Terjebak Hujan

407 2 0
                                    

***
Jodoh itu rahasia Allah, dalam hujan yang membasahi tubuh saja bisa menjadi jalan menuju cinta sejati
***

Kenalkan namaku Muhib, biasanya temanku suka manggil dengan nama Abib. Namanya terdengar lucu, tapi apa boleh buat udah jadi nama panggilan sapaanku. Nama itu diberi oleh teman-temanku karena postur badanku yang agak gemuk dan pendek jika dibandingkan laki-laki lain. Tapi tidak masalah bagiku apapun sebutan namanya tidak akan memudarkan kisah pertemanan kami.

Aku hanyalah anak orang kurang berada. Rumahku yang terbuat dari papan dan berdinding tepas hanya bisa makan pas-pasan. Tapi Alhamdulillah kami bisa hidup sampai sekarang.

Aku adalah anak ke empat dari dua belas bersaudara. Ramai kan?
Tapi itu sungguh benar adanya. Ayah dan ibuku mereka adalah orang yang hebat walaupun kami terbilang keluarga yang susah tapi kami tetap hidup rukun. Tapi sayangnya kami semua tidak bisa sekolah sampai ke perguruan tinggi. Hanya sebagian yang tamat SMA lain kami tamat SMP dan ada juga yang tamat SD bahkan kami ada yang sama sekali tidak tamat SD. Hanya bisa membaca, menulis dan berhitung saja.

Suatu hari aku jatuh cinta pada seorang wanita yang hidup serba ada. Namanya Maya. Dia wanita cantik, hidungnya mancung, kulitnya putih dan tinggi badannya standar jika sesama wanita.

Awalnya cintaku bersamanya baik-baik saja sampai kami merencanakan pernikahan. Sayangnya perencanaan tak sesuai harapan. Keluarganya tak merestui hubungan kami. Karena terhalang status sosial yang sangat jauh panggang dari api. Dia sekolah sampai perguruan tinggi sedangkan aku sama sekali tidak tamat SD.

Suatu hari aku pergi membeli nasi goreng di suatu tempat. Tiba-tiba ada hujan jadi aku mampir di halte bus di dekat sekolah setingkat Aliyah. Aku duduk sendiri di sana. Tiba-tiba ada wanita cantik kulitnya putih dan matanya besar, badannya cukup standar dan enak dipandang karena berpakaian sopan. Aku pun berkenalan dengannya.

Setelah beberapaengobrol dia nyaman denganku. Dan aku menawarkan menaiki kendaraanku dan aku mengantarnya.

"Dimana rumah Adik? Abang antar mau?" tanyaku.

"Di Alue Canang, Aceh Timur Bang, emang mau diantarin?" tanya wanita itu meyakinkanku lagi.

"Beneran kok Dik,
Oh ia tapi maaf apa boleh abang minta nomor HP-mu, hanya untuk jadi teman?" Pintaku.

"Tentu saja ini ponselku, silahkan tulis nomormu di sini dan langsung saja miskol lewat ponselku ya?" Pinta gadis itu.

"Baiklah terima kasih."

Akhirnya aku pun mengantarnya pulang. Setelah hal itu aku pun memanfaatkan waktu senggangku untuk menghubunginya melalui via SMS saja. Karena aku tidak memiliki smartphone canggih.

Kami pun saling mengitim pesan dan nyaman. Akhirnya kami saling mencintai dan pacaran ala ala jaman dulu yang kalau jatuh cinta hanya bertemu duduk di rumah saja karena tidak diizinkan oleh kedua orangtuanya.

Tidak lama kemudian saat aku sudah memiliki aku melamar wanita tersebut. Namun saat aku datang ke rumahnya Kakaknya tidak suka denganku karena aku sangat jelek, kecil,dan bergaya miskin. Tapi aku sama sekali tidak peduli tetap kuberanikan diri. Akhirnya restu atu tidak aku pun melamar gadis impianku.

Kami pun sudah memiliki ikatan dan bulan depan kami pun akan menikah. Keluarga kami tidak ingin berlama-lama menunda waktu baik itu. Karena calin istriku sudah 26 tahun. Jadi ingin dipercepat saja.

Dua bulan kemudian aku pun menikah dengannya. Lambat laun kakakknya juga sudah senang padaku dan sering meminta tolong jika aku dibutuhkan olehnya. Aku tetap saja ikhlas. Mungkin inilah takdir jodohku yang harus aku genggam kuat dengan niat karena Allah.menikah katrna Allah akan membuatmu kuat dan tidak mengeluh pada siapapun termasuk pada Allah.

TAMAT

Kumpulan Cerpen IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang