Dua

849 127 12
                                    

Kamar bernuansa abu-abu itu tampak temaram, hanya ada sedikit cahaya yang menyelinap melalui celah tirai yang sedikit tersingkap.
Di atas ranjang si pemilik kamar masih setia bergelut dengan selimut tebalnya, ia indahkan ponselnya yang terus berbunyi nyaring sejak beberapa menit lalu.

Tak lama dari arah pintu muncul seorang gadis dengan balutan seragam Hongdae High School berjalan mendekat ke arah ranjang, ia sedikit berjongkok dan mendekatkan tubuhnya ke arah si pria yang tengah tertidur dengan posisi tertelungkup.

"Good morning Sehun-ah." Suaranya yang pelan seperti berbisik nyatanya mampu membuat pria berkaos putih -Sehun, membuka matanya cepat. Segera ia mendudukan dirinya dan menatap nyalang gadis yang masih berjongkok di sisi ranjang.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya dingin, si gadis bersurai coklat terang itu berdiri, ia memandang Sehun sebentar sebelum duduk di sofa yang ada di sudut kamar Sehun.

"Menjemput tunanganku tentu saja." Jawabnya santai, ia mengulas senyum manis yang menurut Sehun justru lebih cocok disebut seringai.

"Jangan pernah menyebutku sebagai tunanganmu, asal kau tahu sampai kapanpun aku tidak akan menyetujui perjodohan konyol itu." Gadis itu terkekeh pelan, ia bangkit dan mendekati jendela lalu menyibak tirai yang sedari tadi tertutup.

"Terserah apa katamu, yang pasti seberapa keras kau menolaku itu tidak akan berpengaruh pada perjodohan kita. Ya kecuali kau bisa mengabulkan permintaan ahjussi, tuan Oh yang terhormat." Sehun mengeratkan jarinya, rahangnya mengeras menatap gadis yang kini tersenyum sinis padanya.

"Sebaiknya kau cepat bersiap, hari sudah siang." Ujarnya sebelum berlalu meninggalkan Sehun dengan emosinya yang memuncak.

"Lihat saja kau Rose akan kupastikan perjodohan konyol ini tidak akan pernah terjadi." Gumam Sehun seorang diri.

🐧🐧🐧

Eunji baru saja memasuki gerbang sekolahnya saat tiba-tiba dari arah samping seseorang melempar telur ke arahnya

"Lihat! Siswa terbuang sudah datang, bukankah ia terlihat menjijikan?" Seorang gadis berambut merah mengolok disusul sorakan dari siswa yang entah sejak kapan sudah mengerubungi Eunji.

"Kenapa kau tidak pergi saja? Kau tidak pantas bersekolah di sini!" Salah seorang dari mereka berteriak,

"Kenapa diam? Apa kau bisu?" Detik berikutnya telur kembali mendarat di kepala Eunji, bukan hanya telur namun tepung juga mentega lengket mereka lemparkan ke arah Eunji.

"Apa yang kalian lakukan?!" Semua menoleh, di sana Chanyeol berdiri dengan nafas tersengal. Ia segera menghampiri Eunji dan memberikan blazer miliknya, ia menatap tajam satu persatu orang yang ada di sana.

"Chanyeol-ah apa yang kau lakukan? Bukankah ini pantas untuknya? Dia adalah siswa terbuang, dia tidak pantas ada di sini." Seorang siswa berseru

"Diam kau Jeon Jongkook! Apa hakmu mengatakan pantas atau tidaknya seseorang bersekolah di sini? Kau pikir perlakuanmu ini pantas?!" Sahut Chanyeol geram

"Dengar! Jika aku melihat ada yang berani menganggu Eunji lagi akan kupastikan hidup kalian tidak akan nyaman!" Ancam Chanyeol sebelum ia membawa Eunji pergi dari kerumunan.

Tanpa mereka sadari, dari lantai dua seorang pria tengah memperhatikan mereka dengan tenang. Sedari tadi mata tajamnya tak lepas dari sosok Eunji, bahka hingga Chanyeol membawa gadis itu pergi ia tetap memperhatikan dengan detail.

"Gadis lemah." Lirihnya kemudian berlalu.

🐧🐧🐧

Bel tanda masuk sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, namun Eunji juga Chanyeol tak kunjung beranjak dari tempat mereka duduk. Chanyeol merogoh kantung celananya, mengeluarkan sapu tangan putih dengan jahitan inisial namanya di ujung kanan atas.

Who I'mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang