Terkenal Dulu Baru Kaya

245 5 2
                                    

***
Terkenal di mata manusia juga penting agar mudah memperoleh kebahagiaan di dunia, tapi ingatlah terkenal baik di mata Allah itu lebih baik dari seluruh isi jagat raya ini.
***


Pagi yang dingin membuatku malas untuk bangkit dari tempat tidur. Kucoba membuka mata sejenak, namun tetap saja mataku tertutup kembali dan tanganku menarik selimut lagi. Tapi selimut sendiri ya! bukan selimut tetangga, bahaya atuh. Nanti saya di serbu padahalkan masih jomlo. Jomlo berkelas, hehehe. Karena sejatinya hidup bahagia itu tidak merebut kebahagian orang lain. Hatinya senantiasa bersyukur terhadap apa hadiah dari Allah baik itu sebuah ujian. Jangan ketika bahagia, kita semua lupa tentang cara berbagi dan lupa bersyukur pada Allah. Suatu saat nanti siap-siaplah jika nikmatNya akan diambil kembali. Camkan itu dalam hati dan pikiranmu.

Matahari telah menampakkan sinarnya. Mataku terasa silau saat memandang jendela kamar. Dengan hati yang terpaksa aku beranjak dari selimut tebalku. Aku pun telat untuk shalat Subuh karena sudah jam 6 lewat 30 menit. Karena shalat sudah kewajiban umat Islam, maka aku pun mengerjakan shalat tersebut dengan ikhlas karena Allah. Kubentangkan sajadahku dan kuangkat kedua tanganku memulai shalat dengan bertakbir Allahu Akbar, hatiku menghadap Allah sampai selesai dengan hati yang tulis karena Allah.

Setelah itu aku masuk ke ruangan dosen pembimbingku untuk bimbingan skripsi sampai selesai. Soalnya janji dosen padaku, jika skripsi sudah direvisi besoknya akan di acc dan dianjurkan untuk langsung daftar sidang agar beban kuliahku selesai dan tidak bercabang lagi pikiranku bagaikan daun labu menjalar. Akhirnya benar, dan skripsiku di acc dan langsung bisa daftar sidang. Tapi beliau mengatakan padaku dengan sangat tegas sekali.

"Fahmi, ini apa yang kamu tulis di skripsi ini direvisi sedikit bab 5. Kesimpulannya kepanjangan, tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Tapi ini langsung bapak ACC tapi kamu jangan lupa revisi halaman 67 ya." Ungkap Pak Hamid sambil menatapku dalam dan menyelidiki keseriusanku.

"Baik Pak, akan saya revisi. Terima kasih banyak atas bimbingan hari ini, senang sekali saya sudah bapak acc. Senyumku seperti pakai Pepsoden seperti di iklan-iklan TV. Biasanya wajahku sangar bagai angry bird karena revisi terus. Aku pun pamit dengan Pak Hamid dan meninggalkan ruangannya.

Saat di luar aku kegirangan tertawa dan berbicar dengan temanku Dito atas keberhasilanku menyelesaikan tugas akhir yang ribet ini. Bahkan yang kutakutkan terjadi pada mahasiswa lain yang tidak kuat mental akan bunuh diri saat skripsi. Semoga para pejuang skripsi tetap sabar dan berdoa sama Allah agar pembimbingnya luluh hati bagaikan es krim yang mencair jika dibiarkan lama.

      ___
Suatu hari aku telah selesai kuliah dan masih saja pengangguran. Hatiku geram dan jengkel ketika orang-orang menghinanya terus.
"Dasar sarjana pengangguran" . Salah satu warganya selalu menghinanya. Dan itu bukan hanya sekali di dengar.

Suatu hari aku memutuskan pergi ke pusat kota di mana aku tinggal. Saat itu aku pergi nongkrong bareng teman untuk mengobrol tak penting. Waktu zuhur pun tiba, Aku pergi menjadi muazin di sebuah kantor. Aku pun bertemu dengan orang-orang hebat. Sebut saja namanya Pak Marzuki. Aku di suruh beliau menjadi muazin tetap. Alhamdulillah hatiku sangat bahagia dan menjado muazin selama satu tahun.

Satu tahun kemudian, aku ditawarkan kerja sebagai karyawan di kantor tempat Pak marzuki bekerja.
Alhamdulillah sampai sekarang aku tidak pengangguran lagi dan aku juga di undang menjadi muazin mingguan di masjid-masjid lain. Sampai uang-uang datang mengalir karena aku semakin terkenal.
Masya Allah, ini berkah dari Allah berkat kesabaran dan usaha yang tak jemu-jemu.

Yang paling penting bukan kamu yang mengenal orang banyak,  tapi orang banyak yang mengenal  dirimu. Jadikanlah dirimu dikenal dengan potensi baikmu.

#Tamat

Kumpulan Cerpen IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang