Mutiara

22 6 2
                                        

Cinta dalam diam

Maaf ya aku selalu membuatmu kecewa, jengkel, dan cemburu.
Yah memang sih,
Terkadang aku berpijak kepada yang lain. Namun janji ini selalu ku genggam kok..
Bintang dan Langit lah yang menjadi saksi dan Sang pelukis sebagai Penentu untuk janji itu
Oleh karenanya untuk sekarang
Aku hanya bisa mencintaimu dalam diam

***

"-,-"

"Iya iya kami minta maaf... Perkataan kami salah." Mohon Maaf, Keempat sahabat bodoh ini.

Tonjolan Bola kasti tertanam besar dikepala keempat anak jahil tersebut. Ya dari sapa lagi kalo bukan Jitakan manja dari seorang Dewi.

"Makanya punya mulut dijaga!!! Lu semua itu bukan Perempuan. Lo itu cowok. Berani di depan dong!!!." Ucap Dewi yang masih geram.

Omelan demi omelan terus terlempar dari mulut Dewi. Dan tak jarang pula, air hujan keluar pula dari mulutnya mengenai wajah keempat Bocah bodoh tersebut...

"Yaudah Dewi... Ya udah lah. Jangan ngomel mulu napa. Kita kan dah minta maaf." Memelas Ryan

"Iya wi, kamu mah marah-marah mulu. Nanti jadi temennya setan loh." Tambah Fian

"APA LO BILANG ?!!!! Asal nyembur aja." Teriak Dewi

Blatakk!!!!

Bertambahlah benjol di kepala Fian. Ryan hanya terdiam ketika Dewi menjitak kembali Fian, namun dalam hatinya ia tertawa dalam puas melihat persis kejadian itu. Sedangkan Si Alvando dan Akmal hanya bisa menunduk takut, tak kuasa memandang Seorang Dewi. Ya Dewi, DEWI KEKEJAMAN...

***

"Gua mau nanya sama Lo Al. Apa lo masih mau ngejar dia apa? Lo liat sendiri kan dia kerasnnya kek gimana.
Kita aja udah dikasih benjol gini juga." Tanyanya dengan agak keheranan, Akmal.

Sekantong es, terpasang sudah di kepala duo sahabat ini untuk mengurangi tonjolan bola kasti dikepala mereka.

"Ya sebenarnya gua juga ragu. Tapi, gimana ya. Gua ngeliat dia untuk pertama kali aja, gua demen gitu sama dia. Manis banget bro." Ucap Al yang juga mengompres kepalanya

" Ya, memang ia sih dia Cantik, dan juga manis gitu. Tapi, maksud gua, lo liat sendiri bukan dia kek gimana. Ngeri bro. Kita aja tadi berempat lari, tapi dia masih tetep ngejar kita sampe dapet. Tu anak juga pake rok loh lari, lah kita pake celana. Belum lagi itu pukulannya sakit banget lagi. Hadeuh..." Keluh akmal yang masih meringis kesakitan.

"Ya memang gitu sih. Dia memang keras, Dia kuat, dan bahkan dia mampu bikin kepala kita benjol kek begini. Tapi, gua yakin sekeras-kerasnya dia, dia adalah perempuan hati mutiara." Jelas Alvando

"Mutiara? Maksud lo?" Bingung Akmal.

"Ia mutiara. Ia kuat dan juga bertahan walau dihantam ombak kehidupan. Harganya mahal dan akan terus dicari kemana-mana. Tapi, sepertinya mutiaranya kali ini kusam." Ucap Al

"Hmm..., memangnya kenapa?" Tanya Akmal.

Untuk sesaat Al, hanya termenung diam kosong tanpa suara lisan. Sampai akhirnya...

"Jujur, gua juga gak tau. Bahkan, Gua tidak pernah bisa mengerti perempuan. Dan gua bahkan curiga bahwa perempuan tidak pernah mengerti diri mereka sendiri; apa yang membuatnya bahagia, apa yang bisa membuatnya sakit hati, dan seterusnya. Hati mereka itu dalam dan sensitif, bisa menghanyutkan dan menenggelamkan. Layaknya gelombang laut, yang tak menentu arahnya kemana, yang terus menghantam apa saja yang dilaluinya.."

Akmal bingung... dia tak tau harus menggubris bagaimana kata-kata Al. Dia menyadari bahwa Al kini benar-benar telah berubah...

"Perempuan itu mudah memaafkan, susah melupakan. Itu yang gua sadari dari Dewi. Tapi, gua yakin. Dia bakalan kembali kok. Seperti Mutiara
Putih yang terus dicari walau disembunyikan."

Akmalpun tersenyum bangga melihat Al. Alvando yang dulunya nakal, berandalan dan playboy sudah berubah menjadi seseorang yang dewasa dan mengerti hati perempuan.

"Yaudahlah, serah loh. Satu hal aja... Jangan Nyesel." Pesan Akmal

"Hahaha, tenang aja bro." Al, sambil menunjukan jempol besarnya

"Yodah ayok ke kelas. Udah mau jam masuk nih." Ajak Akmal

"Wah, bener juga tuh. Yaudah ayok lah kalo begitu."

***
.
.
.
.
.
.
.

tuh, dewi!!!. Ternyata Al gak seperti yang lu bayangkan...

Iaia gua salah. Nanti gua minta maaf...

.
.
.
.
.
.

***

Halo kak, maaf ya kalo pendek... soalnya oe lagi-lagi ada hal yang perlu dikerjakan. Ya mungkin minggu depan, Bintang dan Langit akan panjang seperti biasa. Vote dan coment ya kak. Syukron kakak semua...
Babay🙌



Bintang Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang