Enam

684 102 14
                                    

Kamar bernuansa merah muda itu tampak seperti kapal yang baru saja dihantam ombak besar, barang-barang berserakan, bahkan kaca rias pun tampak hancur berkeping-keping.

Gadis dengan dress biru itu terduduk di atas karpet berbulu, penampilanya amat berantakan. Mata sembab, wajah pucat, rambut yang awalnya tertata rapi kini tampak kusut.

Ia masih menangis sesegukan, sesekali ia mengerang sambil memukul apa saja yang ada di dekatnya, ia tampak menyedihkan. Namun setelahnya gadis itu terkikik lalu tertawa keras-keras.

Dengan cepat ia berlari ke arah laci yang bersatu dengan meja rias, tak ia indahkan kakinya yang kini berlumur darah akibat pecahan kaca yang menancap di kakinya.

Ia mengobrak-abrik isi laci, hingga tanganya menemukan satu foto berisi tiga orang yang tengah tersenyum. Ia mengelus sebentar foto itu, tatapan-nya mengkilat saat sekelebat ingatan muncul di otaknya

 Ia mengelus sebentar foto itu, tatapan-nya mengkilat saat sekelebat ingatan muncul di otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan merebuat apa yang harusnya jadi miliku, dan akan kubuat kau menderita Jung Eunji. Menderita karena kau telah merebut Chanyeol dan juga Sehun dariku." Ia tertawa lagi, tawa yang terdengar mengerikan.

🐧🐧🐧

Sudah lebih dari beberapa menit keduanya terdiam, si pria masih memandangi makanan yang bahkan belum ia sentuh sama sekali.

Sementara si gadis dari tadi hanya menunduk sambil sesekali menghela nafas berat. Eunji mendongak saat kursi yang Chanyeol duduki berderit, pemuda jangkung itu berdiri dan menatap Eunji lekat.

"Ayo, kuantar pulang." Dengan ragu Eunji berdiri, entah mengapa suasana diantara keduanya menjadi begitu canggung. Dan Eunji sungguh tidak menyukainya.

"Chan,,,," pria itu berhenti berjalan namun tak berbalik, di belakangnya Eunji menatap nanar punggung Chanyeol. Ia tahu Chanyeol kecewa dan ia memaklumi jika nantinya Chanyeol akan membencinya.

"Kenapa kau tak mengatakanya dari awal?" Pada akhirnya ia bicara, keduanya kini ada di taman dekat halte bis yang biasa mereka naiki.

Eunji mendekat, ia menyentuh bahu Chanyeol agar menghadapnya. Ia mematung saat melihat mata Chanyeol yang mulai memerah, hatinya sakit.

"Mian, aku hanya tidak ingin menyusahkanmu." Si pria Park menggeram, ia meremas rambutnya sendiri dan hal itu makin membuat Eunji merasa bersalah.

"Demi tuhan Jung Eunji, kau tak pernah merepotkan siapapun! Kau,, kau bisa meminta bantuanku kapan saja. Bukankah selaku ku bilang jika aku selalu ada untukmu? Kenapa kau masih saja tidak mempercayaiku? Kenapa!" Eunji makin menunduk, selama ini ia tak pernah melihat Chanyeol semarah ini, ini pertama kalinya dan itu sangat menakutkan.

"Hiks." Chanyeol mengerjap, ia baru sadar jika ia sudah menakuti Eunji. Tanpa ragu ia menengelamkan tubuh mungil Eunji dalam dekapanya, rasa marah juga kecewa yang tadi sempat menguasainya seolah menguar.

Ia elus surai halus Eunji membuat tangis gadis itu sedikit reda, ia menciba menahan emosinya sekarang. Ia tak ingin membuat Eunji kembali ketakutan

Who I'mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang