Sudah dua hari Eunji tinggal di rumah Chanyeol, dua hari pula hubungan keduanya membaik. Chanyeol kembali bersikap hangat.
Juga Yoora dan Jiyeon yang memperlakukanya dengan baik, Eunji jadi menyesal pernah berburuk sangka pada gadis itu. Nyatanya gadis itu hanya teman masa kecil Chanyeol yang kebetulan tinggal bersama sebab, ia tak punya saudara di Seoul
Eunji baru saja sampai dapur saat ia mendapati Yoora akan keluar dengan sedikit terburu-buru
"Eonnie mau kemana?"
"Aku akan pergi belanja," Yoora kembali melangkah dengan terburu, bahkan ia melupakan dompetnya yang tergeletak di meja pantry
Eunji segera menyusul Yoora yang kebetulan belum jauh, samar-samar Eunji mendengar obrolan Yoora dengan orang yang ada di line telepon
"Ye, saya akan ke sana sebentar lagi." Yoora menghembuskan napas, ia terlonjak begitu berbalik dan mendapati Eunji yang berdiri di belakangnya
"Eonnie, kau meninggalkan dompetmu."
"Gomapta Eunji-a." Eunji mengangguk sekilas, ia menyernyit saat mendapati raut Yoora yang tampak sedikit bingung
"Eonnie, gwaenchanayo?"
"Eung ... Eunji-a bisakah kau menggantikan ku berbelanja? Atasanku memintaku untuk pergi ke Pulau Jeju sekarang, dia bilang sekertarisnya tidak bisa datang karena sakit" Yoora berujar sedikit tidak enak. Sementara Eunji, ia mengulas senyum manis tentu saja ia mau. Ia sudah sangat berterimakasih diperbolehkan tinggal di rumah keluarga Park,
•°•°•°•°•°•°
Dan di sinilah Eunji pada akhirnya, Minimarket tak jauh dari kediaman keluarga Park. Troli belanjaan yang ia dorong sudah berisi setengah, hanya perlu membeli beberapa snack untuk Chanyeol dan juga buah-buahan
Eunji kembali menoleh ke arah belakang, entah perasaanya saja atau bagaimana. Dari tadi ia merasa seperti di ikuti, dan tiap kali ia menoleh tak ada siapapun di belakangnya
Eunji bersenandung pelan sambil menunggu antrian kasir, semua barang yang harus ia beli sudah lengkap. Tanpa sengaja mata Eunji bertemu pandang degan satu orang dengan hoodie hijau tua, ia tak bisa melihat wajahnya secara jelas sebab orang itu memakai penutup hoodie. Ia hanya sempat melihat matanya sekilas
Dan Eunji rasa, Eunji pernah melihat mata itu. Tapi di mana?
Setelah membayar Eunji melangkah pulang, ia sengaja tidak memesan taksi. Ia hanya ingin berjalan-jalan sebentar, bosan juga berdiam diri di rumah. Belum lagi Chanyeol juga Jiyeon belum kembali dari sekolah, ia akan merasa kesepian
Eunji menoleh ke kanan kiri, memastikan keadaan aman. Lalu dengan langkah pelan ia mulai menyeberang, namun baru beberapa langkah. Satu mobil berwarna silver, hampir menerjang tubuhnya sebelum satu orang mendorongnya ke pinggir
Keduanya terguling, belanjaan dalam plastik tumpah di jalan. Eunji masih memejamkan matanya erat, jantungnya berdetak dua kali akibat rasa takut.
Eunji membuka matanya pelan-pelan saat ia merasakan deru nafas seseorang, matanya membulat saat ia mendapati pemuda dengan mata tajam itu menyelamatkanya. Dan yang lebih mencengangkan ia berada dalam pelukan pemuda itu dengan posisi yang bisa dikatakan sedikit intim
Keduanya saling tatap sebelum Eunji memutuskan kontak lebih dulu, ia segera bangkit dan membersihkan diri dari debu. Sementara si pemuda terlihat meringis sambil memegangi bahu sebelah kiri
"Gomawo," Eunji berujar lirih, si pemuda diam. Ia hanya menatap Eunji datar, dengan keberanian seadaanya Eunji mendongak menatap mata pemuda itu saat lagi-lagi ringisanya terdengar
KAMU SEDANG MEMBACA
Who I'm
Fiksi Penggemar"Aku tidak akan menangis meski tubuhku tersayat. Tapi aku bisa menangis jika "mereka" berucap. Apa itu cengeng?" -Jung Eunji- "Bersandarlah jika kau lelah. Aku selalu ada untukmu, jangan bersedih lagi. Kumohon bahagialah, meski bukan denganku." -Par...