👑15

32.6K 3.1K 457
                                    

"Ugh, ada apa ini?" kedatangan Jungkook yang muncul dari belakang tubuh Yoonhee berhasil memecah atmosfir mencekam yang terjadi dalam ruang lingkup dua wanita tersebut. Pria itu terlihat baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. "Dan, Yoon, apa yang kau lakukan disini? Kupikir kau sudah pulang sejak semalam."

Yoonhee mengubah raut wajahnya dalam sekejap. Ia tersenyum hangat pada Jungkook, dan berhasil membuat Lisa merasa ingin mengeluarkan isi perutnya saat itu juga. "Tidak jadi. Semalam aku tidur diranjangmu, seperti biasa."

Mengetahui keadaan menjadi lebih kacau dari sebelumnya benar-benar membuat Jungkook ingin sekali melompat ke lantai dasar rumah ini. Agaknya, hilang ingatan akan lebih menyenangkan dibanding harus berada ditengah-tengah dua wanita yang sedang terlibat perang batin seperti ini.

Sementara Lisa muak sekali, sungguh. Terutama ketika melihat Yoonhee yang bergelayutan manja pada lengan kekar Jungkook.

Sakit? Oh, tentu saja.

Marah? Tolong jangan bertanya.

Bahkan kalau bisa, Lisa ingin sekali melangkah maju dan mencakar wajah menyebalkan Yoonhee. Namun dari pada membuat kuku-kuku cantiknya menjadi rusak, Lisa lebih memilih untuk mengulas senyum miring sembari berujar, "Ya, ini akhir pekan. Sebaiknya kalian kembali tidur."--Kalau bisa, tidak usah bangun saja sekalian, brengsek. Setelah bersungut-sungut dalam hati, Lisa lantas berbalik dan kembali meneruskan langkahnya untuk menuju lantai dasar.

Lisa percaya bahwa Jungkook hanya mencintainya. Namun melihat betapa lemahnya Jungkook saat berada dihadapan perempuan ular itu membuat Lisa sedikit merasa ragu. Apakah Jungkook benar-benar akan memperjuangkan dirinya? Apakah ia harus sedikit bersabar dan menunggu lebih lama hingga waktunya tiba?

Dilain sisi, Jungkook bergerak untuk melepaskan rengkuhan Yoonhee dengan perasaan tak enak hati. "Yoon, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu."

Yoonhee mengangguk pelan kendati dadanya berdenyut was-was. Firasatnya mengatakan bahwa Jungkook akan mengatakan sesuatu yang buruk pada dirinya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Jungkook menatap Yoonhee dengan pandangan bersalah. Isi kepalanya terus bergelut sejak beberapa saat yang lalu. Namun setelah menarik nafas dalam, Jungkook meyakinkan dirinya untuk berkata, "Maafkan aku, tapi kita harus mengakhiri hubungan ini."

Benar, ternyata.

Yoonhee tertawa kering, setengah tak percaya. "Apa maksudmu, Jung? Kita sudah bertunangan dan kau mengatakan kita harus mengakhiri hubungan ini? Oh, ya ampun. Leluconmu itu sungguh buruk sekali."

Jungkook tak mampu menghilangkan tatapan dengan beribu rasa bersalah itu pada Yoonhee. Ia memegang kedua bahu Yoonhee, sedikit merematnya, dan menjawab, "Ibu dari anakku, seseorang yang kucintai--telah kembali. Aku tahu kata maafku tidak bisa menghilangkan kebencian yang mulai tertanam dalam hatimu. Tapi sungguh, aku sangat menyesal telah melukaimu."

Jungkook sepenuhnya menyadari bahwa ia telah melakukan beberapa kesalahan besar. Ia telah memberi sebuah asa pada Yoonhee, berkata bahwa ia akan berusaha mencintainya dan saling mengecup di atas altar dalam beberapa bulan ke depan.

Namun segalanya tak berjalan sesuai pengharapan. Lisa kembali datang dalam hidupnya, meruntuhkan semua akal sehat dan dinding pertahanan yang telah ia bangun mati-matian.

Mungkin predikat brengsek, bajingan, dan keparat benar-benar bagus untuk disematkan ditengah-tengah nama Jungkook saat ini. Biar saja ia bersikap egois kali ini meski rasa bersalah pada Yoonhee tetap menghantuinya.

Jungkook tak bisa melepas cintanya lagi. Jungkook tak ingin kehilangan Lisa untuk yang kedua kalinya.

Yoonhee tertawa garing dengan dada yang berdenyut ngilu. Ia menggeleng pelan. "Tidak, Jung. Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Kau tidak boleh meninggalkan aku seperti ini." sebulir air mata mengalir, menyusuri pipi mulusnya dengan percuma. Jungkook telah mengoyak harga dirinya dan menghancurkan harapannya dalam sekejap.

sweetest daddy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang