangan Jungkook dan Somi bertahun-tahun yang lalu. Ia tak ingin hal serupa kembali terulang, apalagi jika disebabkan oleh wanita setengah tak waras bernama Jung Yoonhee.

Jungkook menggeleng pelan. Selama hampir dua hari terakhir, ia telah mengabaikan setumpuk berkas yang diletakkan oleh sekertarisnya diatas meja kerja—yang berada dirumahnya. Ia memang tidak berangkat ke kantor belakangan ini. Lisa membutuhkan presensinya meski wanita itu selalu terlihat tegar dan menyuruh Jungkook untuk mengerjakan kewajibannya sebagai CEO disalah satu dari tiga perusahaan raksasa dalam The Jeon’s Corporation yang dikelolanya bersama Jisung dan Seokjin.

Lisa menelan ludah getir. Ia tersenyum paksa pada Jungkook. “A-ah, kalau begitu aku akan menunggu dikamar. Tolong beritahu aku sesegera mungkin jika Wonho memberikan kabar tentang Somi.”

Jungkook merasakan pedih pada ulu hatinya melihat betapa Lisa yang semakin rapuh dari waktu ke waktu. Kelopak bagian bawah matanya bahkan mulai menghitam dan membengkak. Jungkook tahu bahwa wanitanya tidak tidur semalaman karena memikirkan keberadaan putri mereka yang entah sedang berada dibagian bumi yang mana.

Jungkook melangkah perlahan, menghampiri Lisa yang terpaku sejenak, dan memeluk wanita itu—membalutnya dengan kehangatan absolut yang ia miliki. “Tolong jangan bersikap terlalu kuat, Lisa. Jangan menahannya. Aku terluka melihat kau yang membalut kerapuhan itu dengan sekelumit senyuman yang bahkan tak mencapai matamu.”

Pada detik selanjutnya, air mata Lisa mulai meluruh, membasahi pipinya. Kecemasan dan kekhawatiran yang menghujam dada begitu sesak dirasakan.

Amarah, rindu, serta kegelisahan. Lisa dan Jungkook benar-benar merasakannya, tersiksa setengah mati malah.

Barangkali Yoonhee memang benar-benar dibutakan oleh cintanya pada Jungkook. Benar-benar buta sampai ia menggunakan otak cerdiknya untuk menyembunyikan Somi, merancang rencana hebat, dan menghapus semua jejak keberadaannya hanya untuk membuat Jungkook menikahinya.

sweetest daddy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang