Selama di perjalanan Via hanya diam dan memikirkan alasan apa yang harus ia berikan ke Bayu.
"Vi," ucap Bayu membuka perbincangan.
Via mengangkat kepalanya menghadap Bayu dengan raut wajah gugup. "Ha?"
"Bukannya lo mau cerita?" tagih Bayu.
"emm... anuu..."
Via menarik napas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan."Sebenernya semua keluarga gue pergi ke London buat wisuda kak Alfy sejak kemarin."
"Terus?"
"Ya.... Gue takut aja kalo gue cerita ke lo waktu itu..."
"Gue bakal macem macem sama lo," potong Bayu.
Via mengangguk lemas. "Tapi lo nggak gitu kan, Bay?" tanya Via meyakinkan.
Bayu berdehem pelan. "Ya... kalo mau sih," ucapnya santai."BAYUUUU...." gereget Via, mempercepat langkah kakinya meninggalkan Bayu yang masih diam di tempat. Ntah bagaimana pipinya sekarang, terasa sangat panas, pasti sudah merah sangat sangat merah.
Bayu mempercepat langkahnya juga, menyamai langkah Via. Mereka jalan beriringan, namun suasana terasa sangat hening di tambah suasana di sepanjang komplek sangat sepi.
"Vi," panggil Bayu tiba tiba, menghentikan langkahnya di depan plang yang bertuliskan PASAR MALAM.
Sontak Via membalikkan tubuhnya. "Apa?" jawab Via ketus.
"Lo beneran laper banget?"
"Iya Rifaldi Bayu." Via langsung menarik tangan Bayu paksa.Via pun memilih tempat makan di pinggir jalan, berdekatan dengan area pasar malam. Namun, kedua mata Bayu terus tertuju pada plang tersebut.
"Bay, lo mau makan juga atau...." ucap Via terpotong ketika melihat Bayu terus menerus dengan tatapan yang sama.
Via mengambil pesanannya, lalu duduk di sebelah Bayu. Via menghela napas dan menghembuskannya kasar. "Lo ngapain si Bay? Liatin pasar malam terus. Mending liatin gue," ucap Via ngasal.
"Via, nanti mampir dulu yuk, ke pasar malam," ajak Bayu, menurunkan pandangannya ke arah Via yang sibuk dengan makanannya.
"Siap," jawab Via dengan mulut yang masih penuh dengan makanan dan memberi hormat kepada Bayu. Terlihat sangat menggemaskan.
20 menit kemudian
Sesuai pembicaraan tadi, usai menemani Via makan. Mereka melanjutkannya dengan pergi ke pasar malam.Via mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling pasar malam sambil menunggu Bayu. Tak lama kemudian Bayu datangan menghampiri Via dengan membawakan dua tiket masuk.
"Bay, Bay kita main itu yuk," ucap Via bagai anak kecil sambil menunjuk ke salah satu wahana di sana, Bianglala.
"nanti aja, gue mau ajak lo ke suatu tempat."Via menganggukan kepalnya semangat, ia menebak bahwa ia akan di bawa ke suatu tempat yang romantis. Ia mengikuti langkah kemana pun Bayu melangkah.
Namun ekspetasi dengan realita sangat berbeda. Bayu menghentikan langkahnya di depan rumah hantu. Raut wajah Via berubah menjadi datar, bibirnya maju beberapa senti.
"Masuk yuk," ajak Bayu.Bayu melanjutkan langkahnya tanpa menunggu jawaban Via.
Mereka memasuki area rumah hantu dan duduk di kereta yang sudah disediakan. Dengan perlahan kereta itu mulai jalan dan memasuki rumah hantu. Seluruh tubuh Via mulai tegang dan mulai mengeluarkan keringat.
"HHUUH DASAR MBAK MBAK KUNTI, KAGAK PERNAH KE SALON APA?" Bayu tersontak kaget mendengar terikan histeris yang berasal dari seorang wanita di sebelahnya.
"POTONG RAMBUT KEK MBAK"
"SMOOTHING KEK"
"KRIMBATH MBAK KRIMBATH"
"ONO RAMBUTNYA UDAH KAYAK SAPU IJUK"
Kedua tangan Karlina meremas lengan atas Bayu dan membekap wajahnya di balik tubuh Bayu.Beberapa menit, setelah wanita itu mulai marasa tenang, ia memperbaiki posisi duduknya dan berperilaku biasa saja, sok stay cool. Kereta itu terus membawa mereka menjelajahi satu persatu tempat tempat yang ada di rumah hantu. Sesekali Via membuang muka agar tidak melihat hantu hantu yang ada di sana.
Namun tetap saja, rumah hantu tetaplah rumah hantu yang membuat berbagai jebakan bagi pengunjungnya. Meskipun Via sudah berusaha menghindari pandangannya agar tak melihat hantu, tiba tiba saja sebuah boneka hantu muncul dari bawah tanah tepat di samping kereta mereka.
"EH... POCONG KAMPRET."
"NGAPAIN LU DI SITU, ASTOGEEEEEE." lagi lagi Bayu dikagetkan dengan teriakan Via sambil menggenggam lengannya dengan kuat. Ia merasakan kedua tangan wanita itu sangat dinging sedingin es batu. Ia hanya bisa dia dan menahan dirinya untuk tertawa.
Ia terus memerhatikan wajah Via yang memerah dan dialiri keringat .Bayu mengangkat kedua sudut bibirnya, membentuk senyum di wajahnya saat melihat wajah Via yang terlihat lucu.
"BAY, SURUH POCONGNYA GANTI BAJU."
"GAK GERAH APA?"
"SURUH GANTI WARNA JUGA, JANGAN PUTIH MULU."
"WARNA BIRU KEK."
"PINK KEK."
Kini Bayu tak bisa menahan tawanya lagi, ia terkekeh mendengar permintaan aneh Via. Karlina yang sadar sedang ditertawakan, mengangkat wajahnya dan menatap Bayu dengan raut wajah kesal. lagi lagi ia memperbaiki posisi duduknya. Ia menundukkan kepalanya agar tidak melihat spesies hantu lainnya.Hanya membutuhkan beberapa menit lagi untuk mereka keluar dari wahana rumah hantu, itu sangat terasa lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ondu Dina
RomanceIni bukan cerita frienzone Ini bukan cerita bad girl or bad boy atau sebagainya. Ini sangat berbeda dari yang cerita yang pernah berbeda. Jadi, langsung baca aja. Jangan ada yang di skipp ok, biar nyambung bacanya. Love you