Di sudut kota Aceh hiduplah seorang wanita yang cantik. Matanya sipit, hidungnya panjang, rambutnya lurus bagaikan artis korea. Ia wanita sederhana yang hidupnya sering apa adanya. Mungkin orang bilang ia seperti orang kaya. Tapi ia hanyalah anak seorang nelayan yang tinggal disekitar sungai. Parasnya yang cantik membuat pesonanya kian memancar.
Walaupun baju gaun yang dipakai terbilang harga murah. Namun senyum dan kulit putihnya yang membuat memukau para lelaki terpesona menatap wajahnya. Bukan hanya itu, banyak laki-laki yang ingin menjadikannya sebagai kekasih. Karena ia adalah seorang wanita yang baik dan masih jomblo dan terbilang masih belia. Hal ini jelas dari pipinya yang begitu cabi dan awet muda.
Sebut saja namanya Cut, ia sekolah di salah satu SMA di Aceh. Ia terkenal pandai di kelasnya. Selain itu ia sangat ramah dengan semua teman-teman di sekolahnya. Dari kelas satu sampai kelas tiga SMA banyak yang mengenal dirinya.
Suatu hari ia di tembak oleh abang kelas yang cukup tampan. Hidungnya mancung, kulitnya putih, bibirnya merah, tapi tidak pakai lipstik ya, hehe.
Tiba-tiba terjadilah percakapan antara keduanya."Hei, kenalkan nama saya Musbar,
Nama kamu siapa?""Namaku Cut." sahut gadis itu.
"Aku di kelas tiga jurusan IPS, kelasku di sudut sana dekat Lab IPA."
"Oh begitu. Aku masih kelas satu, kami belum ada pembagian jurusan. Kata Ibu Sumirah, guru Bahasa Indonesiaku, pembagian jurusan dibagi saat kami masuk kelas dua nanti."
"Dengar-dengar kamu itu anak yang pintar ya Cut?"
"Gak kok mana da, Aku kan sama saja kayak yang lain. Sama-sama masih belajar."
" Aku suka loh perhatiin kamu," tambah Musbar.
"Mana mungkin sih" jawab Cut.
"Kamu udah punya pacar belum?"
Aku suka loh sama kamu, mau gak kamu jadi pacar aku?"Cut tersipu malu dan mengangguk. "Aku mau, diam-diam aku juga suka kamu loh, habis kamu ganteng banget, sholeh lagi".
"Oke kalau begitu pulang nanti, kita bareng ya!" Musbar tampak bahagia.
"Sip deh"
"Aku tunggu di luar gerbang ya, gak enak dilihat sama guru kita, Gak sopan tau. Jawab Cut penuh manja.Tiba-tiba bel berbunyi," kring...kring...
Akhirnya mereka berdua masuk ke kelasnya masing-masing. Di dalam kelas mereka tampak sumringah mengikuti pelajaran sampai bel pulang berbunyi.
" yeeee... pulang, "Cut berteriak kencang kesenangan mau jumpa sang kekasihnya.Akhirnya ia berkemas pulang dan menuju gerbang. Disana Musbar sudah menunggunya di atas sepeda motor. Dan mereka pun berbonceng berdua. Laki-laki itu mengantarnya pulang sampai ke rumahnya. Perjalanannya memakan waktu satu jam. Tapi cukup menyenangkan karena mereka bisa berduaan. Sungguh indah terasa masa SMA itu.
Musbar dan Cut diibaratkan bagaikan pinang di belah dua. Mereka sama-sama putih dan paras keduanya begitu menawan. Mereka menjadi pasangan yang paling so sweet di sekolah kala itu. Banyak yang cemburu melihat mereka berdua baik di sekolah maupun di luar kita mereka memadu kasih sebagaimana mereka menghabiskan masa mudanya yang penuh suka cita.
Hal itu berjalan cukup lama. Dan cinta mereka tumbuh subur bagaikan tumbuhan labu yang kiat merambat untuk menampakkan bunga agar tumbuh berbuah lebat nan gemuk. Benih-benih cinta semakin mekar sehingga wanginya tercium sudah di seluruh penjuri bumi.
Suatu hari keduanya jalan-jalan ke lapangan golf salah satu tempat di Aceh untuk menikmati pemandangan yang indah. Rumput-rumput hijau tidak terlihat semak, namun terlihat sangat rapi bagaikan kotak berwarna hijau daun saja. Terlihat beberapa keluarga bercengkrama dan membawa makanan untuk menikmati suasana indah itu. Di sudut kanan kiri banyak pasangan yang sedang berselfi. Namun Musbar dan Cut memilih duduk di atas bukit jauh dari sekelompok orang. Merekapun berbincang-bincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Islami
Cerita PendekKumpulan cerpen islami yang mengisahkan hidup seseorang, baik cinta, masalah pekerjaan, dan catatan hidup Penulis pribadi yang fiekspresikan drngan bahasa yang santun dan bijak.