Target Baru?

55 8 0
                                        

"Karena satu pengalaman, lebih berharga dari seratus Pelajaran."
Alvando Rizky Arifin

"Perkenalkan Nama saya Alvando Rizky Arifin, saya berasal dari SMP 17 Laskar Harapan. Hobi saya bermain badminton dan game. Salam kenal." Tutur Alvando pads saat memperkenalkan namanya didepan para siswa yang lain.

Namanya yang paling atas membuatnya membuka sesi perkenalan diri. Satu-persatu yang lainnya pun maju memperkenalkan dirinya masing-masing. Ada yang cukup percaya diri layaknya Alvando, dan tentunya ada yang pemalu serta pelawak layaknya Akmal.

Ketika sudah saling kenal satu sama lain tentang informasi pribadi masing-masing, mereka pun dibuatkan 7 kelompok. Setiap kelompok diisi oleh 5 orang. Alvando berada di kelompok pertama. Karena easy going ia pun mudah berteman dengan teman kelompok barunya itu dan di pilih menjadi ketua.

Alvando dengan karismanya dan percaya dirinya yang lumayan besar. mulai mendekati masing-masing anggota kelompoknya untuk menanyakan diri mereka satu persatu.

"Mohon kerja samanya ya." Tutur Alvando sambil melempar senyum keteman kelompoknya.

"Yoi bro. Salam kenal ya." Jawab Fian teman barunya.

"Mohon kerjasamanya juga." Jawab Ryan.

Mereka bertiga dengan cepat akrab layaknya sudah lama kenal. Namun, terdapat dua perempuan yang hanya diam dari awal mereka di satukan. Yang satu hanya terus memandangi Smartphone nya sambil mendengarkan musik dan yang satunya lagi tertidur...

Alvando mencoba mendekati kedua perempuan tersebut

"Halo, salam kenal." Sapa Alvando dengan senyuman

"Ha... hai..." Jawab salah satu perempuan tersebut. Namanya Nia, dia memang sudah sangat pemalu sejak perkenalan tadi.

"Salam kenal yah,." Sambil mengulurkan tangan Alvando.

"Sa..lam... kenal ju...ju...ga." balas Nia.

Temannya Nia yang satu hanya terus terdiam, yang tertidur diantara tanpa memedulikan yang ada di sekitarnya. Wajahnya ia tutupi dengan jacket yang ia pakai tadi.

"Halo..." Sapa Alvando

Perempuan tersebut pun terbangun dari tidur sementaranya. Dan membuka wajahnya, Alvando terkesima melihat wajah perempuan itu. Sungguh Jelita Wanita itu. Wajah manis dan cantik terpancarkan dari wajahnya. Pipi tembem yang sangat besar dan lentik mata yang bundar. Yang membuat Alvando jatuh ke dalam ruang pelangi yang ada di bola matanya.

"Ee... salam kenal ya..." Sambil tersenyum Alvando.

Pfffttt.. bukannya dibalas dengan senyuman juga, tapi sayangnya, Si Alvando malah disinis oleh perempuan itu...
Tanpa sepatah kata apapun, Pandangan mata wanita itu mensinyalkan untuk Alvando menjauh darinya. Alvando yang awalnya terkesima membuat dia malah menjadi tak kuat memandang mata tajam perempuan tersebut. Yang ada dalam hati Alvando hanya satu kalimat.

Semua Perempuan memang mengerikan

Alvando pun meninggalkan kedua perempuan tersebut dan memilih kembali berkumpul kepada temannya yang laki-laki kembali.

"Gilaa... ngeri tuh cewek. Yang itu" Tutur Alvando

"Hahaha... dia memang dari dulu gitu bro." Jawab Ryan

"Iya, dia juga jago silat dan bisa dikatakan cukup kuat. Dia pas SMP suka berkelahi sama cowok. Jangan macem-macem lah sama dia." Tambah Fian.

Mendengar sedikit cerita tentang perempuan itu Alvando Makin kepo akan perempuan tersebut.

"Siapa lagi namanya ?" Tanya Al,

"Dewi, Namanya Dewi Anatasya."

Alvando makin lama makin penasaran, seperti apa kah Dewi sesungguhnya? Apakah dia sekejam itu? Apa kah yang ada di pikirannya?

***

Triiiingggggg !!!!!!

Bunyi bel berbunyi, menandakan waktu pulang.

Semua siswa mulai berhamburan keriangan ketika waktu yang melelah kan di sekolah. Alvando seperti biasa pulang bersamaan Akmal. Itu sudah sejak dulu mereka SD bersama.

Terik matahari yang menusuk, menembus baju seragamnya dan membuat Al gerah.

"Oi mal, kita singgah dulu yok di base camp kek biasa. Panas nih. Sekalian beli minuman."

"Iya sih, ya udah ayok."

Akmal pun mengambil kendaraan beroda duanya, Honda Revo. Ia pun menyalakan motor tersebut dan mereka berdua menuju base camp tua mereka. Namun sebelum itu mereka singgah untuk membeli tuuk tea untuk diminum.

***

Memakan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di base camp mereka. Jalan yang juga berlika-liku tak beraturan dan juga cukup menikung tak membuat mereka berpikiran untuk mengganti tempat base camp mereka. Yaitu Gunung...

Menjulang tinggi, hijau dan kaku. Terkadang kabut membungkus serta awan menyelimutimu. Kala burung-burung bernyanyi senang ria diatas pepohonan yang juga saling menari diirama angin yang terus meniup kan udara sejuk. Gunung yang indah ini menjadi penyejuk kalbu dua sahabat dikala lara. Minuman yang sudah dia beli sebelum sampai disana, dia ambi dalam bungkusnya. Diantara aliran sungai yang dialiri terusan air yang deras, mereka duduk di atas bebatuannya sambil menikmati minuman teh mereka.

"Broo...gua mau bahas sesuatu nih." Tutur Alvando

"Paan tuh?" Balas Akmal.

"Dikelompok gua tadi ada cewek. Cantik bro, sumpah. Dan kata temennya dia beda sama para Mantan gua yang dulu. Dia jago silat, kuat dan keknya baik bro. Tapi... dia ngeri bro."

"Hadeuh ini anak. Baru aja beberapa jam yang lalu mau tobat, malah kena bisikan setan lagi. Bener-bener lo mah."

"Ya ini beda bro. Ini bener-bener udah pas banget lah buat gua."

"Yaudah serah lo dah. Jangan nyesel lo nantinya."

"Yoi broo. Tenang aja."

"Jadi yang ini target baru?"

"Hmm... kita liat aja nanti hahha."

***

Bintang Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang