Kesempatan

0 0 0
                                    

Aku publish lagi nih the next chapt.
Enjoy read, don't be silent reader, hargai karya orang lain dengan vote dan komen.
Thanks before 😗😗

____________

"Div kamu gak papa ?" Katanya.

Diva pun berlari memeluk erat seorang yang sangat dirindukanya saat ini. Ia teramat lega, melihat lelaki kesanganya didepannya saat ini, ia menangis terisak isak, meluapkan kekesalan, kerinduan dan kehangatan lelaki yang selalu ada difikiranya tersebut.

Damar pun melirik memberi tanda pada Zoya dan Alexa untuk meninggalkan mereka berdua.

"Kamu jahat Damar, kamu jahat sama Diva" Diva pun meluapkan kekesalanya pada Damar. Ia memukul mukul dada bidang Damar.

"Pukul Div, pukul sampai kamu puas, Aku emang brengsek gak bisa jagain kamu, Aku emang egois gak bisa ngertiin dan denger penjelasan kamu, Aku terlalu larut sama perasaanku sendiri" katanya. Ia pun ikut menangis dalam diam melihat gadisnya yang kacau.

"Damar, Aku gak ada apa sama Kak theo, bahkan saat dia bilang sayang ke Aku,
Aku bilang ke dia, kalo aku udah ada Kamu" kata Diva sambil terisak pelan.

"Aku benci liat dia bawa kamu ke diskotik sampe kamu mabuk waktu itu," katanya.

"Bukan kak theo yang ajak tapi Aku sendiri yang kesana, Aku pusing saat kamu gak bisa dihubungi waktu itu, Aku gatau juga waktu itu minum apa sampe mabuk, Kak Theo yang nolong Aku" kata Diva.

"Aku terlalu takut, Kamu lebih pilih dia yang punya segalanya dibanding Aku" kata Damar.

"Kak Theo baik, dia mau jagain Aku waktu Kamu marah dan ngejauh, dia juga gak marah walaupun Aku gak bisa balas perasaanya" kata Diva.

"Kamu lebih nyaman sama Dia ?" Tanya Damar.

"Damar, Kamu tau perasaanku ke Kamu dari dulu, harusnya Kamu gak ada rasa ragu,  jantung ini masih setia akan berdebar untuk orang yang sama" kata Diva menunjuk dada Damar. Damar hanya diam, Ia menangkup tangan Diva.

"Bahkan kak Theo selalu suruh Aku buat ngejelasin ke Kamu, biar Damar gak salah paham sama Dia, Kak Theo baik, Kamu jangan salah paham lagi. Lebih baik kalo kalian mau temenan. Diva tetep sayang Damar sampai kapanpun.." kata Diva sambil menatap mata Kekasihnya.

"Aku minta maaf, Aku juga akan minta maaf sama Theo, Damar juga sayang Diva, selamanya" katanya sambil menghapus air mata kekasihnya yang jatuh dipipi.

"Jangan marah lagi, janji ?" Kata Diva.

"Janji.." kata Damar, sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

Mereka pun saling memeluk erat, meluapkan perasaan rindu mereka satu sama lain.

Tanpa mereka sadari sejak tadi seseorang mendengar dan melihat dari Balik tirai semuanya dengan sorot mata terluka. Luka yang semakin dalam. Ia menyeringai dan mengepalkan tanganya lalu pergi berlalu bersama amarah dan perasaan yang hampa.

☆☆☆

       Damar masuk ke kelasnya setelah mengantar Diva ke kelasnya. Teddy menatap damar yang tersenyum senyum tidak jelas, teman sebangkunya juga sekaligus seorang yang telah memberi info pada Damar tentang Diva yang dibully habis oleh seorang gadis yang bohay tapi bar bar, menurutnya.

Playfull Of SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang