Jam dinding di ruang tamu Haechan menunjukkan pukul 6 sore, menunjukkan sebentar lagi senja akan datang.
Sudah terdapat banyak orang di ruang tamu itu, Haechan, Mark, Chenle, Jisung, Renjun, Taeyong dan Jaehyun.
Mereka semua di sibukkan oleh kesibukan masing-masing, Mark dengan Taeyong dan Jaehyun yang sedang mengalami pergulatan batin, Haechan yang sibuk menggoda Chenle dan Jisung, serta Renjun yang sedang mengkhawatirkan Jeno yang belum kunjung datang.
Tak lama dering handphone Renjun berbunyi, sesaat perasaan nya tidak enak, nomor tak dikenal yang menelfon nya.
Seketika seluruh kesibukan semua orang berada di sana berhenti dan menatap Renjun.
"Siapa?" Tanya Haechan.
"Tak dikenal," jawab Renjun.
"Coba angkat saja, siapa tahu penting," ujar Jaehyun.
Renjun hanya mengangguk dan langsung mengangkat telfon tersebut.
"Apa kah kau teman dari pemuda ini? Cepatlah kesini, ia, i ia mengalami kecelakaan," sambar seseorang dari telfon ketika Renjun baru saja mengangkat telfon tersebut.
"Siapa yang kau maksud?" Renjun berusaha tenang.
"Pemuda pemilik ponsel ini, ia terkena kecelakaan, cepat lah kesini, akan segera ku kirim kan lokasi nya," ujar Orang itu.
Renjun membeku mendengar pernyataan orang tersebut, ia hanya menatap lurus dan melepaskan handphone nya dari tangan sehingga handphone tersebut terjatuh.
Kedua mata Renjun mengeluarkan air sekarang, ia tak kuat mendengar nya, kedua telapak tangannya langsung menutupi wajah.
"Kalian dengar?" Chenle berdiri.
Semua hanya terdiam.
"Cepatlah bergegas, Jeno Hyung sedang terluka diluar sana," sambar Jisung membuat semua sadar bahwa yang di maksud di telfon tersebut adalah Jeno.
Dengan cepat Mark menyambar kunci motor milik Jisung dan menarik Renjun.
"Aku dan Renjun akan menaiki motor, agar kita cepat sampai, kalian semua naiklah mobil," ujar Mark terburu-buru.
Mark mengambil handphone Renjun dan mendapatkan lokasi tersebut.
"Sudah ku kirim ke Taeyong Hyung lokasi nya, Renjun, cepatlah," Mark kini berdiri di ambang pintu.
Renjun yang masih lemas itu hanya diam dan kemudian Mark menariknya menuju motor.
°
°
°Mark dan Renjun berjalan di sebuah jalanan besar dan lurus sekarang, sangat indah pemandangan di sana, di tambah senja yang menambah kesan hangat.
Renjun hanya menangis di sepanjang jalan, sedang Mark berusaha melajukan motornya secepat mungkin.
Beberapa menit berlalu, mereka menemukan sebuah mobil yang nampak hancur di tengah jalan yang sepi, dan mata Renjun langsung tertuju kepada Jeno.
🎶Too Good At Goodbyes🎶
Renjun berlari dengan tangisan dan hati yang hancur menuju Jeno yang terbaring di atas rumput pinggir jalan.
Ketika sampai, Renjun langsung berlutut dan memeluk kekasihnya yang sudah bercucuran darah itu.
"Jeno, hiks, sadarlah," Renjun memeluk dada Jeno, dan tak ada jawaban dari Jeno.
"Jeno, mengapa kau sangat bodoh, mengapa kau bisa sampai begini," Renjun frustasi dan menatap lirih kekasih nya yang tak berdaya itu.
"Jeno, ku mohon sadarlah," Renjun berusaha mengusap air mata yang tak berhenti keluar dari mata nya.
Tak lama Jeno terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah dari mulut nya, mata nya terbuka sedikit dan langsung menatap Renjun.
"Sa.. yang.. ku," Jeno berusaha mengucapkan kata itu kepada Renjun.
"Ya, aku disini, hiks, sadarlah, tolong," air mata Renjun makin terkuras.
"A.. ku, melihat mu di bawah Senja
se.. karang," Jeno tersenyum."Seseorang tolong panggil bantuan," Renjun meneriaki dua lelaki dan Mark yang ada di sana.
"Ambulans akan segera datang," Mark berusaha menenangkan dari kejauhan, ia hanya tidak ingin menggangu.
"Sayang... ku," ujar Jeno.
"Ada apa? Tahan lah sebentar Jeno," Renjun menangis tersedu.
"Meskipun aku tenggelam bersama senja hari ini, percayalah rasa ku akan tetap ada untuk mu," Jeno kembali tersenyum.
"Tolong jangan tinggalkan aku,"
"Teruslah tersenyum, tolong lah buat hidupmu lebih berarti walaupun tanpa ku," ujar Jeno yang berujar penuh dengan usaha.
"Tolonglah Lee Jeno, jangan pernah berfikir aku bisa hidup tanpa mu,"
"Aku mencintaimu Huang Renjun," Jeno tersenyum.
Tak lama, Jeno menutup mata nya.
"Jeno, tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku, Jenooo!!" Renjun berteriak dan mengguncang tubuh Jeno.
Tak lama mobil ambulans datang, di belakang mobil tersebut terdapat mobil milik Jaehyun, dan beberapa detik setelah nya beberapa petugas ambulans menghampiri Renjun dan Jeno, begitupun Chenle dan Haechan.
Chenle dan Haechan langsung menarik Renjun dari Jeno yang kini terbaring di sebuah tandu milik ambulans, lalu tubuh Jeno langsung di bawa masuk ke dalam ambulans, dan setelahnya ambulans tersebut langsung melesat secepat mungkin menuju rumah sakit.
"Berhentilah menyalahkan dirimu," Haechan memeluk Renjun.
"Jika aku tidak menyuruh Jeno memutar balik, ia tidak akan meninggalkan ku," Renjun tersedu-sedu di pelukan Haechan.
Seluruh orang yang berada di sana menangis karena mengetahui Jeno telah tiada.
Chenle hanya mengelus pelan punggung Renjun, dengan niat menenangkan.
"Mengapa ia meninggalkan ku di saat senja, ia tahu bahwa aku sangat menyukai senja, dan ini kali pertama aku membenci senja," ujar Renjun yang melepaskan pelukan Haechan.
"Renjun, tenanglah," Haechan menatap Renjun.
Renjun masih terus menangis dan menatapi mobil hancur yang Jeno kemudikan beberapa saat yang lalu.
"Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa nya," Ujar Renjun sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri dan terjatuh di tanah.
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
What About Us? // MarkHyuck [END]
Fanfiction[13+] Haechan mengalami kecelakaan yang merenggut seluruh ingatan nya, ia mengalami amnesia. hal itu merupakan kenyataan pahit untuk Mark, karena berarti, kekasih tersayang nya itu lupa akan masa lalu yang indah bersama nya. ⚠️⚠️BxB AREA⚠️⚠️