~ Part 6 ✔️

762 28 0
                                    

Aku hanya takut kehilangan kebahagiaanku saat aku mengabaikan kehadiran dirimu. Sebab kau lah alasan ku bahagia.

***

Langit sudah mulai gelap suara azan pun sudah terdengar. Kini sebuah mobil memasuki sebuah halaman rumah.

Dan tak selang lama dari mobil itu memperlihatkan sosok lelaki yang keluar dari sana dengan masih menggunakan seragam putih abu-abu nya.

Dilain sisi kedua perempuan ini sedang menyiapkan makan malamnya.

"Dek, Abang kamu kemana, belum juga pulang, ini udah magrib Lo dek" kekhwatiran seorang bunda kepada anaknya yang belum juga pulang.

"Ghea gak tau bunda. Palingan juga bentar lagi Abang pulang" ucap Ghea.

Terdengar suara langkah kaki yang memasuki rumah mereka dan terdengar semakin mendekat.

"Assalamualaikum bunda ayah dek, Abang pulang" teriaknya dari pintu utama.

"Waalaikumsalam salam" jawab keduanya dan menuju ruang makan dengan membawa makanan yang dari tadi dibuatnya.

"Dari mana aja sih bang, jam segini baru pulang" omel bundanya sambil membalas salaman dari anak sulungnya itu.

"Biasa lah bun, namanya juga anak mudah, jalan bareng pacar lah" ucap Ghea yang mengambil alih untuk menjawab pertanyaan dari bundanya untuk sang kakak.

Raka pun menatap Ghea tajam, tapi apa yang didapatkan oleh Raka. Hanya senyuman kemenangan yang Ghea berikan.

"Maaf bun, lain kali Raka janji deh gak bakalan bikin bunda khawatir" tutur Riki memelas.

"Nak ayah juga dulu sama kayak kamu, dan ayah juga gini gini ngerasain gimana rasanya jatuh cinta, tapi kalo kita terlalu larut dengan persoalan cinta juga gak bakalan baik nak, kita bakalan rugi. pertama sekolah kamu, kedua pergaulan kamu, ketiga keluarga kamu yang bakalan kamu lupain" ceramah ayahnya.

"Iya.."

"Bunda gak pernah ngelarang kamu buat pacaran, tapi kamu juga harus tau batasan dong nak. Kalau pulang sekolah pulang dulu kek kerumah, baru jalan atau sekedar beri tau bunda" belum selesai Raka menjawab bundanya yang melanjutkan ceramah ayahnya.

"Maaf" Raka pun tertunduk sedih karena sudah membuat kedua orang tuanya dan adiknya khawatir.

"Yah udah kita sholat dulu, abis itu kita makan malam" ucap ayahnya.

"Tunggu dulu yah kayaknya ini enak" ucapnya dan mengambil ayam yang berada di piring yang dipegang oleh Ghea.

"Ihhh,tangan Abang itu kotor tau" kini giliran ghea yang memarahi sang kakak, yang seenaknya mengambil ayam dengan tangannya yang kotor.

"Kamu ini, udah sana mandi terus kita sholat ayo" ucap bundanya.

Raka pun melihat adiknya lagi dengan tatapan sinis nya dan berubah dengan tawa palsunya.

"Hhhh makasih loh dek udah bantu jawab pertanyaan bunda tadi" sambil menarik hidung adiknya itu.

"Sama sama Abang, lain kali kalo mau minta bantu jawab pertanyaan bunda atau ayah aku siap kok, tenang aja aku gak bakalan minta upah" dibalas oleh tawa Ghea yang pecah.

***

Setelah mengerjakan kewajibannya untuk sholat dan mereka juga sudah makan malam.

Ghea seperti biasa menghabiskan malamnya dengan duduk di ayunan yang ada di balkon rumahnya, sambil membaca novel yang baru dibeli nya tadi.

"Ehh Adek nya Abang yang paling ngeselin" ucap Raka yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Ghea, sembari mencubit sebelah pipi ghea.

"Kamu tadi jadi pulang naik angkot, gak ada apa-apakan, orang siapa juga yang berani nyakitin adik Abang satu ini" sambungnya.

"Idihh...orang aku pulang sama kak Gavin, dari pada naik angkot" ucap Ghea ketus dan menggosok pipinya yang sedikit sakit.

"Lahhh dek, kok kamu pulang sama dia sih kan Abang suruh kamu naik angkot" ucap Raka tak terima mendengar sang adik pulang dengan Gavin.

"Ih tega banget nyuruh aku naik angkot, lebih baik pulang bareng kak Gavin, uang jajan gak berkurang, dan pastinya aman" tutur Ghea.

"Dari mana kamu bisa bilang aman" ucap Raka.

"Aku heran deh, kakak itukan udah lama banget bersahabat dengan kak Gavin tapi gak tau sifat sahabat sendiri. Kalo dia orang yang jahat, pasti kakak sekarang gak bersahabat lagi sama dia kan" ucap Ghea.

Raka hanya termenung dan teringat dengan masa lalu nya yang telah membuat persahabatan nya rusak seperti ini.

Flashback

"JAGA MULUT LO, siska bukan cewek yang seperti Lo bilang, dan apa masalah Lo sama dia HAH" ucap Raka yang emosinya sudah meluap-luap dan memberikan pukulan kepada Gavin sehingga terjatuh ketanah.

"Lo gila yah, tega Lo mukulin sahabat Lo sendiri dan ngebiarkan persahabatan kita rusa gara gara cewek" ucap Irfan yang mempertegas masalah.

Dan menolong Gavin yang sudah tersungkur ketanah akibat kuatnya pukulan yang Raka berikan.

"Gue gak bermaksud buat apa apa ka. Gue cuman gak mau Lo dimanfaatin" ucap Gavin tapi Raka hanya berlalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Lo gak apa apa Vin" tanya Irfan

"Gak, gue gak apa apa" ucap Gavin sambil membersihkan sudut bibirnya yang berdarah.

***

Makasih sudah membaca dan jangan lupa kasih sarannya yah, dan pastinya vote juga.

Cek juga cerita aku yang lainnya.....

GAVIN & GHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang