Hari Pertama

58 7 4
                                    

"Assalamu'alaikum" Ujar Al bersama dengan ayahnya berbarengan

"Wa'alaikumsalam. Dah pulang toh. Gimana tadi salatnya?" Tanya Ibunya

"Alhamdullillah Baik kok bu." Jawab Al

"Yaudah,. Sekarang kamu mandi, pake baju seragam terus sarapan." Suruh ibunya

"Okeee Maakk!!!" Jawab Al.

Lekas Al pun beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya untuk mengambil handuk, lalu menuju kamar mandi.

***

Keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar, Al pun memakai seragam tingkatan barunya itu. SMA.

Setelan putih dengan dasi hijau abu-abu terpasang dibagian dadanya. Lambang kelas X tertanam di bagian lengan kanannya. Celana panjang khas yang juga berwarna hijau abu-abu yang biasa menjadi ciri anak SMA.

Waktu tak terasa ya.??

Gumam Al dalam lubuk hatinya. Ia tak pernah merasa tumbuh secepat ini. Padahal ia merasa baru saja kemarin ia ditimang oleh ibunya, pertama kali bermain bersama temannya di TK, belajar menghitung dan membaca di SD, dan menjadi remaja pada saat SMP.

Sudah terlalu banyak kenangan yang ia buat didalam relung waktu. Warna kehidupan yang dia lukis di kain kanvas putihnya mewujudkan seluruh gambaran kehidupannya. Dari warna gelap menjadi terang. Dari kesedihan menuju kebahagiaan.

"Al !!!, udah belum, nak? Ibu dah buatin sarapan nih." Suruh ibunya.

"Iya bu !!!, bentar." Jawab Al.

Al pun turun dari kamarnya menuju ruang keluarga untuk makan.

"Woah, anak ibu dah ganteng. Udah besar kamu ya sekarang. Dah jadi anak SMA." Goda ibunya

"Hehehe ibu bisa saja." Jawab al yang tersipu malu.

"Tuh ibu dah buatin sarapan. Di makan yaa!!" Suruh ibunya

Dengan lahap, Al pun menghabisi sepiring nasi putih dengan lauk telur mata sapi dan sayur bayam buatan ibunya.

"Al, pelan-pelan makannya. Jangan terburu-buru nanti keselek." Suruh ayahnya yang ada di sampingnya sedang menikmati teh hangat.

"Iya yah..." Jawab Al.

Selepas sarapan, Al pun mengambil tasnya dan menuju ruang depan untuk memasang sepatu. Ia menyimpul tali sepatu hitamnya seperti biasanya dengan kencang supaya tak goyah.

"Al, ibu pernah mengatakan pesan ini kepadamu. Tapi mungkin kamu lupa.
" Ujar ibunya

"Oh itu, iya aku inget bu. Di sekolah harus banyak mencari pengalaman sebanyak mungkin." Jawab Al

"Karena satu pengalaman lebih baik dari pada seratus pelajaran." Serentak mereka berdua menjawab.

"Yaudah, aku berangkat sekolah dulu yah. Assalamu'alaikum." Sambil menyalim tangan ibunya.

"Wa'alaikumsalam nak. Hati-hati ya."

"Iya bu, tanya ayah kalo aku udah pergi ya."

"Iyaaa."

Lekas, Alvando pun melangkahkan kakinya kedalam lembaran kanvas yang baru. Kira-kira, Warna apa kah yang ia dapatkan di bab barunya ini? Terang atau gelap, kebahagiaan atau kesedihan?.

"Bu, Al mana?"

"Udah berangkat tuh baru-baru aja."

"Nih anak, bener-bener dah. Setiap awal pergi kesekolah selalu aja, pergi tanpa izin ke ayah. Kebiasaan tuh anak."

"Hadeuh... ayah salah sendiri lama banget di kamar mandi. Emang ngapain aja sampe lama banget"

"Panggilan alam bu. Hehehe... Mules Oenya hehehe."

"Yaelah..." ibu sambil menghela nafas

***

Sampai sudah Al di gerbang dunia pendidikannya yang baru, sudah sekian lama ia melihat sekolah barunya ini.

SMA Laskar Jaya

Terkadang selepas pulang atau berangkat sekolah ia slalu melewat sekolah tempat ia duduki sekarang.

Pagar hitam tinggi dan besar, kali ini telah terbuka lebar untuknya, dengan spanduk di atasnya yang bertuliskan...

SELAMAT DATANG SISWA/SISWA BARU TAHUN AJARAN 2017/2018.

Alvando akhirnya untuk pertama kali melangkahkan kakinya untuk pertama kali melewati gerbang untuk memulai cerita yang baru...

***

Terdapat ratusan murid baru berkumpul saat ini. Semuanya dari sekolah yang berbeda. Dikarenakan belum saling kenal satu sama lain, Mereka saling bercengkrama dengan kawan lama mereka di SMP untuk sekarang ini

"Yoo,Al !!! Apa kabar bro?" Teriak Akmal, Sahabat baik Alvando semenjak SD

"Eh, mal. Baik, lo gimana?"

"Baiklah. Gimana nih, dah masuk SMA kita bro... Banyak yang cantik loh. Lu nargetin yang mana nih. Yang asli, mandarin, tembem, ndut, atau gimana nih?" Tanya Akmal.

"Gua udah tobat woii..., gak mau lagi gua nyari target lagi, MALES. Semua cewek sama aja. Minta diperhatiin mulu. Kecuali emak pastinya."

"APAA??? Gua gak salah denger apa. Seorang Assasin Playboy kayak lu tobat untuk cari cewek. HAHAHA. Omongan lu aja kali yang gitu, dulu aja berani tigain cewek, sekarang malah tobat. Jangan ngaco loh." Sindir Akmal

"Lu dukung gua jadi lebih baik kek napa, temennya tobat malah di ketawain. Gila lo mah."

"Hahaha, iya broo. Canda laah. Yaudah good luck broo buat tobatnya."

Alvando awalnya memang seseorang yang bisa dikatakan "kurang ajar" dalam masalah perempuan. Dia saja bahkan SMP sudah memiliki mantan 20 dan kadang memanfaatkan perempuan itu untuk keuntungannya sendiri.

Hingga ia akhirnya sadar, ketika ia menyakiti wanita lain, itu sama saja kita menyakiti ibunya sendiri. Itulah alasan ia memilih berhenti pacaran. Sepertinya sih.

"DISAMPAIKAN KEPADA SELURUH SISWA-SISWI BARU AGAR BERKUMPUL DI LAPANGAN BASKET SEKARANG." Seru Wakil Kepala Sekolah Bid. Kesiswaan, Pak Ryan.

Seluruh siswa pun mulai berbondong-bondong berkumpul di lapangan basket. Barisan rapi terbentuk sebanyak 11 barisan sesuai dengan kelompok ospek mereka masing-masing. Al dan Akmal masuk di regu 7.

Kepala sekolah pun naik ke atas mimbar upacara dengan membawakan beberapa sambutan kepada para murid baru, dan juga pemberian selamat setelah bergabung dengan SMA Laskar Jaya.

Setelah sambutan selesai, setiap barisan dibawa bersama kakak kelasnya yang akan mengospek mereka. Mereka di bawa didalam satu kelas. Dan, Masa-masa Ospek pun, dimulai...

***

Bintang Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang