i. (pukulan maut Renjun)

4.1K 463 2
                                    

Renjun memarkir kan motor matic hijau milih Jisung di halaman rumah Jaemin, ia berjalan dengan penuh amarah menuju pintu rumah Jaemin.

Tok Tok Tok Tok Tok....

Renjun mengetuk pintu tersebut dengan keras.

Tak lama seseorang yang ia cari muncul dari balik pintu.

"Hai Renjun, ada apa kau kesini?" Jaemin tersenyum manis.

"Berhenti bermain main dengan teman ku jalang!" Ujar Renjun sembari memberikan sebuah pukulan di perut Jaemin.

Jaemin terkejut akan pukulan itu, ia tak sempat menghindar dan akhirnya terjatuh ke belakang. Jaemin meringis kesakitan sekarang.

"Bilang pada Mark mu itu, aku akan melakukan hal yang lebih pada nya!" Ujar Renjun sebelum pergi.








°

°

°

°







Pagi ini Mark sangat menggebu-gebu ingin pergi ke rumah kekasih nya, Haechan.

Ia sudah merapihkan rumah sejak pagi buta agar mendapatkan izin keluar rumah dari kakak kandung nya Lee Taeyong.

Dan kini tugas nya tinggal memanaskan mobil Hyung nya itu, lalu ia bisa pergi berpacaran dengan kekasih nya itu, pikir nya.

Ketika Mark berjalan keluar rumah dan menuju garasi mobil, ia terjatuh ke depan karena seseorang telah mendorong tubuh nya dengan keras.

Yang mendorong nya adalah Renjun, yang tadu berlari dari Jauh, dan langsung menubruk Mark dari belakang.

"Ah, apa yang kau lakukan?" Ujar Mark ketika berbalik dan melihat Renjun yang sedang kesakitan.

"Mengapa jadi aku yang sakit sih?" Renjun memegangi tangan nya.

"Mana mu tahu, kau menubruk ku dengan posisi yang salah. Lagi pula, ada apa dengan mu?" Mark menatap Renjun penuh selidik.

"Bisa bisa nya kau mempermainkan sahabat ku Mark Lee!" Renjun menghampiri Mark dan memberikan sebuah bogeman menuju muka, namun dengan sigap Mark menghindari.

"Yak! Huang Renjun, ada apa dengan mu? Kau gila ya?" Ujar Mark setelah menghindar.

"Kau yang gila! Bisa bisa nya kau melamar Jaemin untuk tunangan seperti kau tidak memikirkan ada nya Haechan!" Kini Renjun mengarahkan bogeman nya itu ke perut Mark.

"Yak!!" Mark menahan bogeman itu.

"Ucapan Haechan akan mu ketika ia pertama kali mengingat mu memang benar, kau itu brengsek," Renjun kini mengarahkan bogeman nya ke wajah Mark, namun lagi-lagi Mark dapat menghindar.

"Mengapa laki-laki seperti mu menjadi sangat kuat dan agresif seperti ini sih? Apa yang Jeno lakukan pada mu?" Ucapan Mark kali ini membuat Renjun benar-benar tersulut emosi.

"Yak! Jangan menyebut nyebut nama itu!" Renjun melempar Mark menggunakan tas kuning kecil nya.

Mark yang di lemparkan tas itu langsung menangkap nya, dan menatap Renjun dengan tatap tajam.

"Yak Huang Renjun! Dengarkan aku!" Perintah Mark.

"Tidak akan!" Renjun jual mahal.

"Aku tidak pernah melamar Jaemin untuk tunangan!" Ucapan Mark ini membuat Renjun mendekati nya.

"Apa kau bilang? Kau mau mengelak? Jaemin memiliki bukti kau memberikan bunga kepada nya malam itu!" Renjun kini berteriak.

"Ingat waktu kau bertengkar dengan Jeno dan kau melerai kalian?"

Renjun hanya mengangguk.

"Aku membawa bunga kan? Karena sebelumnya aku datang ke rumah Jaemin, ia bilang Haechan ada di sana dan Haechan meminta aku menjemput nya, lalu ketika aku datang, hanya ada dia di sana, dan dia mengambil paksa Bunga yang akan ku berikan pada Haechan. Maka dari itu aku kembali ke toko bunga itu, membeli bunga yang baru dan di akhiri melihat kalian yang sedang bertengkar," jelas Mark.

"Mengapa aku harus percaya dengan mu?" Renjun menatap Mark sinis.

"Karena ku yakin ada yang tidak beres, mulai dari malam di mana Haechan kecelakaan, Seseorang tak di kenal menelfon Jeno meminta pertanggung jawaban, dan sekarang Jaemin berkata aku melamar nya," ujar Mark membuat Renjun kini percaya.

"Maksudmu, ini semua ulah Jaemin?" Tanya Renjun.

"Mungkin ia tidak sendiri," celetuk Jeno yang sedari tadi melihat Kekasihnya bertengkar dengan Mark itu dari jauh.

"Yak! Sejak kapan kau disitu?" Renjun sinis.

"Sejak kau baru keluar dari rumah Haechan, tak sadar kah kau ku mengikuti mu sedari tadi?" Tanya Jeno.

"Untuk apa kau mengikuti?" Renjun balik bertanya.

"Memastikan kau baik baik saja," ucapan Jeno ini membuat Renjun meledak.

"Cukup cukup drama nya. Lee Jeno, kau bilang mungkin Jaemin tidak sendiri? Apa maksudmu?" Tanya Mark.

"Malam itu aku mengikuti mu menuju rumah Jaemin, perasaan ku hanya tidak enak pada saat itu,"

"Lalu?" Mark penasaran.

"Aku diam di kejauhan, dan tidak ada yang sadar akan ada nya aku di sana, ketika kau pergi, seseorang datang kepada Jaemin menunjukkan sesuatu, dan kurasa orang itu lah yang memotret momen kalian berdua," lanjut Jeno.

"Mengapa kau baru bilang kepada ku Lee Jeno?" Mark menatap Jeno dengan tatapan mengerikan.

"Aku hanya menunggu waktu yang tepat," ujar Jeno.

"Siapa orang yang kau maksud bersama Jaemin itu?" Renjun kini menolak pinggang.

"Lucas," ucapan Jeno ini membuat Renjun terkejut setengah mati.

"Kini aku mengerti, Lucas dan Jaemin berusaha menghancurkan hubungan ku dengan Haechan, dan hubungan mu dengan Renjun, karena Lucas yang sudah lama mengincar Jaemin dan Jaemin yang," belum selesai Mark berbicara Jeno memotong nya.

"Menyukai mu?" Potong Jeno.

"Tunggu apa lagi? Akan ku pukul tiang bendera satu itu!" Renjun kini berapi-api.

"Yak, Lee Jeno, mengapa pacar mu menjadi ganas begini?" Mark bingung.

"Dia kurang asupan dari ku belakangan ini," Jeno tersenyum nakal.

"Ku bunuh kau sehabis ini Lee Jeno!" Renjun menatap Jeno dengan tatap mematikan.

"Mark, sebaiknya kau menemui Haechan sekarang, jelaskan semua kepadanya, aku dan sialan ini *menunjuk Jeno* akan menemui Lucas terlebih dahulu," ucap Renjun.


To Be Continued....

What About Us? // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang