Mother

7.4K 43 0
                                    

Beberapa orang di dalam rumah tua itu keluar begitu mendengar teriakanku. Semua menatapku bingung dan mengira2, siapa 2 pasang manusia yang ada di depannya. Hanya satu orang yang menatapku lekat, menutup mulutnya untuk menahan tangis sesenggukan yang tak terhindar. Setetes demi setetes air mata meluncur dari sudut mata orang itu. Seorang wanita paruh baya dengan tatapan mata rindu membuncah, seakan menemukan apa yang telah lama hilang dari hidupnya. Aku berlutut di depan wanita itu. Aku benamkan kepalaku pada tangannya khidmat, tanda penghormatan dan kerinduan pada kedamaian yang pernah ku peroleh dari pemiliknya. "ibuuuuu..", air mataku mengucur deras saat aku menyembah sungkem pada wanita yang ku panggil "ibu".

Dielusnya kepalaku dengan kasih sayang yang tak kalah dengan kasih sayang seorang ibu pada anak kandungnya. "kenapa kamu baru pulang nak? Ibu sudah hampir lelah menunggu mu datang", kata itu terucap disela tangisnya. "maafkan aku bu.. maafkan..", tak mampu kulanjutkan jawabanku. Haru memenuhi rongga jiwa.

Lena mecium tangan ibu, "saya Lena bu.. pacarnya Radeet.. ".

Ibu tersenyum kepada lena, senyum tulus yang seolah berkata "selamat datang nak, kapanpun kamu diterima di sini..". Wajah ibu berubah cerah saat mengetahui aku datang bersama pacarku. Disekanya air mata dan berkata, "ayo nak.. kita masuk ke dalam.. kalian sudah makan belum?"

"Belum bu, tapi kami bawa oleh2 kok buat semuanyadi mobil," jawab lena.

"Waahhh.. anak baik.. sudah cantik, baik pula," puji ibu pada pacarku sambil memegang kedua tangannya.

Wajah Lena bersemu merah di puji begitu. "Deet, kamu ambilin oleh2 nya ya.. ibu mau ngobrol sama calon mantu ibu," ibu menyuruhku. Mereka berdua berjalan meninggalkanku yang masi berlutut ala drama si malin kundang.

Yang anaknya ini aku atau Lena sih? Ibu tak berubah..

Segera aku berdiri dan menyeka sisa air mata. Ku panggil salah satu dari beberapa anak2 yg tadi melihatku ber-malin kundang-ria, "heh shhttt.. ya kamu.. nama kamu siapa?", kataku kepada anak kecil gendut bermuka "all you can eat".

"Wawan om.." jawabnya polos.

"Kamu mau makanan ga?", tanyaku memancingnya.

"Mau om mau.. mau", WTF!! om? gw baru 27 taun tong,kataku dalam hati.Begitu mendengar kata "makanan" si gendut wawan langsung bersemangat. Beberapa anak juga lain juga ikut membantuku mengangkat karton berisi pizza, makanan mewah yang amat sangat langka bagi anak2 panti asuhan ini, ke dalam rumah.

Anak2 penghuni panti segera berkumpul begitu aku dan tiga anak lainnya membawa bungkusan karton segi enam bertulisan "pizzahit" berwarna merah. "apa itu om?", tanya salah seorang dari mereka. "itu namanya pizza tauk", kata kawan disebelahnya. Aku tersenyum mendengar obrolan mereka. Mengingatkanku pada masa kecilku saat pak wawan, seorang kaya yang baik hati, merayakan ulang tahun anaknya di panti asuhan kami. Saat itu kue ulang tahunnya berbentuk bulat dengan laapiran krim putih dan lempengan coklat menutupi krimnya. Ada 3 buah cerry di atas kue. Karena penasaran, aku pandangi kue itu lekat2. "kamu belum pernah makan kue ulang tahun ya?", kata seorang anak laki2 di belakangku, anak laki2 ini sepertinya memperhatikanku sejak tadi. "belum.. seperti apakah rasanya?", aku bertanya polos. Anak itu segera mengambil dua piring kertas dan pisau plastik, memotong kue itu dalam potongan segi tiga besar. "tapi.. tapi..", aku takut kami akan dimarahi. "udah tenang aja.. ini kue ku kok.. nih..", anak itu menyerahkan potongan kue ulang tahunnya kepadaku "namanya black forest", tambahnya. Kami duduk di rumput sambil memakan kue black forest itu. Pertama kali aku merasakan makanan yang begitu manis dan lembut. Serasa menjadi orang kaya. "hmmm", aku menikmati kuenya. "terimakasih ya.. kue ini enak sekali.. aku Radeet, nama kamu siapa?", aku berterimakasih dan menanyakan nama anak itu. "aku Erick..", anak itu menyambut salaman tanganku.

"Naniii, tolong bikinin teh anget dan kopi, ni ada kakakmu", suara ibu nyaring di sela obrolannya dengan Lena. Ku lihat mereka duduk di atas kursi panjang beludru merah dalam ruang tamu. Tak ada yang berubah, pikirku melihat ruang tamu sekaligus ruang keluarga ini. Sebuah ruang besar dengan lampu kipas tepat di atas tengah-tengah ruangan. Karpet biru usang bermotif bunga2 putih masih setia menempel pada lantai. Buffet panjang yang di atasnya banyak ditaruh bingkai foto anak2 panti asuhan yang telah "menempuh hidupnya sendiri". Salah satunya ada fotoku, foto sepuluh tahun lalu. Seorang pemuda tanggung dengan pose sedikit menunduk, pandangan mata tajam dan senyum meremehkan yang sengaja dibuat sok cool berada dalam bingkai bambu yang kubuat sendiri. Satu2nya bingkai yang terbuat dari bambu di antara belasan foto lainnya. Kursi panjang merah pun masi di tempatnya, di pojok ruang ditemani sabahat setianya si meja kaca. Tidak ada perubahan sejak 10 tahun lalu. Sejak terakhir aku berpamitan pada ibu di ruang ini.

Hujan lebat jatuh ke bumi, lampu oranye lebut menerangi ruang keluarga panti asuhan Utopia. 2 orang berdiri di bawah lampu hias. Satu wanita berumur antara 35-40 tahun, satu lagi remaja tanggung yang tertunduk diam. "kamu mau kemana malam2 begini?", wanita itu bertanya. "aku akan pergi... aku yang salah aku tidak pantas tinggal disini lagi", si pemuda menyahut. "kamu jangan pergi.. semua itu bukan salahmu, kejadian itu hanya kecelakaan", kata wanita itu lagi dengan nada sedih. "aku yang salah.. aku yang mengajak dia keluar.. aku yang mengendarai motornya.. aku yang menabrak..", jawab pemuda itu dengan nada frustasi. "Tapi nak, kecelakaan itu bukan salahmu.. kamu.. Fani.. hidup manusia di tangan Tuh-haaaann", bergetar suara wanita itu menangis. "aku harus pergi bu, aku tidak pantas tinggal disini lagi.. aku yang telah membunuh nya..", pemuda itu semakin menunduk, menyembunyikan air mata. "tapi nak..", belum selesai kalimat diucapkan oleh ibunya, pemuda itu mencium tangan ibunya dan berkata, "maafkan aku bu.. aku pamit.. ". Bergegas pemuda itu menembus dinginnya hujan meninggalkan ibunya yg bersimpuh, tak kuat menahan kesedihan. " faniii... Radeett.. ya Tuhaaaaann..", wanita itu berbisik lirih, memohon kekuatan dari Sang pencipta.

Kenanganku dibuyarkan suara tawa Lena, "hahahahahahha... oww dulu dia kaya gini ya bu?" "iya.. dulu Radeet itu ingusan.. trus suka ngelap ingus kemana-mana.. sampe repot dulu ibu bersihinnya", jawab ibu sambil menunjukan sebuah album foto kepada Lena.

Mampus.., pikirku. Terdapat fotoku bertelanjang dada dan menggunakanbajuku sebagai "sayap superman" sambil memegang pedang kayu. Waktu itu umurku kira2 6 tahun, dan aku berfoto dengan blepotan ingus.

"Itu kan masi kecil.. sekarang kan udah keren", aku menyela tawa Lena. "hahahahaha gayanya aja sok keren, taunya kecilnya kaya gini.. dasar bocah ingusan", kata Lena sambil menyejajarkan album foto di antara aku dan matanya, seakan mencocokan seorang bintang rock yang mampu menjual 2 juta keping album di negara ini dengan bocah ingusan bermain superman yang membawa pedang kayu. Apa mau dikata, itulah aku 21 tahun yang lalu.Pertama datang ke panti asuhan ini, aku adalah seorang bayi 5 bulan yang menangis yang ditinggalkan di depan pintu panti asuhan ini. Ibu lah yang pertama kali melihatku saat hendak menyapu halaman di pagi hari. Di gendongnya bayi menangis itu. Tangisan bayi itu berhenti saat cahaya sang fajar mengenai wajahnya. Sejak saat itulah aku dinamakan Raditya Putra, putra sang fajar, putra matahari.

Hampir sejak lahir aku tumbuh besar di panti asuhan ini. Orang yang menemukanku, yang biasa dipanggil Ibu Yati oleh orang kebanyakan, merawatku dengan ikhlas. Memberikan kasih sayang bagai seorang ibu kandung. Tanpa kenal lelah membesarkan, membimbing dan mengajariku. Tak pernah ku lihat dia lelah atau mengeluh merawatku saat sakit. Tak pernah dia memarahiku dengan keras waktu aku memecahkan pot atau kaca dengan ketapel dan bola. Dia selalu membelaku saat "ibu" yang lain memarahiku. Selalu memberi roti secara diam2 saat aku dihukum tidak mendapat makan malam. Dialah satu2nya yang menyayangiku dengan tulus. Dan pantas ku panggil "ibu"

NB : Baca juga cerita saya yang lain :

1. Alcohol, Sex and Rock n' Roll >> http://www.wattpad.com/story/22069603-alcohol-sex-and-rock-n'-roll

2. Alexander Vampire Hunter >> http://www.wattpad.com/story/22126473-alexander-vampire-hunter

3. Pelet (untuk) Cinta >> http://www.wattpad.com/story/22124152-pelet-untuk-cinta

4. Pirates Life >> http://www.wattpad.com/story/22748851-pirate's-life

5. Pendekar pedang Petir >> http://www.wattpad.com/104012308-pendekar-pedang-petir-anak-takdir

Alcohol, Sex and Rock N' RollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang