g. (dipermainkan)

4.6K 454 1
                                    

Mark selesai membeli bunga untuk Haechan, kini ia sedang berjalan menuju motor Harley nya dan terkejut dengan apa yang ia temui di seberang jalan.

Renjun yang sedang bertengkar dengan Jeno di sana, nampak mobil Jeno dekat dengan posisi mereka bertengkar.

Posisi jalan memang sangat sepi pada saat itu, karena kejadian itu terjadi pada pukul 9 malam.

^2 jam waktu yang dihabiskan Mark mengantri Bunga untuk Haechan.

Mark berasumsi bahwa Renjun dan Jeno bertengkar di mobil dan akhirnya Renjun memutuskan untuk keluar dari mobil Jeno, mengapa Renjun yang keluar? Karena itu adalah mobil milik Jeno, tidak mungkin kan Jeno yang keluar dari mobilnya sendiri?

Mark menghampiri Jeno dan Renjun, ia makin terkejut melihat Renjun yang sedang menangis.

"Kau apakan Renjun?" Tanya Mark pada Jeno.

Renjun tambah menangis ketika melihat kedatangan Mark, sedangkan Jeno malah terkejut.

"Dia hanya salah paham," ujar Jeno.

"Mark, kau ingin ke rumah Haechan kan? Bisa aku ikut dengan mu?" Ujar Renjun sesenggukan.

Mark nampak bingung ada apa di antara mereka berdua, dan kini ia bingung harus menjawab apa kepada Renjun.

"Sayang, ia hanya mempermainkan kita," ujar Jeno.

"Siapa yang kalian sedang bicarakan ini?" Tanya Mark lagi.

Baru saja Jeno ingin menjelaskan kepada Mark, tetapi perhatian nya tersita oleh Renjun yang kini berlari menjauh dari mereka berdua.

"Tidak usah mengejar ku atau ku pukul kalian berdua," teriak Renjun tanpa menoleh kebelakang dan masih terus berlari.

"Apa aku harus mengejar nya?" Jeno risau.

"Jika kau ingin dipukul, silahkan saja," jawab Mark santai.

"Aku bukan takut akan pukulan, aku hanya takut membuat nya semakin kacau," ujar Jeno.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Lagi lagi Mark bertanya.

"Seseorang menelfon ku, meminta pertanggung jawaban atas perbuatan ku yang katanya membuat orang itu hamil," penjelasan Jeno ini membuat Mark bergidik ngeri.

"Apa kau serius menghamili seseorang?" Tanya Mark.

"Yak! Tidak mungkin aku seperti itu bodoh!" Jeno emosi.

"Oke, oke, dan?" Tanya Mark lagi.

"Dan Renjun mendengar nya, belum sempat aku menjelaskan, ia sudah meminta turun dari mobil atau ia akan melompat, jelas aku tidak ingin ia terluka lalu.."

"Lalu kau menepikan mobil mu dan ia langsung turun?" Lanjut Mark yang memotong penjelasan Jeno.

Jeno hanya mengangguk.

"Sudah kuduga," ujar Mark enteng.

"Aku sudah berusaha menjelaskan kepadanya tapi ia tak mau mendengar ku Mark, ia terus menangis, sampai ia bilang jika aku berbicara hati nya akan bertambah sakit," ucap Jeno.

"Itu artinya Renjun sayang dengan mu," Mark menampakkan wajah datarnya.

"Akan ku temui ia besok, kau mau kemana?" Kini Jeno yang bertanya.

"Kerumah Haechan," jawab Mark.

"Sebaiknya jangan," cegah Jeno.

"Yak! Kenapa kau melarang-larang ku menemui kekasih ku sendiri?" Mark menatap sinis Jeno.

"Kau lupa kini Renjun tinggal di rumah Haechan ya? Ia bilang jika kita berdua mengejar nya kita akan di pukul, tolong berikan Renjun waktu untuk sendiri," ujar Jeno.

"Haechan ada di sana, berarti mereka berdua," ucap Mark datar.

"Itu hanya perumpamaan Markie," Jeno mendecak kesal.

"Berhentilah memanggil ku dengan sebutan itu, hanya Haechan yang boleh memanggilku dengan sebutan itu!" Gentak Mark.

"Terserah kau, aku ingin pulang," ujar Jeno yang langsung masuk kedalam mobil nya dan meninggalkan Mark sendiri di sana.

Semua yang dikatakan Jeno ada benarnya juga, sebaiknya besok saja ia menemui kekasihnya itu.

Mark berjalan menuju motor nya, sesekali ia menatap bunga yang ada di tangan nya, lalu berujar.

"Ku harap bunga ini akan awet sampai besok,"

Lalu Mark menaiki motor nya dan menancap gas menuju rumah nya sendiri.

"Rencana berhasil, kini Mark tidak jadi mendatangi rumah Haechan, dan Renjun bertengkar dengan Jeno sehingga kini Renjun sedang berjalan kaki di pinggir jalan, ini kesempatan mu," ujar Jaemin yang sedari memperhatikan dari belakang pohon dekat toko bunga milik WinWin.

"Baiklah, kerjamu sangat rapih, aku bangga padamu!" Jawab seseorang dari telfon milik Jaemin.

Dan kemudian Jaemin menutup telfon nya sepihak lalu tersenyum licik sembari berujar.

"Aku tak akan berhenti sampai Mark berada di pelukanku Haechan,"


















Renjun kelelahan karena sedari tadi ia berjalan menuju rumah Haechan, jarak yang ia tempuh masih sangatlah jauh, tetapi tenaga sudah terkuras kali ini.

Ia pasrah dan terduduk di trotoar jalan, sebentar lagi tengah malam dan ia masih di luar rumah, sangat berbahaya bagi lelaki manis semanis Renjun.

Tak lama sebuah mobil sport merah berhenti di dekatnya, sontak Renjun langsung berdiri dan mengantisipasi niat dari mobil tersebut terhadapnya.

Tak lama sesosok yang ia kenal keluar dari mobil tersebut dan menyapa dirinya.

"Hai Renjun, kenapa kau malam malam berada di sini?" Tanya orang itu, ia adalah Lucas.

"Tidak apa apa," Renjun mengusap kedua matanya memastikan tidak ada bekas air mata yang tertinggal di sana.

"Lebih baik kau segera pulang, ini sudah sangat larut," ujar Lucas.

Renjun hanya terdiam mendengar ucapan Lucas itu.

"Kau bisa ku antar jika kau mau," Lucas tersenyum.

Seketika Renjun mendongak untuk menatap Lucas, dan berkata,

"Apa tidak akan merepotkan mu?"

"Tenang saja, cepat masuk mobil ku, di luar dingin," ujar Lucas yang langsung berputar dan membukakan pintu mobil nya untuk Renjun.

Dengan cepat Renjun memasuki mobil tersebut.

To Be Continued....

What About Us? // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang