g. (bersih-bersih)

4.3K 476 15
                                    

Ketika mereka sampai di rumah Haechan, Lucas segera keluar dari mobil nya, memutar dan membukakan pintu mobil untuk Renjun.

Renjun yang di perlakukan seperti seorang putri hanya dapat tersenyum kepada Lucas.

"Terimakasih, maaf telah banyak merepotkan," ujar Renjun yang langsung disahuti gelengan dari Lucas.

"Aku senang bisa membantu mu, bila perlu, jika kau membutuhkan apapun, kau bisa bilang padaku," ucap Lucas.

"Ingat Jeno Renjun!" Batin nya.

"Rasanya itu terlalu berlebihan," Renjun tersenyum.

"Baiklah, karena ini sudah malam, aku langsung pulang saja ya," tutur Lucas.

"Sekali lagi terimakasih, dan hati-hati di jalan," Renjun membungkuk.

"Sama sama, kau langsung tidur ya, aku tahu kau lelah," kata Lucas yang langsung disahuti anggukan oleh Renjun.

Setelah itu Lucas berjalan menuju mobil nya, dan langsung meninggalkan halaman rumah Haechan.

Renjun berbalik badan ketika mobil Lucas telah lenyap dari pandangan, dan kini pandangan nya terarah oleh pintu yang terbuka.

"Yatuhan, mengapa anak itu tidak menutup pintu malam malam begini," gerutu Renjun sembari berjalan menuju pintu tersebut, kemudian masuk kedalam rumah dan menutup pintu tersebut.

"Haechan-ah, aku pulang," teriak Renjun yang tak mendapat jawaban sama sekali.

Renjun curiga mendengar suara tangisan dari lantai atas, tepat nya di kamar Haechan, tanpa ragu ia berlari menuju kamar Haechan lalu mengetuk pintu yang ada di sana.

Tok Tok Tok...

Tak ada jawaban dari dalam, Renjun langsung membuka pintu tersebut dan mendapati ruangan yang nampak seperti kapal pecah.

Barang barang berhamburan, terdapat banyak pecahan kaca di sana, dan yang paling parah, ia melihat Haechan yang nampak kacau di sudut ruangan.

"Ada apa dengan mu?" Renjun panik.

"Apa ada perampok memasuki rumah?" Tanya Renjun yang berlari menuju sahabat nya itu.

"Tunggu, biar ku telfon polisi," Renjun mengeluarkan handphone nya namun di cegah oleh Haechan.

Renjun kini bingung dan langsung menatap sahabatnya itu dengan tatapan bertanya.

"Tidak ada perampok atau apapun, ini semua ulahku sendiri," ujar Haechan yang membuat Renjun bergidik ngeri.

"Haechan-ah, ada apa? Kau memiliki masalah?" Renjun kini berhadapan langsung dengan sahabat nya itu.

"Mark," ujar Haechan yang kembali menangis.

"Ada apa dengan Mark? Di melukai mu?" Tanya Renjun.

"Tidak, seseorang datang kemari, menyuruh ku menjauhi Mark," jawab Haechan.

"Siapa yang kemari? Dan apa hak nya menyuruhmu menjauhi kekasih mu sendiri?" Renjun tersulut emosi sekarang.

"Jaemin, ia berkata bahwa Mark malam ini datang kerumahnya, membawa bunga dan bertemu kedua orang tua nya, ia bilang ia dan Mark akan segera bertunangan," jelas yang Haechan yang setelah nya menangis semakin jadi.

"Anak itu, dia memang terobsesi dengan Mark dari dulu, ku yakin ia hanya menghayal," Renjun berusaha membuat Haechan membaik.

"Tidak, ia membawa sebuah bukti, foto di mana Mark memberikan nya bunga, hiks," ucapan Haechan kali ini membuat Renjun terbakar api emosi.

What About Us? // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang