“Emangnya kalo gue masih Bayi, Kak Alfy mau ngasih apa?” tanya Via mempicingkan matanya.
Alfy mendekatkan wajahnya ke telinga Via. Ia mengucapkan sebuah kata yang membuat amarah Via melewati batas.
“pempers,” Tawa Alfy lepas. Via melingkari Tang-topnya di leher Alfy, lalu menariknya kesal.
“Oh iya, Vi nanti kamu antar Mamah ke Super Market ya. Nanti malam kita adain bakar-bakar, oke?”
Via menghentikan aktivitasnya, menoleh ke arah Aeera dengan tatapan yang masih kesal.
Semua penghuni rumah Mr. Prayoga berkumpul Di taman belakang rumah. Via juga mengundang Gyo, Tyo, Bayu, dan Tahila. Mana mungkin ia melupakan keempat temannya itu, mereka pasti yang menambah keseruan di pesta bakar-bakar ini.
Pukul 22.00
Setelah berakhirnya pesta bakar-bakar, mereka semua memutuskan untuk tidak mengakhiri keseruan malam itu, melainkan, mereka melanjutkannya dengan bermain game di ruang TV dan memutuskan untuk menginap. Namun tidak untuk Via dan Thaila yang langsung pergi ke kamar Via.
Dengan senang hati Aeera mengizinkan mereka untuk menginap di rumahnya.
~BS~
Beberapa bulan kemudian....
Hari Senin adalah hari yang dibenci murid SMA TriGuna dan beberapa ada yang senang, karena bisa pindah barisan untuk dekat dengan doi. Mereka dikumpulkan di bawah teriknya matahari yang begitu menyerap kulit dan terasa hinggan tulang bagian dalam.
Untung saja tidak diadakan upacara bendera hari ini. Mereka dikumpulkan hanya diberikan pengumuman tentang diadakannya pentas seni yang diadakan minggu depan. Pentas ini selalu ada setiap pertengahan tahun ajar SMA TriGuna. Semua siswa dapat menampilkan bakatnya dengan mendaftarkan diri ke pengurus OSIS.
Saat jam istirahat, Via menghampiri kelas Bayu untuk memarahinya karena pagi tadi ia tak menjemputnya. Untuk pertama kalinya Bayu tak menjemputnya, untung saja Alfy sedang baik dengannya hingga mau mengantarnya sekolah. Saat melewati rumahnya pun, rumah Bayu nampak sepi.
Via berdehem mempersiapkan diri untuk memarahi Bayu, ia melangkah masuk kelas Bayu. Namun Via tak menemukan pria itu di sana.
“Dira,” panggil Via ke seorang wanita sebelahnya yang sedang sibuk dengan berbagai kertas entah apa isinya, Indira Kamania. Indira Kamania atau yang akrab dipanggil Dira, teman sekelas Bayu, yang menjabat sebagai sekretaris.
Dira menoleh dengan senyum ramah nan tulus. Wanita ini dikenal ramah, baik, lembut, dan pintar. Tapi, ntah kenapa? Tahun lalu ia tak menduduki juara umun, melainkan seorang Navya Shallita yang mendudukinya. Kenapa bisa? Entahlah, Via pun dibuat bingung.
“Eh, kamu Vi?”
“Lagi nyari Aldi ya?” tebaknya. Via mengerutkan dahinya, raut wajahnya berubah menjadi bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan Dira.
“Aldi siapa? Aldi Taher?”
“Kok nanya balik si, Vi? Ya... Rifaldi Bayu,” jelas Dira.
“Ah.. Iya. Dia kemana?”
Dira mengedikkan bahunya.
“Dia nggak masuk, Vi. Emang ada apa ya?”
“Keterangannya apa?”
“Alfa.”
“Owhh... Makasih. Gue balik kelas dulu ya,” pamit Via. Dengan cepat tangan Dira meraih lengan nya, membuat langkahnya tertunda. Ia membalikkan badannya.
“Ada apa, Dir?”
“Gue mau cerita,” ucap Dira serius dan menyuruh Via duduk di bangku sebelahnya. Via menganggu tulus.
Berbagai curhatan hati, Dira lontarkan dengan nada pelan agar tak ada yang mengetahuinya kecuali dirinya. Pulang sekolah, pertama kalinya setelah sekian lama, ia kembali naik angkutan umum.
Ia memutuskan untuk berhenti di depan sebuah rumah yang terletak di sebelah rumahnya. Sudah beberapa kali ia memenceti bel, namun tak kunjung datang orang yang ia harapkan.
Via mengedarkan pandangannya ke sekililing rumah itu. Ternyata motor Bayu juga tak ada, kemannnnaaaaaaa!!!!!!??????
Amarahnya kembali memuncak. Ia kembali melangkah ke arah rumahnya yang berjarak kurang lebih lima langkah dari rumah Bayu.
“Mobil siapa nih? Kayak kenal,” heran Via melihat sebuah mobil berwarna silver terparkir di depan rumahnya.
“Bodo amat, mau mobil setan pun nggak peduli gue,” gumam Via. Ia terus berjalan masuk ke dalam rumah. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti. Jam tangannya tak sengaja tergores ke body mobil itu.
“Kakkkk Alllllfyyy,” teriaknya. Tak ada respon dari kakaknya itu, ia berjalan cepat ke arah kamar Alfy. Ia terkejut bukan main saat melihat seorang pria yang tak asing lagi baginya sedang duduk di sebelah kakanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ondu Dina
Любовные романыIni bukan cerita frienzone Ini bukan cerita bad girl or bad boy atau sebagainya. Ini sangat berbeda dari yang cerita yang pernah berbeda. Jadi, langsung baca aja. Jangan ada yang di skipp ok, biar nyambung bacanya. Love you