Ketika laki-laki miskin jatuh cinta

234 0 0
                                    

Di sebuah desa jauh dari keramaian dan keriuhan kota yang dominanya para pekerja dan banyak asap kendaraan yang membuat polusi jalanan dan tak sedikit yang terserang penyakit paru-paru karrna kurang bersihnya udara yang ada di kota. Desa yang terkenal dengan keramah-tamahan orang dalam menyapa sesama tetangga dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada.

Di sanalah hidup seorang laki-laki yang hidup sederhana dan orang kota mengatakan mereka dengan sebutan si miskin. Tolak ukur kekayaan dari sudut pandang orang kota hanyalah di lihat dari sebuah rumah yang ditinggalinya. Miris sekali, sebenarnya kemiskinan yang sejatinya adalah miskin ilmu dan miskin iman. Ilmu yang tidak selamanya berasal dari pendidikan melainkan dari pengalaman hidup juga bisa karena kurangnya biaya pendidikan bagi si miskin itu.

Tino adalah laki-laki yang disebut si miskin di desa Karangduwo. Perawakannya biasa saja dan bertumbuh sedang tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi. Sekarang ia berusia 29 tahun. Dia sehari-hari bekerja sebagai buruh getah karet di sana. Selain itu, ia juga bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah desa sebagai penghasilan sampingannya. Saat itu laki-laki itu membiaya hidup ibu dan adik-adiknya yang masih sekolah. Sebuah tanggung jawab yang besar bagi seorang laki-laki dewasa yang membiayai keluarganya karena ayahnya sudah tidak sanggup bekerja lagi dan sudah tidak sanggup bekerja lagi.

#kisahtanpajudul
#Kisahromanse
Bersambung

Kumpulan Cerpen IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang