Selfish

4 1 0
                                    

       Hari sudah pagi mentari menelisik, cahayanya masuk menyelinap disela tirai kamar gadis yang masih berada dialam mimpinya. Sepagi ini Diva masih bergelung didalam selimutnya, Ia memang berniat membolos sekolah pagi ini, ia masih pusing akibat semalam, Dia sangat beruntung semalam, ketika dia pulang diantar Theo, Mamanya belum pulang bahkan Papanya baru pulang dari bandung subuh tadi.

Seorang lelaki separuh baya yang masih terlihat gagah tidak terlihat dari umurnya yang menginjak kepala 4, Ia nampak berwibawa dengan setelan jas nya dan sudah terlihat sangat rapih, Ia memasuki kamar anak gadis satu satunya tersebut. Ia menggenggam jemari lentik itu dan mengecupnya halus, membelai lembut surai gadisnya.

"Papa sayang Diva, Papa Mau yang terbaik buat Diva" katanya tulus.

Merasa ada yang mengganggu aktivitas tidurnya , gadis itu pun mengerjapkan matanya dan menguap lebar lebar, kaget setelah melihat Papanya duduk disisi ranjangnya.

"Pagi pa..." sapanya.
"Pagi sayang, tadinya pengen bangunin kamu tapi gak tega, lagian hari ini kan masih libur"

"Papa tau aja diva masih pengen bobo, hehe"katanya sambil mengucek matanya.
"Tapi, kok weekend gini papa tetep rapi , mau kemana pa ..?" Tanyanya.

"Papa ada meeting sebentar sayang, nanti pulang sebelum sore. Papa harap kamu gak kemana mana, nanti kita Dinner bertiga sama mama ya" kata Papa Diva.

"Beneran Pa??, Asikk" katanya semangat, yang dibalas anggukan kepala oleh papanya.

Papanya memang jarang dirumah, terkadang waktu libur pun masih berkutat didepan laptot dan tumpukan berkas, dan terkadang juga keluar kota dalam beberapa bulan sekali untuk mengecek perusahaannya, Diva sedikit Kesal, Jadi maklum saat Papanya dirumah Ia akan berubah menjadi putri kecil yang manja.

Setelah papanya keluar dari kamarnya Diva langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelahnya ia menemui Mamanya yang menyiapkan Sarapan bersama Mbak Ela.

Mereka pun Sarapan bersama, Mb Ela pergi kedapur membereskan sisa peralatan masak yang kotor.

Setelah selesai sarapan, Diva dan Mamanya Menghabiskan waktu membaca majalah diruang santai.

Tiba tiba suara klakson mobil berbunyi, menginterupsi kegiatan mereka.

Tin ... Tin... Tin ...
Mb Ela pun berlari namun Diva menahanya.

"Biar Diva aja Mbak" katanya.

"Iya non, Makasih ya" jawabnya.

Saat Diva membuka pintu Seorang lelaki berdiri didepanya dan tersenyum, disusul dua orang gadis yang cengar cengir dibelakangnya.
Siapa lagi jika bukan Theo, Diva dan Alexa.

"Hai, Diva ada ?" Katanya terkekeh.

"Apasih, ngapain kalian kesini pagi pagi gini?" Kata Diva.

"Udah sembuh ?" Tanya tamu tersebut.

"Siapa sayang, kok gak disuruh masuk" kata Mamanya menyusul dibelakang Diva.

"Eh tante, Mama Diva ya?, Pantes Diva cantik, ternyata nurun dari tante nih pasti" Kata Theo.

"Kamu bisa aja, Teman Diva ? Siapa namanya ?" jawabnya tersenyum Ramah.

"Saya Theo tante, Kakak kelas anak gadis tante hehe" katanya memperkenalkan diri.

"Halo Tantee," Sapa Zoya dan Alexa berbarengan.

"Iya,  Gimana kabar kalian, Yuk masuk dulu kita ngobrol didalem ,oke" katanya.

Mereka pun masuk dan Diva hanya mencebik kesal. Ganggu aja sih, sok akrab lagi sama Mama, batinya kesal.

Mereka duduk diruang tamu dan bercerita panjang lebar, menghabiskan Minuman dan camilan yang disediakan oleh Mbak Ela.

Playfull Of SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang