c. (kecelakaan malam itu)

6.6K 633 1
                                    

"bisa kah kau kesini?" Ujar seseorang dari telfon.

"Ada apa? Ini sudah malam, tidak bisa besok pagi saja?" Tanya Haechan.

"Ayolah, Mark bersamaku di hotel malam ini, kau tidak ingin lihat betapa brengseknya pacarmu ini?" Ujar orang itu lagi.

Haechan menutup telfon nya dengan cepat, dan sadar bahwa air matanya jatuh, ia membulatkan tekad nya untuk keluar malam ini.

Ia mengambil kunci mobil dan langsung menuju mobil nya di garasi, tanpa butuh waktu yang lama ia sudah berada di dalam mobil dan langsung mengemudikan mobilnya tersebut dengan cepat.

Ketika ia sudah dekat dengan lampu merah, ia sadar bahwa rem mobil nya tidak berfungsi dengan seharusnya, dengan cepat ia membanting stir sehingga mobil yang ia gunakan keluar dari jalur nya dan menabrak pembatas jalan.

Kepalanya terbentur dan kemudian ia tak sadarkan diri.

"Chan! Ada apa dengan mu?" Ujar Renjun panik ketika melihat Haechan yang langsung terdiam ketika melihat pembatas jalan.

"Aku ingat penyebab ku kecelakaan, dan aku ingat siapa Mark!" Ujar Haechan kepada Renjun.

"Benarkah? Baguslah kalau begitu!" Renjun nampak senang.

"Bagus? Mark adalah laki-laki yang brengsek bukan?" Ujar Haechan.

"Tunggu, aku yakin kau-" belum selesai Renjun berbicara Haechan sudah berlari meninggalkan taman kota.

Mark yang melihat kekasihnya itu berlari, ikut turut berlari mengejarnya. Mark hampir sampai namun ia memperlambat lari nya sedikit untuk tetap berada di belakang Haechan.

Kini Haechan tak tahu arah pulang, ingatan nya belum kuat untuk mengingat rumah nya sendiri.

Mark tahu bahwa Haechan sedang kebingungan lalu ia langsung menghampiri Haechan.

"Chanie?" Ujar Mark dari belakang.

Sontak Haechan langsung menengok kebelakang dan langsung mendapati wajah Mark.

"Menjauh lah dari ku," ujar Haechan kepada Mark.

"Hei, ada apa?" Tanya Mark.

"Aku ingat apa yang terjadi sebelum kecelakaan, aku keluar rumah demi menemui mu, yang sedang asik dengan orang lain di hotel malam itu!" Gentak Haechan.

"Apa yang kau bicarakan?" Mark mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Haechan, kini posisi mereka sangatlah berdekatan.

"Berhenti berpura-pura Mark, aku begini karena mu!" Ujar Haechan lagi.

"Chanie, ingatan mu belum sepenuhnya pulih," ujar Mark.

"Memang benar, namun aku telah mengingat suatu hal yang lebih penting dari ingatan ku yang lain tentang mu!" Haechan penuh dengan emosi, sehingga matanya basah saat ini.

"Kau boleh membenci ku, aku tidak masalah akan hal itu, tapi tolong beri tahu aku, siapa yang menyuruhmu agar keluar malam itu," Mark berusaha sabar.

"Aku tidak ingat siapa dia, yang jelas dia adalah selingkuhan mu," ketus Haechan.

"Chanie, aku harap kau mengingat semuanya," Mark memegang kedua tangan Haechan.

"Lepaskan!" Ujar Haechan yang berusaha melepaskan tangan nya dari tangan Mark.

"Kau ingin pulang kan?" Mark seolah mengubah topik walaupun Haechan bersih keras ingin melepaskan genggaman tangan nya itu.

"Jika iya, biarkan aku mengantar mu pulang, setelah kau sampai rumah, baru aku akan melepaskan genggaman nya," ujar Mark yang langsung berjalan dengan menggenggam salah satu tangan milik Haechan.

Haechan hanya menghembuskan nafas nya dengan kasar dan mengikuti langkah kaki Mark.

*
*
*

Renjun berlari mendekati Jeno, Jeno yang akan sadar hal itu langsung memberikan kekasih nya itu senyuman manis.

"Tidak usah tersenyum seperti itu Lee Jeno! Mata mu hilang tahu!" Ujar Renjun ketika sampai di hadapan Jeno.

"Kemana Haechan?" Tanya Jeno.

"Ada sesuatu yang aneh dengan nya, ia bilang bahwa Mark adalah lelaki yang brengsek, kemudian ia pergi begitu saja," ucap Renjun.

"Lalu kau membiarkan nya pergi begitu saja?" Tanya Jeno lagi.

"Mark mengejar nya kok, kurasa hanya Mark sendiri yang bisa menjelaskan semua nya kepada Haechan," jawab Renjun.

"Haechan berkata Mark lelaki brengsek? Ada apa dengan Mark? Apa dia selingkuh sebelum Haechan kecelakaan?" Jeno menerka-nerka.

"Yak Lee Jeno! Jangan sembarang kalau berbicara, tidak mungkin Mark seperti itu," ujar Renjun.

"Aku hanya menerka-nerka sayang," Jeno memberikan senyuman manis nya.

"Renjun Hyung!" Ujar seseorang yang menghampiri Renjun dan Jeno, ia adalah Chenle, sepupu Renjun dari China.

"Hanya Renjun yang di sapa?" Sindir Jeno.

"Eh? Hai Jeno Hyung," Chenle terkikik.

"Kok bisa disini le?" Tanya Renjun.

"Ah aku sedang lari-lari pagi saja, oh iya, bibi menanyakan kapan kau akan pulang," ujar Chenle, bibi nya merupakan ibu dari Renjun.

"Tolong bilang ke ibuku aku akan pulang setelah kondisi Haechan membaik," ujar Renjun.

Chenle hanya tersenyum kemudian mengangguk.

"Chenle, ayoo!" Teriak seseorang dari kejauhan.

"Tunggu sebentar!" Teriak balik Chenle pada orang itu.

"Oh pantas saja kau berlari disini, padahal jarak rumah mu dengan taman kota lumayan jauh, ingin bertemu dengan anak pemilik Park Supermarket itu toh," goda Renjun.

"Hyung!!" Chenle mencubit perut Renjun.

"Biar nanti ku bilang kepada Paman Chanyeol bahwa anak nya sudah mengerti pacaran sekarang," Jeno ikut menggoda.

"Kalian ini!! Ya sudah aku mau lanjut lari, bye Renjun Hyung, Jeno Hyung," ujar Chenle yang langsung berlari menghampiri Park Jisung.

To Be Continued....

What About Us? // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang