Assalamu'alaikum warahmatullah...
Assalamu'alaikum warahmatullah...Selesai sudah salat Isya yang dilaksanakan secara berjamaah di salah satu Rumah Allah, Masjid. Ruangan masjid nan putih di kelilingi oleh tulisan-tulisan suci Al-Qur'an dan Lafazh Allah dan Rasul di depan mimbar membuat setiap jamaah terkagum melihatnya.
Imam pun mulai memimpin do'a kepada sang Pencipta, Allah SWT. Yang diikuti oleh para jamaah dengan khusyuk. Kata-kata demi kata terucap lewat lisan para Hamba yang mengingkan keselamatan dunia dan akhirat. Ayat demi ayat yang dilantunkan Imam dalam do'a bergema di hati para Orang-orang yang masih dipanggil Oleh-Nya. Tak sedikit pula yang meneteskan air mata akan ketakutannya kepada Allah SWT. Seluruh keinginan, ketakutan, harapan tercurahkan sudah didalam do'a tersebut.
Terdapat di shaf paling pertama, seorang remaja muda bernama Alvando Rizky Arifin, yang merupakan salah satu muadzin di masjid tersebut tertunduk dan khusyuk berdo'a meminta kepada sang Ilahi.
Ya Allah...
Ini do'aku padamu.
Engkau teramat baik
Nafasku engkau berkahkan
Didalam nafas ini, kutemukan cintamuMalam ini sebelum langit makin gelap
Aku ingin duduk disini
Di bawah naunganmu aku ingin meminta dan berdo'a kepadamu
Di bawah perlindungan mu aku ingin kau mendengar keluh kesahkuPanjangkan umur orangtuaku
Berikan mereka rezeki yang engkau berkahi
Ringankan pundak mereka akan dosa dan beban
Masukkan mereka kedalam syurga-Mu yang paling megah.Jadikan kami sebagai anak-anaknya yang sukses
Kami ingin mereka bangga kepada kami Ya Rabbi...
Kami ingin mereka selalu tersenyum kepada kami Ya Rabbi...
Kami ingin mereka tersenyum tanpa ada kecewa kepada kami Ya Rabbi...Ya Rabbi...
Hanya kepada-Mu lah hamba meminta
Janganlah engkau membalikan hati hamba
Jadikan Hamba menjadi anak yang Sholeh
Jadikan kami sebagai salah satu hambamu yanh engkau sayangi
Bukan yang engkau Dzalimi...رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Aamiin...
Didalam do'anya, ia meneteskan air mata. Didalam curhatannya ia mencurahkan segala isi hatinya. Di dalam hatinya, hanya kepada Allah dia meminta. Itulah sikap yang selalu di pegang teguh oleh remaja yang biasa dipanggil Al.
Terkirim sudah seluruh Do'a dan keinginan. Semuanya bangkit dalam wadah curahan hati dan menjabat satu sama lain. Tiap tangan saling menjabat terbentuklah rantai persaudaraan yang selalu diajarkan Sang Rasul, Nabi Muhammad SAW. Senyum dan tawa mulai terlukis di wajah mereka kala saling berbincang satu sama lain. Ketika jam menunjuk ke arah 20.00, Alvando mulai mengucap salam, melambai tangan, dan melangkah pulang kerumah.
"Saya pamit dulu ya, pak. Assalamu'alaikum." Seru Alvando
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati nak." Jawab Ustadz yang ada di masjid tersebut.
Alvando berjalan diantara lorong kampung sederhana, dimana dia tinggal. Sepanjang jalan, setiap langkah terucap di bibirnya kata Lailahaillah terus menerus sambil menyentuh daun yang ada sekitarnya sebagai bukti di hari Akhir nanti. Pandangannya, hanya tertuju pada satu titik. Langit...
Yah, itulah hal yang selalu ia fokuskan ketika pulang. Matanya hanya tertuju kepada keindahan langit nan megah dan menakjubkan. Lukisan galaksi dengan warna biru tua dan cahaya bintang yang menutupi gelapnya langit, makin membuat Al terpaku dan kagum akan kebesaran Allah. Suatu perpaduan luar biasa yang tak pernah dipikirkan oleh manusia ataupun makhluk manapun dalam membuat Gelap dan Cahaya menjadi satu.
Subhanallah...
Indah sekali lukisan mu Ya Rabb..
Sungguh Kekuasaan-Mu begitu besarnya Ya rabb...
Terima kasih engkau telah menunjukan lukisan Menakjubkan iniIsi hati Al yang melihat ini semua merasa damai. Dia melihat kemegahan dan kebesaran Allah dalam galaksi tersebut. Terutama Bintang.
Al sangat terpaku akan keindahan bintang. Dengan cahaya kecilnya itu, bintang dapat membuat langit yang gelap menjadi permainan cahaya yang memanjakan mata. Belum lagi, Ialah pertunjukan utama Langit selain Bulan. Jadi, tanpa adanya bintang, mungkin Langit akan kesepian. Dan tanpa adanya langit, bintang pun tidak akan pernah ada.
Begitu pula hati Al sekarang, dia merindukan Langit, tempat ia berlabuh. Tanpa Langit Al merasa tidak memiliki apa-apa. Karena Ada awan hitam yang membatasi mereka berdua, sehingga mereka terpisah. Namun Al tetap bersabar akan hal tersebut dan percaya akan salah satu perkataan Allah yang menutupi segala kerinduannya.
La Tahzan, Innallaha Ma'ana
Janganlah engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita
Itulah yang selalu dia pegang teguh dalam hatinya. Yang ia hanya bisa lakukan sekarang hanya berdo'a dan terus berdo'a. Ia percaya, semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya.
In syaa Allah... Tunggu aku ya Pesek :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Dan Langit
RandomHey kamu? Iya kamu. Masih terjaga? Keluar yuk, sama-sama liat bintang. Ya tapi masih ada awan yang menghalangi sih. Tapi nggk papa lah. Mungkin saat ini Langit masih dibatasi oleh awan perihal Sang Pelukis alam semesta masih belum mengizinkan. Tapi...