Sepuluh

535 92 0
                                    

Hari menjelang petang, suasana di salah satu pub masih sepi. Biasanya para pengunjung baru akan datang sekitar pukul sepuluh, namun gadis itu sudah di sana. Duduk seorang diri sambil menyesap soju yang sebenarnya masih belum legal untuk gadis seusianya, tak lama ponsel yang tergeletak di meja berdering.

"Yeobseoyo? Eum, palli." Panggilan terputus, smirk terukir di wajah blasteran miliknya

Pintu terbuka menampakan sosok Taehyung lengkap dengan seragam sekolahnya, pandanganya mengedar lalu menyeringai saat menemukan gadis yang tengah duduk membelakanginya.

"Lama menunggu?" Taehyung berujar, si gadis berdehem sebentar

"Ada perlu apa kau memanggil ku?" Taehyung kembali bertanya, sementara si gadis masih diam. Ia meneguk soju langsung dari botol setelahnya ia menarik nafas dalam

"Aku ingin kau menyingkirkan Jung Eunji, sepupumu itu benar-benar menganggu." Taehyung mennyernyit, Eunji?

"Kau mengenalnya?" Si gadis terkekeh sebentar, ia menatap Taehyung yang memasang wajah bertanya

"Kau kira aku bodoh? Aku bahkan tahu segala hal yang menyangkut keluarganya. Termasuk dirimu Kim Taehyung." Taehyung mengangguk, tak tampak raut takut ataupun khawatir di sana. Padahal dengan jelas si gadis berucap dengan nada menekan di setiap kata

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Singkirkan dia, buat dia tidak bisa melihat dunia lagi itu lebih baik." Si gadis menyeringai lagi, aura di sekitarnya amat gelap. Seoalah-olah ia dapat membunuh siapa saja dengan aura miliknya

"Membunuhnya maksudmu?" Taehyung berujar pelan, sebenarnya ia juga tak yakin dengan apa yang diucapkan. Biar bagaimanapun Eunji adalah sepupunya

"Kedengaran bagus jika kau membunuhnya. Aku harap kau tidak berubah pikiran Kim Taehyung, aku akan menepati janjiku saat kau selesai meng-eksekusi gadis itu." Setelah mengatakannya si gadis melenggang pergi meninggalkan Taehyung yang termenung

Satu sisi ia tergiur dengan apa yang ditawarkan gadis tadi, bagaimana tidak. Untuk pekerjaan ini ia akan mendapatkan imbalan yang cukup banyak, namun di sisi lain ia ragu. Haruskah ia membunuh Eunji? Sepupunya sendiri?

Meski Taehyung tak menyukai dan sering menyiksa Eunji, namun ia tak pernah berfikir sampai membunuh gadis itu. Bagaimanapun mereka memiliki ikatan darah, lagipula tugas kali ini akan sulit. Mengingat ia telah menjual Eunji dan ia tak tahu keberadaan gadis itu sekarang

🐧🐧

Tiga manusia itu masih saling diam, dua sibuk dengan pikiran masing-masing sementara satu lagi tengah menatap dua orang di sampingnya secara bergantian. Sudah cukup lama mereka berada di atap, bahkan ketiganya membolos di dua jam pelajaran

"Kenapa dia tidak mau pergi juga? Aku harus berbicara dengan Chanyeol." Eunji membatin

"Ada apa dengan Eunji? Kenapa dia tiba-tiba minta maaf? Dan apa mungkin aku hanya salah dengar Eunji mengatakan jika ia cemburu saat aku terlalu dekat dengan Jiyeon?" Chanyeol berujar dalam hati

"Chogi, apa kita akan terus diam?" Jiyeon berujar, sejujurnya ia jengah dengan situasi hening seperti sekarang

Baik Chanyeol maupun Eunji masih sama-sama diam, Eunji bergerak berdiri membuat pandangan dua orang lainya menatapnya bingung

"Aku ada urusan, aku permisi dulu." Selepas Eunji menghilang dari balik pintu, Chanyeol belum mengalihkan pandanganya dari sana. Ia mengulas  senyum tipis yang terkesan miris

"Gwaenchana?" Jiyeon bertanya, Chanyeol mengangguk lesu. Jiyeon menatap iba pada Chanyeol, meski ia tak tahu apa yang terjadi antara gadis bernama Eunji dan juga Chanyeol. Namun ia bisa merasakan jika keduanya sama-sama merasa terluka, entah untuk alasan apa.

"Kajja, sebaiknya kita pulang. Hari sudah semakin sore, Yoora noona pasti akan memarahi kita nanti jika pulang terlambat." Chanyeol berujar lesu, ia berjalan lebih dulu. Jiyeon masih belum beranjak ia menatap punggung lebar Chanyeol yang terkesan rapuh saat ini

"Apa yang bisa kulakukan untukmu Chan?" Jiyeon bergumam pada angin, selanjutnya ia ikut beranjak setelah sebelumnya membereskan bekal makanan yang bahkan tak disentuh Chanyeol sama sekali

🐧🐧

Eunji berjalan lunglai, tatapanya kosong ke arah depan. Sesekali kepulan asap mengepul dari sela bibirnya, pikiranya kacau hanya karena satu nama Park Chanyeol

Eunji masih ingin terus menyangkal jika ia tak menyukai si pria Park, namun otak tak berjalan selaras dengan hatinya. Hatinya menyerukan jika ia menyukai Park Chanyeol, tapi apa iya? Apa benar-benar rasa suka? Bukan hanya rasa nyaman dan takut kehilangan sebagai sahabat

Eunji masih terhanyut dalam pikiranya, hingga ia tak sadar satu mobil berhenti tepat di sampingnya. Si pemilik menurunkan kaca mobil kemudian memanggil nama Eunji cukup keras

Begitu Eunji menoleh badanya langsung menegang, dalam hati ia mengumpat. Bagaimana bisa ia bertemu dengan Sehun, sungguh Eunji ingin sendiri sekarang, ia tengah malas berurusan dengan Sehun atau siapapun

Semenjak berubahnya sikap Sehun hal itu membuat Eunji waspada, takutnya hal itu hanya pancingan agar ia merasa berhutang budi lalu mau melakukan apapun untuk Sehun. Meski Eunji telah dibeli Sehun, ia tetap tak akan menuruti begitu saja semua kemauan majikanya. Mulai saat ini Jung Eunji si pemberani kembali, itu tekadnya

Eunji sudah menyiapkan suaranya untuk berdebat dengan Sehun, ia tahu pemuda itu pasti ingin mempermasalahkan dirinya yang berjalan pulang lebih dulu tanpa menunggu dirinya menjemput

Semua kata-kata yang sudah Eunji susun rapi tiba-tiba hancur tak berbentuk, bukan dalam artian buruk. Ini mengejutkan, saat Sehun memeluknya erat, sangat erat hingga Eunji agak kesulitan bernafas

"Aku mengkhawatirkan mu, aku takut terjadi apa-apa denganmu." Bukanya meleleh Eunji justru menyernyit, sepertinya ada yang salah dari Sehun. Kenapa ia bilang ia khawatir, apa gadis yang sudah dibeli macam dirinya pantas di khawatirkan

Dan lagi, apa yang Sehun katakan itu tulus? Eunji agak sangsi untuk itu. Meski bisa ia rasakan kesungguhan Sehun saat mengucap, namun Eunji tak akan percaya begitu saja

Sehun kembali memeluknya di sertai kecupan ringan di pucuk kepala Eunji, Eunji sendiri hanya diam. Ia tak membalas ataupun menolak skinship yang Sehun lancarkan

Ia hanya fokus pada satu hal, anak laki-laki dengan jaket boomber di balik pohon itu seperti,,,,,

Taehyung?

Benar Taehyung? Jujur saja Eunji masih memikirkan keluarganya, bagaiman keadaan ibunya. Apa mereka makan dengan baik, sebab yang Eunji tahu sang ibu tak pandai memasak

Dan lagi ia sempat tak sengaja mendengar jika usaha restoran, satu-satunya harta yang ditinggalkan neneknya tengah terancam bangkrut. Itu disebabkan oleh sang ayah yang tak dapat melunasi hutang-hutangnya pada pihak bank.

Tangan Eunji mengepal, ia tak bisa membiarkan restaurant milik neneknya disita bank, itu adalah haknya, miliknya.

Mau tak mau Eunji harus kembali merebutnya, harus

TBC

Hai 🙋

Cerita gaje up! Ngga usah protes kalo ke sininya makin gaje

Ok ngga usah banyak cuap, baca aja ya 😆

See you! Annyeong 😄

Who I'mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang