Cinta itu nggak bisa ketebak kapan datangnya, sekarang bilang nggak mungkin besok kamu bilang iya!
-Melvin-"Kok Kakak kayak kenal motor yang tadi ya," katanya seraya berpikir keras.
"Kenal di mana Kak? Dia emang bukan anak sini sih," sahut Sylvia memberitahu.
"Kayak temen kampus Kakak sih motornya," sahutnya pelan. Gadis itu mulai melajukan mobilnya setelah keduanya sukses memakai seatbelt.
"Aku juga belum kenal sih, tapi cowok itu super nyebelin!"
"Loh katanya belum kenal, kok kamu bisa bilang nyebelin sih?" Gadis itu bertanya heran.
"Ya karena dia selalu menggagalkan rencanaku Kak," adu Sylvia pada sang kakak.
"Rencana?" Gadis itu kini mengerutkan keningnya bingung.
"Hemp ... Itu maksudku, ah pokoknya cowok itu rese deh!" Sylvia tidak mungkin menceritakan bahwa ia sudah membuli teman sekolahnya. Bisa-bisa sang kakak akan marah besar dan mengadukan perbuatannya pada sang ayah. "Kita mau ketemu Mama di mana Kak?" Sylvia mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Di tempat biasa," sahutnya singkat, matanya masih fokus menatap lalu lintas di depan.
"Sama cowok itu nggak ya?" Tanya Sylvia harap-harap cemas.
"Walau bagaimanapun dia udah jadi ayah kita," jawab sang kakak bijak.
***
"Ini kenapa kamu ngajakin aku ke sini sih? Tadi bilangnya cuma mau antar aku pulang," komentar Krystal seraya membuka helmnya. Mereka berdua sudah berada di kawasan mall yang berada di pusat kota.
"Kita nge-date," cengir Melvin kemudian menggandeng lengan gadis itu, keduanya berjalan menuju lantai teratas di mall tersebut.
"Ini apaan pake gandeng-gandeng segala, aku bisa jalan sendiri kok!"
Krystal melepaskan gandengan tangan cowok itu lalu berjalan lebih dulu. Namun, bukan Melvin namanya kalau ia cepat menyerah. Dengan langkah kaki seribunya, cowok itu mengejar Krystal lalu kembali meraih tangan gadis itu. Kali ini tidak hanya digenggam, melainkan Melvin menautkan jemarinya ke jemari Krystal membuat gadis itu memperhatikan tautan mereka.
"Aku nggak mau kalau kamu sampai ilang di mall," katanya setengah meledek gadis itu.
Krystal berusaha melepaskan namun gagal, Melvin justru tak ingin menjauh barang sedikitpun. Ia menarik gadis itu menuju tangga jalan, hati-hati Melvin melangkah agar Krystal tetap aman dalam genggamannya.
Melvin mengajak Krystal nonton di bioskop, keduanya sudah sampai di lantai teater.
"Kamu mau nonton apa?" Tanya Melvin sembari memperhatikan jadwal film-film yang sedang diputar minggu ini.
"Mana ku tahu, kamu yang ngajak aku ke sini." Krystal bersedekap tak acuh, sembari memandang ke sembarang arah.
"Kalau nonton film horor gimana?"
Krystal berubah tegang, pasalnya gadis itu anti dengan yang namanya film horor. Lalu ia menggeleng cepat.
"Nggak! Aku nggak suka film horor," katanya dengan nada cemas.
"Oke, kita nonton film horor!"
"Apaan sih, aku bilang nggak suka."
"Nanti kamu boleh peluk aku kalau pas setannya keluar, gimana enak 'kan tawaranku?"
"Modus!" Krystal menginjak kaki cowok itu karena ia kelewat kesal. "Aku pulang aja kalau begitu," katanya hendak berbalik badan, namun Melvin menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Took My Heart Away
Teen Fiction(COMPLETED) #WALKMAN SERIES 1 Silakan follow untuk membaca! Melvin suka sekali menggoda gadis yang dikenalnya lewat sebuah acara ulang tahun. Berawal dari sikap superhero dadakannya pada gadis itu untuk menghindari pembulian di depan matanya. Melvin...