Via mendengus lelah, ia melempar tasnya ke atas tempat tidur. Tubuhnya terasa remuk, ia memutuskan beristirahat di kursi yang ada di balkon. Ia melirik ke arah rumah di sebelehanya, sepi dan sunyi, hanya ada lampu yang terpasang di pojok balkon.
Setelah merasa tubuhnya ringan, Via kembali masuk ke dalam kamar, tepatnya ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Baru saja Via ingin merebahkan tubuhya di atas kasur sehabis berpakaian, tiba tiba.....
“AAAAAAAAAA.......” Via menjerit ketakutan, ia langsung berlari ke arah balkon dan menggoyang goyangkan lonceng dari Bayu yang terpasang di ujung tralis balkon dengan kencang bahkan ia benturkan ke tralis balkonnya.
Via sudah kehabisan akal dan tenaga, saat ini Via sangat membutuhkan pria itu.
Dengan pemikiran yang gila, Via memanjat pagar balkonnya lalu berjalan di atas papan yang dibuat oleh Bayu. Via terus mengetuk pintu balkon pria itu dengan sekeras mungkin.
“Kenapa?” ucap Bayu mengagetkan Via.
“Mmm... Listrik di rumah gue mati.” Via menundukkan kepalanya.
Bayu menghela napas dan menghembuskannya dengan perlahan, “Lo gak liat? Listrik rumah gue juga mati, manfaatnya lo ke sini apa?”
“Kenapa lo jadi menyeramkan gini si? Gue kan cuman takut dan minta pertolongan aja,” ucap Via.
“Sekarang mau lo apa?” tanya Bayu mencoba tenang.
“Tidur.”
“Mau tidur berdua sama gue?” celetuk Bayu. Via menggeleng gelengkan kepalanya cepat dengan ekspresi sangat menggemaskan, membuat kedua sudut bibir Bayu terangkat.Bayu kembali masuk ke dalam kamar. Lalu ia kembali dengan membawa 2 tas besar yang ternyata berisi hammock. Kedua hammock tersebut dipasangkan di antara kedua balkon mereka dengan letak berdekatan.
“Sini, katanya lo mau tidur,” ucap Bayu yang sudah terlebih dahulu menempati hammock tersebut. Via mengangguk nurut, meskipun sedikit takut, daripada ia harus tidur sendirian di kamar yang gelap?!
Tubuh Via terasa tegang serasa sedang menghadapi ujian mendadak.Tubuhnya melega ketika ia sudah duduk di atas tempat itu, ia menghembuskan napasnya lega.
Via membaringkan tubuhnya, beberapa menit kemudia kedua matanya terpejam. Sedangkan Bayu masih melihat indahnya malam dengan tubuh berbaring di atas hammock.
Ia mendudukkan tubuhnya, lalu melirik kea rah Via yang sudah terlelap. Ia menarik pelan tangan Via, menggenggam dan mengelusnya dengan lembut.
***
Keesokan paginya Via bangun lebih awal, ia mendapati sebuah tangan menggenggam tangannya. Ia tersenyum lebar, jantungnya berdebar begitu kencang. Via melirik ke arah Bayu dan mendapati pris itu sedang tetidur pulas.
Tiba tiba saja ada suara pagar terbuka dari arah bawah. Tentunya pandangan Via reflex ke sumber suara, ternyata itu adalah mamahnya Bayu yang ingin berangkat kerja. Setelah pergi, Via melepaskan genggaman tangan Bayu dan meletakkannya dengan perlahan, lalu ia beranjak dari sana dan berjalan masuk ke dalam rumah Bayu.
Via berinisiatif membuat sarapan untuk Bayu sebagai ucapan terimakasih. Tak lama kemudian, Via merasakan seseorang berada di belakangnya lalu melingkari tangannya di pinggang Via. Tubuh Via seketika menegang sekaligus merinding, jantungnya semakin berdegup kencang.
“Bay?”
“Kok lo gak bangunin gue?” tanya Bayu yang masihsetengah sadar. Ia meletakkan kepalanya di atas pundak Via. “Lo lagi ngapain?” tanyanya lagi.“Mmm.... Lagi bikin sarapan.” Via membalikkan tubuhnya, menghadap Bayu.
“Lagi usaha ceritanya?” Via berdecak kesal atas jawaban Bayu yang masih terlihat marah.Meskipun itu, Via masih memiliki seribu cara untuk mendapatkan maaf dari seorang Bayu.
Via membalikkan tubuhnya menghadap Bayu. Ia memeluk erat pria di hadapannya. “Bay, maafin gue ya,” ucapan tulus Via bak anak kecil.
“Ini semua gara gara Thaila. Dia chattan sama Nandan atas nama gue,” jelas Via.
Tiba tiba saja, Bayu membalas pelukan Via. “Hm, iya deh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ondu Dina
RomanceIni bukan cerita frienzone Ini bukan cerita bad girl or bad boy atau sebagainya. Ini sangat berbeda dari yang cerita yang pernah berbeda. Jadi, langsung baca aja. Jangan ada yang di skipp ok, biar nyambung bacanya. Love you