Mencoba...

36 5 2
                                        

Akan ada kalanya, Kita menundukan Kepala, merenungkan dosa, tentang semua Waktu yang telah kita Guna...
Ark

"Hadeuh capek ya bro..." Tutur Alvando

"Iya bro, lumayan nih..." Jawab Ryan

"Ho'oh, cuacanya panas pula." Tambah Fian.

Mereka semua baru menyelesaikan tugas membersihkan dari kakak pembimbing ospeknya. Ketiga sahabat ini nampak sedang beristirahat di bawah atap kelasnya. Kelompoknya memang mendapatkan bagian di Halaman belakang yang bisa dikatakan cukup berat tuk dibersihkan. Rumput-rumput ilalang yang cukup tinggi, sampah-sampah plastik dan kertas berserakan, belum lagi kayu-kayu bekas yang merupakan bangkai kursi dan meja sekolah mereka dahulu yang terhambur di seluruh area halaman belakang, membuat mereka kewalahan membereskan semua kotoran itu.

Terlihat sudah penuh tanah dan lumpur di mengisi sekujur tangan mereka.

"Yaudah, ayok cuci tangan bro. Kotor banget nih." Ajak Fian

"Ayolah kalo begitu..." Jawab Serentak Ryan dan Alvando.

Sesaat mereka sampai di kamar mandi, mereka pun membersihkan semua kotoran yang ada di seluruh bagian tubuhnya. Sesaat.... terlintas di benak Alvando untuk menggali informasi tentang Dewi, Target Barunya itu. Bagaimana pun juga, Ryan maupun Fian menjalin Persahabatan yang baik dengan Dewi sehingga hanya inilah kesempatan Alvando mendapatkan Dewi.

"Ee... Bro, Kalian kan udah kenal lama sama si Dewi kan?, Apa pernah gitu dia deket sama cowok gitu pas dulu SMP ?" Tanya Alvando.

"Hmm... pernah sih kayaknya, ya kan Fian ?" Sambil menegur Fian, Ryan

"Iya pernah. Dulu sama Ketua Osis kita dulu di SMP kami. Setiap pulang sekolah mereka selalu pulang bareng gitu." Jawab Fian

"Iya, tapi... Kasihannya. Si Dewi malah di duain sama Ketua Osis itu makanya dia jadi agak tertutup gitu sama cowok." Tambah Ryan

Rasa ingin tahu lebih dalam akan Dewi makin menggelora di dalam pikiran Alvando. Iya masih ingin menanyakan banyak informasi tentang Dewi, namun Ia juga harus mencari informasi tersebut tanpa adanya kecurigaan diantara kedua sahabat barunya tersebut. Bagaimana pun juga Ryan dan Fian sangat dekat dengan Dewi.

"Yaudah yok ke kelas, nanti kita malah di cariin." Ajak Alvando.

"Yok atuh kalo begitu." Balas Fian dan Ryan.

***

Jam menunjukan pukul 10.15
Waktu dimana para siswa di berikan istirahat sejenak. Kali ini Alvando sedang berkumpul bersama Ryan dan Fian, membicarakan segudang hal tentang kesukaan cowok. Namun sesaat kemudian...

"Oi... Fian, Ryan, Ke kantin yok. Laper Gua nih." Ajak Dewi dengan Nia yang ada di belakang Dewi.

"Oh Ayuk atuh. Tapi Alvando boleh ikutkan ?. " Pinta Ryan.

Seketika Mata Sinis Dewi mulai aktif menuju arah Alvando. Alvando seketika tak bergerak, tak kuasa melihat Mata Dewi. Sinar Matanya layaknya Medusa yang ada di game-game dulu. Dimana setiap mata yang melihatnya akan dikutuk berubah menjadi patung tak bernyawa.

"Cih... Terserah lah. Ya udah ayok." Jawab Dewi.

Alvando kaget mendengar jawaban dari Dewi. Di dalam benaknya, ia merasa Progress mendapatkan Dewi maju satu langkah. Dalam hati nya ia berkata...

Bintang Dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang