f. (jauhi milik ku!)

5.1K 494 7
                                    

Ketika Mark pergi dari rumah Jaemin, Jaemin langsung menghampiri Lucas yang sedari tadi bersembunyi di sisi kanan rumah Jaemin.

"Kau mendapatkan foto nya?" Tanya Jaemin ketika berada di hadapan Lucas.

"Ku potret momen kalian setiap detik," Lucas tersenyum.

"Baguslah, kau memang partner terbaik ku," Jaemin tersenyum jahat.

"Eits tunggu dulu! Kau juga harus membantuku mendapatkan seseorang," Lucas menatap Jaemin.

"Renjun? Asal ku dapatkan Mark, kau juga akan mendapatkan Renjun, pegang kata-kata ku," ujar Jaemin yang membuat Lucas lega dengan senyuman jahat nya.


°

°

°

Mark kembali ke toko bunga milik WinWin, dan ia menghela nafas ketika melihat panjang nya antrian orang-orang yang ingin membeli bunga.

Ia langsung mengecek handphone nya untuk melihat jam, sekarang sudah jam 8 malam tepat.

Masih ada waktu, -Batin Mark.

Ia langsung mengantri di antrian yang panjang bersama para pembeli di toko milik WinWin ini.


°

°

°

"Haechan," ujar Renjun kepada sahabatnya yang sedang asik menonton Stranger Things di ruang tamu.

"Iya?" Haechan menengok kepada Renjun yang sudah rapih dengan pakaian nya.

"Jeno segera menjemput ku, kapan Mark akan menjemputmu?" Tanya Renjun.

Haechan hanya menggelengkan kepalanya.

"Renjun bodoh! Haechan kan amnesia, ia saja tidak memegang handphone sejak ingatan nya hilang," batin Renjun.

"Kau masih ingat cara menggunakan handphone dan Line kan?" Renjun memastikan.

Haechan mengangguk.

"Handphone mu berada di laci lemari kamar, kau bisa mengambil nya dan menghubungi Mark untuk tahu kapan kau akan di jemput, atau barangkali kau mau menghubungi ku atau Jeno kalo kau butuh ketika kita sedang berada di luar," ujar Renjun yang lagi-lagi hanya di sauti anggukan oleh Haechan.

"Sebaiknya kau mengganti pakaian mu Haechan, aku pergi sekarang ya, Jeno sudah di depan," ujar Renjun sembari menggapai Hoodie putih nya.

"Kau mau pergi kemana dengan Jeno?" Tanya Haechan.

"Restoran dekat taman kota mungkin," jawab Renjun.

Haechan hanya mengatakan oh dan selanjutnya Renjun meninggalkan sahabatnya itu sendiri di rumah.

Beberapa menit sejak Renjun pergi, suara bel rumah berbunyi, Haechan nampak sedikit senang mengira Mark yang datang.

Ia langsung turun dari sofa, memakai sendal tidur nya dan berjalan menuju pintu, ketika ia membuka pintu ia melihat seseorang yang tak asing menurut nya.

Malam itu Haechan di telfon oleh Jaemin yang mengabarkan bahwa Mark sedang bersama nya di hotel.

Dan sebab itu lah Haechan memutuskan keluar dari rumah mendatangi hotel tersebut, dan kejadian tak terduga terjadi kepadanya sewaktu ia menuju hotel tersebut.

"J-jaemin?" Haechan gugup.

"Kau mengingat ku?" Tanya Jaemin.

Haechan mengangguk, dan Jaemin mulai tersenyum kepada Haechan.

"Boleh kah ku masuk?" Ujar Jaemin.

"Silahkan," Haechan membiarkan Jaemin masuk.

Mereka duduk di sofa ruang tamu milik Haechan, duduk mereka berhadapan sehingga Haechan dapat melihat sosok yang ia benci ini dengan intens.

"Jangan menatap ku seperti itu," Jaemin kembali tersenyum.

"Ada apa kau kesini?" Ujar Haechan yang kini hati nya sakit setiap kali melihat Jaemin dan membayangkan Mark bersetubuh dengan orang yang ada di hadapannya ini.

"Aku hanya ingin memberitahu mu, bahwa aku dan Mark akan segera bertunangan," ujar Jaemin membuat Haechan shock.

"Bertunangan? Namun mengapa Mark kembali ke hidupku? Mengapa ia tidak membiarkan ku lupa saja semua tentang nya dan aku, ia kembali mengingat kan ku tentang semua dan sekarang ia pergi bertunangan bersama jalang ini?" Batin Haechan tak karuan.

"Kau tak percaya? Barusan ia mendatangi rumah ku dengan membawa Bucket bunga, bertemu kedua orang tua ku dan berkata aku harus mengurus mu karena ia tak ingin membuat mu sakit hati," Jaemin menatap Haechan dengan tatapan miris.

Setelah itu Jaemin menunjukkan sebuah foto kepada Haechan, dalam foto tersebut seolah-olah Mark memberikan Bucket bunga kepada Jaemin.

"Aku tidak akan berbasa-basi lagi mengingat kondisi mu yang baru saja mengalami kecelakaan tiga hari yang lalu sehingga membuat mu terkena amnesia seperti sekarang. Kurasa kau ingat ketika aku memberitahumu bahwa malam itu, aku dan Mark melakukan sesuatu yang intim kan?" Jaemin tersenyum jahat.

Kini Haechan hanya dapat mencengkram sofa yang ia duduki dan terlihat bahwa matanya mulai berair.

"Jadi tolong jauhi apa yang menjadi milik ku," ujar Jaemin yang kini berdiri dari sofa.

"Terimakasih telah membiarkan ku masuk, aku bisa keluar sendiri sebelum kau mengusir ku, selamat malam Chanie," ujar Jaemin yang menekankan suara nya pada kata Chanie.

Jaemin langsung keluar dari rumah Haechan, lalu tertawa dengan puas. Sedangkan Haechan kini mulai kehilangan kendali nya.

Ia berlari menuju kamar nya dan membanting semua objek yang terdapat di sana, ucapan Jaemin tadi sangat menusuk hatinya, dan mengapa ia mengingat hal-hal yang tidak ingin ia ingat kembali dalam waktu yang sangat cepat ini.

"Aku benci hidup ku!" Haechan kini berteriak di iringi oleh tangisan.

To Be Continued....

What About Us? // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang