Bocah Kecil

266 1 0
                                    

***
Setiap manusia terlahir sebagai pemenang. Tidak ada yang bodoh hanya saja malas melakukan aktivitas yang dianggap hanya hal yang membosankan.
***


Pagi yang sejuk membuat hidup
seorang anak laki-laki  malas untuk bangun. Sekolah adalah hal yang paling dibenci dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi hari Senin adalah hari yang sangat menjenuhkan dimana harus bangun terlalu pagi agar tidak berangkat kesiangan karena upacara bendera di sekolahnya. Baginya sekolah adalah musuh terbesar dalam hidupnya.

Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Namanya adalah Kanza. Ia adalah laki-laki yang berkulit hitam dan sangat manis. Ketika ia tersenyum giginya terlihat putih dan pipinya terlihat lesung. Sayangnya ia tipe anak yang pendiam saat belajar di sekolahnya. Ia sangat minder dengan teman-temannya yang lain bahkan dia selalu menyepi di belakang sendirian. Ia menjadi tidak percaya diri karena kebodohan yang dianggap oleh mereka hal yang buruk padahal jika mereka yang mengajari Insya Allah lebih cepat dimengerti dan mengasyikkan karena mereka masih sebaya.

Suatu hari ibu guru menghampirinya saat ia sedang menulis pelajaran bina karakter di papan tulis dan guru tersebut pun bertanya padanya mengapa ia tidak mau berteman dengan yang lainnya. Ia dengan sedih menjawabnya mereka tidak mau berteman dengan Kanza.

Kanza terkenal dengan anak yang bodoh di kelasnya. Ia belum bisa membaca bahkan ia juga belum bisa menghitung dalam jumlah yang kecil apalagi yang besar. Ia sering diperolok oleh teman sekelasnya. Sekarang ia sudah kelas dua di salah satu Sekolah Dasar di Aceh. Sebuah sekolah di kota yang tidak jauh dari jalan raya. Banyak peminat yang mau bersekolah di sana dikarenakan itu merupakan sekolah favorit karena sekolah tahfiz Alquran yang sangat diminati oleh seluruh masyarakat di Aceh
Sekolah ini terbilang sangat mahal, tapi bagi kedua orangtua Kanza itu tidak masalah dan merka adalah keluarga yang berkecukupan. Hal inilah yang membuat ia malas belajar dan kurangnya perhatian kedua orangtuanya yang super sibuk kerja sebagai guru dan polisi di Aceh.

Bersambung

Kumpulan Cerpen IslamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang