Duapuluh Lima (END)

628 58 16
                                    

Langkah keduanya terasa ringan, gengaman itu masih saja tertaut sejak tadi. Senyum masih menghiasi wajah keduanya, seakan-akan tak pernah ada kesedihan sebelumnya.

Sudah hampir satu jam Chanyeol juga Eunji mengelilingi taman, pagi tadi saat baru saja bangun. Dengan tiba-tiba Eunji meminta Chanyeol mengajaknya ke taman, ingin refreshing katanya. Chanyeol meng-iyakan saja, itung-itung sekalian olahraga.

Keduanya duduk di bangku taman, suasana masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang sekedar lewat atau tengah lari pagi.

Spontan, Chanyeol menoleh ke arah Eunji saat si gadis Jung secara tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahunya. Tidak biasanya gadisnya jadi semanja ini

"Kau senang?" Chanyeol bertanya sembari jari besarnya mengusap surai si gadis lembut, membuatnya sempat memejamkan mata sesaat karena rasa nyaman.

"Eung." Gumaman pelan disertai anggukan kecil itu Chanyeol dapat sebagai jawaban, setelahnya Eunji bangkit kemudian menatap Chanyeol yang justru menyernyit ke arahnya.

"Kau tampan." Cicit si gadis, kemudian ia menutup wajahnya dengan dua tangan. Dengan spontan Chanyeol tergelak, ia baru sadar jika Eunji bisa se-menggemaskan ini

Pelan-pelan Chanyeol menyingkirkan dua tangan Eunji yang menutupi wajah, digengamnya dua tangan itu erat. Ia tatap manik Eunji lekat, sedikit mendekat ke arah sang gadis yang sudah berwajah merah

Jantung Eunji berdebar, perutnya mulas juga geli. Bisa dengan jelas ia lihat manik bulat kecoklatan milik Chanyeol ada di depannya, menghipnotisnya agar tak berpaling barang sekejap.

"Gomawo..." Kata-kata lirih dari Chanyeol mampu membuat Eunji kembali tersadar, gadis itu menyernyit tak mengerti apa yang baru saja Chanyeol sampaikan.

"Untuk apa?" Ia bertanya, reflek Chanyeol segera mencubit dua pipi gadis itu gemas kemudian mengusak rambutnya yang mendatangkan protes dari si pemilik. Ia gemas, sungguh

"Segalanya, terimakasih telah lahir, bertemu denganku, mengisi hari-hariku, dan mencintai ku. Aku tahu aku bukan seorang yang pantas, tapi aku akan berusaha. Aku akan berusaha semampuku untuk memantaskan diri, aku akan berusaha." Ujar Chanyeol tulus, dua bibirnya masih menyunggingkan senyum. Membuat gadis di depanya turut serta mengulum senyum.

"Kau salah, harusnya aku yang berterimakasih. Terimakasih karena sudah datang di kehidupan ku, menjadi cintaku dan semuanya. Aku... Aku..." Dengan gerakan cepat Chanyeol merengkuh bahu sempit itu mengusap punggungnya perlahan guna menenangkan.

"Mulai saat ini mari buka lembaran baru, memulai semuanya dari awal. Tanpa rahasia, sakit hati atau hal buruk apapun. Ayo saling menjaga dan memahami satu sama lain." Ucapan tulus Chanyeol membuat Eunji menagguk, kemudian melesakab lagi wajahnya pada dada bidang si pria, membuatnya tergelak beberapa saat.

"Aku mau es krim." Eunji menoleh ke arah Chanyeol yang tengah memainkan rambutnya.

"Ini masih terlalu pagi chagiya, es krim bisa membuatmu pilek." Tiba-tiba wajah Eunji terasa memanas, merah padam begitu sapaan chagiya terlontar dari bibir tebal Chanyeol.

Memang sejak semalam, tepatnya selepas Chanyeol pulang dari urusan yang Eunji tak tahu apa. Tanpa persetujuan, Chanyeol kemudain memanggil Eunji chagiya. Awalnya Eunji hendak menolak, ia terlalu malu jika dipanggil seperti itu

Namun kau tahu bukan, seorang Park Chanyeol mempunyai seribu satu cara untuk mendapatkan apa yang dimau. Maka dengan terpaksa Eunji mengiyakan, ia kalah dengan aegyo attack yang Chanyeol lancarkan. Eunji curiga jika Chanyeol belajar dari Baekhyun

"Tapi aku benar-benar ingin, chanyeol oppa belikan aku es krim juseyoo~~" Chanyeol sedikit menggeram, berusaha menahan diri untuk tidak menerkam Eunji yang mendadak ber-aegyo di depanya. Sungguh, ia lemah dengan ini

Who I'mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang