3

83.5K 5.8K 311
                                    

Entah bisikan dari mana, Aggia mulai membalas ciuman sang bos yang begitu lembut, ia juga ikut memejamkan matanya seperti Fauzan yang begitu menikmati aktivitasnya--seolah-olah meluapkan semua perasaannya lewat ciuman itu. Tak sampai di situ, tangan Aggia yang semula memegang tangan bosnya, kini melingkar pada leher lelaki itu.

Beberapa menit kemudian, Fauzan menghentikan aktivitasnya. Ia menjauhkan bibirnya dari bibir Aggia yang membuat sang sekretaris membuka matanya, lalu mengerjapkan netranya itu seraya mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Sontak perempuan itu menunduk untuk menutupi pipinya yang merona. Ia merasa kikuk.

Aggia mengigit bibir bawahnya untuk menenangkan dirinya. Ia terus diam menunggu Fauzan bicara. Pasalnya, ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Ini pertama kali dalam hidupnya bisa berciuman seperti tadi dan parahnya itu dengan sang bos.

'Ya Tuhan, apa yang baru saja aku lakukan?' Aggia masih bertanya-tanya dalam hatinya sendiri tentang semua yang terjadi. Semuanya begitu tiba-tiba dan mengalir begitu saja.

"Gi!" panggil Fauzan yang membuyarkan lamunan Aggia.

"I... iya, Pak," lirihnya dengan suara bergetar.

"Kamu kok malah bengong? Tadi, katanya kamu mau pulang?" Fauzan berkata dengan santaiya. Ia bertingkah seolah-olah tak terjadi apa-apa barusan. "Sana pulang!" perintah Fauzan melirik ke arah pintu, isyarat kalau dirinya ingin Aggia segera meninggalkan apartemennya.

Aggia memutar bola matanya. Ia tersenyum masam, tak habis pikir dengan kelakuan sang bos. Kenapa bisa sesantai itu. Malah, parahnya mengusirnya secara tak langsung. Dirinya jadi bertambah bingung dengan semua yang telah terjadi barusan.

"Maaf, saya lagi mikir keras. Tadi, waktu saya bangun ada orang bilang saya kembaran Mimi Peri terus enggak rela kalau ngelepas keperjakaan sama saya. Nah, kok barusan saya dicium. Itu kerasukan apa gimana, ya?" cibir Aggia dengan nada ketus, ia berusaha sesantai mungkin. Meski jantungnya berdegup kencang karena was-was.

"Kamu ceritanya nyindir," Fauzan menggelengkan kepala seraya berdecak. "Bukannya kamu tadi yang bilang pengin french kiss? Saya kan hanya mengabulkan keinginan kamu."

Aggia memelototkan matanya, seraya memegang bibirnya. Ia tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Sungguh benar-benar di luar dugaannya.

Aggia menghela napas lesu, ia menyesal telah memakan nasi goreng pedas yang menyiksa mulutnya. Pasalnya, bukan sebuah kebebasan yang ia dapatkan. Malah ciuman asal-asal si bos.

"Ngapain wajah kamu ditekuk kayak gitu? Jangan bilang kamu berharap lebih, kalau saya punya perasaan sama kamu?"

Aggia menggeleng, "Bapak menipu saya. Katanya, mau ngabulin keinginan saya. Ini kok saya malah dicium, bukannya dibebasin bisa pacaran."

"Menipu apanya? Buktinya, kamu menikmati ciuman saya. Kayak enggak rela waktu saya njauhin bibir saya dari bibir kamu. Bilang aja sebenarnya kamu protes karena waktu ciumannya singkat."

"Enak aja! Bapak itu bad kisser. Menikmati dari mananya?!" protes Aggia tak terima, padahal ia memang benar-benar menikmati ciuman sang bos. Lagi puka, ia juga tak tahu man yang bad kisser, mana yang good kisser. Pasalnya ini ciuman pertamanya.

"Di sini ada CCTV apa perlu saya puterin rekaman CCTV. Kamu merem sampai ngalungin tangan kamu di leher saya, itu masih bilang enggak nikmatin?"

"Khilaf, Pak. Maklum jomlo, enggak pernah tahu rasanya dicium. Mumpung dicium cogan ya lanjut," Aggia menunjukkan dua jarinya seraya meringis.

"Ada ya makhluk kayak kamu," Fauzan menggeleng.

"Ya ada, dong. Saya kan limited edition. Kalau enggak ada makhluk kayak saya, mana mungkin Bapak bisa punya sekretaris serba bisa dan multi talenta. Kalau enggak ada saya, Bapak itu enggak ke urus."

Annoying Couple (Akan Rilis Di Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang