~ Part 11 ✔️

664 25 0
                                    

Sakit melihatmu terpuruk seperti ini, jika ini berat bagimu, bersandar lh di bahuku, jika kau gundah, biarkan aku mendekap mu.

***

Diperjalanan pulang, Ghea tak lepas dari bayangan kejadian tadi. Sebegitu tidak percayanya tentang sikap Siska yang berani untuk memainkan perasaan orang.

Kini dia memikirkan apa yang bakalan Raka lakukan jika dia sampai
Tahu jika pacar kesayangannya kini mengkhianatinya.

Ghea masih saja penasaran apa betul ini penyebab retaknya persahabatan Raka dan Gavin.

"Kak, pertanyaan aku tadi belum kakak jawab Lo, apa benar kalau ini penyebab nya" Ghea pun menagih jawaban kepada Gavin.

"Hemmm....iya, penyebab renggang nya hubungan kami gara gara ini" ucap Gavin sangat berat

"Dulu waktu pertama kali aku tahu kalo Siska adalah pacar ayah aku sendiri dan disitu juga lah aku tau jika Siska mengkhianati Raka. Sebagai sahabat dan juga anaknya aku pasti tidak terima. Aku langsung beri tahu kebenarannya kepada ayah dan juga Raka, tapi apa balasannya balik aku yang dibilang berbohong"
Jujur ini kali pertama nya Ghea melihat sosok Gavin serapuh ini. Gavin yang terkenal akan sikap yang pecicilan, ceriah, dan nyeleneh. Tapi sekarang dia sangat terlihat berbeda.

**

Sesampainya didepan rumah Ghea pun langsung masuk kedalam rumah, sedangkan Gavin dia juga pamit langsung pulang.

Saat membuka pintu rumah Ghea langsung dikejutkan oleh Raka yang sudah berdiri dibalik pintu.

"Baru pulang, tau ini jam berapa" ucap Raka dingin.

"Iya tau jam sembilan malem" Ghea pun tak kalah menjawab dengan nada cuek.

"Heh udah Abang bilang kan jangan Deket sama tu cowok, dia bakalan bikin pengaruh buruk buat kamu, hari ini pulang malam, gak tau jika nantinya" Raka terlihat begitu marah dengan ucapannya yang penuh penekanan.

"Udah lah, gak usah berpikir buruk dengan orang lain, kak Gavin gak sama dengan apa yang Abang pikiran kan" ucap Ghea.

"Abang jauh lebih dulu kenal dia, dan Abang juga tau dia gimana" balas Raka.

"Yakin sebegitu nya tau tentang kak Gavin, sahabat yang Abang lupakan demi pacar yang telah mengkhianati Abang" tutur Ghea.

"Apa maksud kamu, ohh... Jadi tu anak udah nyuci otak kamu, untuk menjelekkan Siska, IYA"

"Seterah deh, yang penting sekarang otak yang telah dicuci itu bukan otak aku tapi otak Abang yang udah dicuci sama tu perempuan gak bener" Ghea pun meninggalkan Raka.

**

Buukkk....bukkkk

Suara pukulan yang dilayangkan oleh Raka kepada Gavin yang baru saja datang ke sekolah.

Raka pun menghampiri Gavin yang kini telah tersungkur di tanah dan mencekam kerah seragam Gavin.

"Berani beraninya Lo jelek jelekan Siska Dimata Ghea. Mau Lo apa HAH"

"Gue gak pernah ngejelek jelekan pacar Lo itu" jawab Gavin.

"AlAh jangan bohong deh Lo..... Ohh.. gue ngerti, Lo suka kan sama Siska dan Lo manfaatin adik gue untuk Manas Manasin gue agar mutusin Siska kan" tutur Raka dengan emosinya.

"Gue gak pernah ada maksud apa apa dan satu lagi gue gak Sudi sama pacar Lo yang MATREK" ucap Gavin dan berlalu pergi.

***

Dilain sisi terlihat kedua pasang mata melihat aksi dua cowok yang berdebat, rasa kecewa yang sudah bersemayamnya dihatinya kini semakin menggebu ngebu.

Tak sanggup lagi melihatnya, kini dia pun melangkahkan kakinya kearah dua insan itu.

"CUKUP....kenapa sih Abang selalu belain dia, udah berapa kali aku bilang dia bukan perempuan yang baik bang. Plis percaya sama ucapan aku" ucap sang adik menggebu ngebu.

"ALAHh....udah deh dek, Abang lebih percaya sama dia" bales Raka begitu marah.

"KALO DIA EMANG BAIK, GAK MUNGKIN DIA NGEHIYANATKAN ABANG DENGAN BERPACARAN SAMA BAPAK DARI TEMAN ABANG SENDIRI" ucap Ghea.

"Perempuan apa yang mau pacaran sama bapak2 dan hanya mau morotin harta para korbannya...." Sambung Ghea terhenti karena.

Plakk....

Seperti dihujani pisau yang menduduki hatinya, begitu kecewanya Ghea terhadap abangnya yang dulu selalu ada buatnya, membelanya, tapi kini berani menamparnya hanya demi membela pacarnya yang mengkhianati dirinya itu.

Bugghhh.....

Gavin yang sedari tadi mencoba untuk menenangkan emosi nya kembali terpancing dengan apa yang sudah diperbuat Raka terhadap adiknya.

"GILA LO YAH, BAJINGAN TAU GAK LO, GHEA ITU ADIK LO, gak habis pikir gue sama lo" ucap Gavin dengan Raka yang sudah tersungkur di tanah.

Gavin pun menggapai tangan Ghea dan membawanya ke suatu tempat untuk menenangkan diri.

***
Isak tangis tak luput dari bibirnya, kekecewaannya begitu dalam dirasakannya.

Gavin yang melihat Ghea begitu rapuh pun mencoba menenangkannya dan membawa kedalam pelukannya.

"Udah gak usah ditangisi, yang terpenting kita sudah berusaha untuk menyadarinya, biarkan mereka berfikir dulu" ucap Gavin menenangkan Ghea.

***

Semoga terhibur yah...
Jangan lupa like dan follow juga akun aku yah...

GAVIN & GHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang