~ Part 23

620 21 0
                                    

Kini ku berdiri disini ditemankan rindu dihati. Mata pun tak berhenti untuk mencari keberadaannya.

"Mana sih" ucapnya yang tak sabar untuk berjumpa.

"Yang sabar dong, mungkin lagi ngambil kopernya" ujar sang cowok yang berdiri disebelahnya.

Tak lama mata itu pun menemukan keberadaannya, seketika dia berlari kearah nya.

"Jangan lari lalak" ucap Gavin khawatir.

"Mommy Daddy aku sangat merindukan kalian" ucapnya saat menghambur kedalam pelukan kedua orang tuanya.

"Maafkan mommy sayang" tutur sang mommy.

"Daddy sangat merindukan kamu" ucap Daddy. Dia pun melihat kearah belakang sang anak yang telah berdiri Gavin.

"Kamu Gavin kan" tanyanya meyakinkan.

"Iya om aku Gavin, senang bertemu kembali" ucap Gavin dan bersalaman dengan kedua orang tua lalak.

"Ya udah kita langsung pulang aja" ajak lalak.

Saat lalak dan mommy nya berjalan didepan, sedangkan Gavin dan Daddy nya berjalan dibelakang sembari menyeret koper-koper.

"Om sangat berterimakasih sama kamu, karena sudah menjaganya dengan baik" ucapnya.

"Sama-sama om" balas Gavin.

***

Berjalanya waktu, Ghea mencoba untuk membuka hatinya untuk Fikri yang selama ini terus ada untuknya, menemaninya disaat apapun.

Bahagia, nyaman, bila ada disisinya. Entah kenapa hatinya tak bisa berubah untuk menganggap bahwa dia hanyalah sebatas sahabat.

Sedangkan perasaan nya terhadap Gavin, apakah masih ada ? Iya, perasaan itu masih ada, jujur untuk melupakan nya memang sulit, tapi kini Ghea telah terbiasa akan kedekatan Gavin dan lalak, yang dia tau sekarang mereka sedang menjalani hubungan.

Ya, semenjak hari dimana Gavin menjemput kedua orang tua lalak, dan saat itu orang tuanya memberikan amanah kepada Gavin untuk selalu menjaga lalak.

Gavin pun sama dengan ghea, mencoba membuka hati, dan setelah terbiasa dekat dengan lalak Gavin mencoba untuk merajut cinta mereka kembali.

***

Seperti saat ini, Gavin Ghea lalak Raka Irfan Novi dan Rika sedang menghabiskan weekend nya di suatu taman hiburan.

Dan disini lah hati Ghea diuji kembali dengan kedekatan Gavin dan lalak. Ghea selalu menepis rasa cemburu itu.

Ghea pantas diberikan penghargaan atas akting nya yang bisa menutupi kecemburuannya, bahkan orang-orang terdekatnya pun bisa tertipu.

Seperti saat ini dimana lalak dijahili oleh Gavin, mereka terlihat sangat romantis. Terkadang saat seperti ini lalak selalu mengadu kepada Ghea atas perilaku Gavin.

Gavin suka sekali mengejek lalak yang kelihatan pipinya tembem.

"Aku lihat-lihat pipi kamu kok makin tembem yah, jadi enak kalo diginiin" ucap Gavin sembari mencubit kedua pipi lalak.

"Ahhh sakitt Gavin" lalak mengasuh sakit sembari mengelus pipinya.

"Bikin gemes sih" ujar nya.

Sedangkan seseorang yang sedang ada didepannya hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka.

"Ghea Lo juga tertawain gue" ucap lalak marah.

"Sorry, gue lihat-lihat sih memang Lo kelihatan agak berisi" ujar Ghea dengan hati-hati takut lalak semakin marah.

"Iya kan tu...tu lihat pipinya tembem banget udah kayak mau pecah" ucap Gavin dan mendapatkan hadiah cubitan oleh lalak.

"Aduhh sakit sayang, ampun deh" Gavin mengeluh sakit.

"Malahan kamu tembem kayak gini makin buat aku makin cinta" Gavin sukses membuat lalak tersipu malu.

"Iya lak, lagian itu juga kan sebagai tanda kalau Lo semakin sehat" ujar Ghea.

"Iya juga ya, gue juga ngerasa kalo tubuh gue semakin kuat untuk ngejalanin aktivitas" ucap lalak dengan senyum yang terukir diwajahnya.

"Iya kan, kamu tuh makin cantik kalo kayak gini" ucap Gavin.

"Oh ya lak Fikri manah kenapa enggak ikut" tanya lalak yang baru sadar akan Fikri yang biasanya selalu ikut tapi kali ini tidak.

"Mungkin ada urusan" jawab Ghea yang juga tidak tahu.

Tanpa disadari oleh Ghea, semenjak Ghea menolaknya, Fikri perlahan-lahan menghindari dia.

"Kalian gak ada apa-apa kan" tanya lalak yang seperti menaruh curiga.

"Eng..enggak, enggak ada apa-apa, apaan sih lak" alibi Ghea.

"Iya kamu kenapa sih" timpal Gavin dan kembali mencubit pipi lalak lama.

"Aduhh udah dong sakit" eluhnya dengan ekspresi yang lucu, membuat Gavin dan Ghea tertawa.

Disaat asik tertawa, mereka terdiam seketika saat melihat lalak yang kini mengeluh sakit.

Bukan, bukan karena dicubit, malahan kini dia memegang kepalanya. Hal itu sontak membuat Gavin dan Ghea tambahan khawatir.

"Kamu enggak apa-apa" tanya Gavin dengan rasa bersalah.

"Kakak sih bercandanya keterlaluan" ujar Ghea dan mencoba mencari obat lalak didalam tas dia.

Mereka panik saat itu, ditambah suara kesakitan yang berasal dari lalak semakin besar.

Saat mendapatkan obatnya Ghea memberikannya kepada lalak. Namun dia urungkan karena lalak tiba-tiba tertawa terbahak bahak.

Gavin dan Ghea menatapnya dengan tatapan maut.

"Hhhh sorry, lagian suka banget ngejekin aku" ucap lalak yang berhasil mengerjainya Gavin dan Ghea.

"Ihh Lo yah, hampir jantungan ni gue" ucap Ghea dengan dengan dada yang masih kelihatan naik turun.

"Siapa sih yang ngajarin ngeprank" tanya Gavin sambil mengacak rambut lalak.

"Jangan dong entar kusut" ujarnya.

***

Hari ini Ghea bertekad untuk menemui Fikri, walaupun nantinya Fikri akan mencari cara untuk menjauhi dirinya kembali.

Ghea tau jika jam istirahat Fikri bakalan ada diruang music, maka dari itu dia pergi untuk menghampiri nya.

Baru saja membuka pintu ruangan itu dia langsung bisa mendengarkan alunan musik yang dimainkan oleh Fikri.

"Fik.." tegurnya dan membuat Fikri menghentikan mainan piano nya.

"Maaf ghe aku lagi sibuk" ujarnya tanpa berniat untuk menoleh kearah Ghea yang kini sedang berdiri dibelakang nya.

"Sampai kapan sih Lo ngehindar dari gue" ucapnya yang semakin kecewa atas sikap Fikri saat ini.

"Siapa yang ngehindar sih ghe" ucap Fikri.

"Gue kecewa tau gak sama Lo, bukannya Lo janji sama gue kalau Lo bakalan selalu ada untuk gue, tapi apa sekarang" tutur Ghea dengan suara yang gemetar.

"Ternyata semua laki-laki itu sama yah, gak ada yang bisa dipercaya omongan nya" kini air matanya telah membasahi pipinya.

Ghea berbalik untuk pergi dari ruangan ini. Langkahnya terhenti saat mendapatkan tangan yang kini memeluknya dari belakang.

"Dan bukankah kamu juga janji gak bakal izinin air mata itu membasahi wajah cantik mu ini hemm" ujar Fikri sembari membalikan tubuh Ghea sehingga mereka sedang berhadapan sekarang.

Fikri menghapus air mata ghea. "Maafkan aku" ucap Fikri dan membawa Ghea kedalam pelukannya.

***

Terimakasih bagi yang sudah membaca cerita aku yang banyak banget kekurangannya ini


Follow yah!!!!

GAVIN & GHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang